Jakarta -
Kelahiran prematur menjadi salah satu penyebab kematian bayi. Sejumlah dokter bahkan memberikan ibu hamil aspirin dosis rendah, seperti baby aspirin, untuk mengurangi risiko
preeklampsia, yang sering menyebabkan kelahiran prematur. Sebuah studi berusaha mencari tahu jawabannya.
Penelitian dilakukan selama dua tahun terhadap 12.000 wanita di India, Republik Demokratik Kongo, Guatemala, Kenya, Pakistan, dan Zambia, negara-negara yang tidak memiliki kapasitas NICU atau sumber daya perawatan kesehatan lainnya untuk merawat kelahiran prematur.
Para wanita yang menggunakan baby aspirin berkurang risiko kelahiran prematur sebelum 37 minggu sebesar 11 persen dan 14 persen, sehingga mengurangi kematian perinatal, yaitu saat janin meninggal sebelum lahir.
Mary Abernathy dari IU Health mengatakan, penelitian ini sangat menarik, tetapi wanita di Amerika Serikat seharusnya tidak langsung memulai minum baby aspirin. Ia berharap, ada lebih banyak rekomendasi penelitian baby aspirin.
"Kami selalu mencari-cari peluru ajaib untuk mencoba mencari cara mengurangi kelahiran prematur. Kelahiran pra-persalinan adalah salah satu penyebab utama kematian bayi dan di Indiana, kami menghadapi angka kematian bayi yang tinggi, angka kematian ibu yang tinggi. Jadi, apa pun kami lakukan untuk mengurangi kedua hal tersebut," kata Abernathy, mengutip
Wish TV.
Terkait penggunaan baby aspirin, ada beberapa langkah yang dapat Bunda lakukan untuk meningkatkan peluang kehamilan yang sehat dan jangka panjang, tanpa menambahkan aspirin dosis rendah ke dalam rutinitas.
 Ilustrasi ibu hamil minum aspirin/ Foto: istock |
Efek bagi ibu dan janinAbernathy menyarankan berhenti merokok dan penggunaan narkoba. Ini bertujuan agar memiliki berat badan yang sehat saat hamil dan juga menjaga jarak kelahiran. Selain itu, rencanakan setidaknya 18 bulan antara kelahiran bayi pertama danÂ
awal kehamilan baru. Apabila mempertimbangkan mengambil aspirin selama kehamilan, bicarakan dengan dokter.
Meskipun mudah didapat tanpa resep, tidak aman mengonsumsi aspirin selama kehamilan tanpa bimbingan dokter. Menurut
Mayo Clinic, dosis aspirin yang lebih tinggi bisa tidak aman selama kehamilan.
Minum aspirin selama kehamilan ditengarai bisa mengakibatkan gangguan aliran darah janin. Akibatnya bisa membahayakan kehidupan janin. Pada trimester pertama, itu terkait dengan keguguran dan cacat bawaan, pada trimester ketiga meningkatkan risiko penutupan dini pembuluh darah di jantung bayi yang sedang berkembang.
Sementara itu, mengutip
Very Health Family, American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menjelaskan, wanita hamil dengan faktor risiko tertentu untuk preeklampsia mulai menggunakan aspirin dosis rendah itu hal biasa. Secara khusus, ACOG merekomendasikan para wanita ini memulai terapi aspirin antara 12 minggu dan 28 minggu (lebih disukai sebelum 16 minggu), setiap hari sampai mereka melahirkan.
Rachel Gurevich, fertility advocate menjelaskan, satu efek aspirin pada tubuh bisa menyebabkan darah menjadi lebih tipis, yang pada gilirannya membuatnya cenderung membentuk gumpalan. Itu sebabnya aspirin dosis rendah kadang-kadang diresepkan untuk orang dengan riwayat serangan jantung atau stroke. Pil aspirin dosis rendah mengandung 81 miligram (mg) obat.
Apabila dokter kandungan meresepkan aspirin dosis rendah setiap hari, lanjut Guverich, pastikan untuk memberi tahu dokter tentang obat lain yang sudah Bunda minum. Aspirin dapat berinteraksi dengan obat tertentu dan mungkin berbahaya bagi orang dengan gangguan perdarahan tertentu.
Bunda, simak juga 4 cara mengatasi preeklampsia, dalam video berikut:
[Gambas:Video Haibunda]
(muf/muf)