Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Menghitung Usia Kehamilan 34 Minggu Serta Risiko Melahirkan Lebih Cepat dari HPL

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Kamis, 06 Jan 2022 20:23 WIB

Kehamilan
Ilustrasi Menghitung HPL/ Foto: Getty Images/iStockphoto

Bunda lagi menjalani kehamilan? Jangan lupa untuk menghitung Hari Perkiraan Lahir (HPL) ya.

HPL adalah waktu perkiraan melahirkan bayi yang sudah bisa dihitung sejak awal kehamilan. Selain dari Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT), HPL juga bisa ditentukan dari pemeriksaan ultrasonografi (USG) lho.

Menurut Staf Medis Women Health Service RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo, dr. Ilham Utama Surya, SpOG, Bunda perlu memastikan usia kehamilan saat mengandung janin. Melalui pemeriksaan USG di trimester pertama, Bunda bisa memprediksi waktu melahirkan dengan akurat.

"Yang paling akurat dari USG trimester pertama. Kalau USG di usia ini, akurasinya adalah paling tepat dibandingkan pakai HPHT. Selanjutnya nanti USG di trimester kedua dan ketiga untuk melihat panjang janinnya," kata Ilham saat dihubungi HaiBunda, belum lama ini.

Banner Blak-Blakan Mommy ASF Layangan Putus

Saat memastikan usia kehamilan, dokter akan membuat perkiraan melahirkan dalam rentang waktu 40 minggu. Ilham mengatakan, waktu melahirkan paling ideal yakni ketika usia kehamilan antara 38 sampai 42 minggu.

Nah, perkiraan HPL akan berada pada jarak usia kehamilan tersebut, Bunda. Bila kurang atau lebih dari dua minggu dari rentang waktu itu, risiko bisa muncul dan memengaruhi janin.

"Memang waktu yang tepat untuk persalinan adalah ketika usia kehamilan itu 38 minggu sampai 42 minggu. Kalau di bawah atau di atas itu, bisa meningkatkan risiko kematian pada janin," ujar Ilham.

"Jadi taksiran misalnya, dihitung dari trimester satu melahirkan tanggal 14 Februari, sehingga waktu optimal dia lahir adalah dari awal sampai akhir Februari. Jadi kalau bayi lahir di tanggal ini ya bagus," sambungnya.

Melahirkan kurang dari usia 38 minggu atau tepat di usia 34 minggu, bisa masuk kategori kelahiran prematur. Apa itu saja risikonya? Baca halaman berikutnya yuk, Bunda.

Simak juga 30 daftar barang yang wajib dibawa ke rumah sakit saat melahirkan, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



BAYI LAHIR KURAN DARI HPL DAN PERSALINAN PREMATUR

Kehamilan

Ilustrasi Bunda Hamil/ Foto: iStock

Persalinan yang terjadi di usia 34 minggu masuk kategori prematur ya, Bunda. Di usia kehamilan ini, waktu melahirkan sudah kurang dari HPL, yakni di bawah usia 38 minggu.

Lalu apa persalinan prematur dan risikonya pada bumil dan janin?

Dokter Ilham menjelaskan bahwa persalinan prematur adalah kelahiran bayi yang belum cukup bulan. Persalinan prematur terjadi saat usia kehamilan di bawah 37 minggu.

"Persalinan prematur bisa menjadi berbahaya saat bayi keluar belum cukup bulan atau waktunya. Bahaya ini bisa menyebabkan kecacatan pada bayi hingga kematian," kata Ilham.

"Ada beberapa hal yang membuat itu menjadi bahaya, bisa mengakibatkan kematian dan menyebabkan kecacatan pada bayi."

Berbeda dengan persalinan cukup bulan, persalinan prematur membutuhkan fasilitas yang lebih canggih untuk bayi baru lahir. Fasilitas ini adalah NICU (Neonatal Intensive Care Unit). Perawatan di NICU dibutuhkan karena kemungkinan meningkatnya risiko pada bayi prematur.

"Pada saat persalinan prematur itu membutuhkan fasilitas bayi yang lebih canggih, yakni NICU. Di NICU itu karena bayi yang lahir secara prematur bisa meningkatkan risiko kecacatan bisa dari atas sampai bawah hingga kematian," ujar Ilham.

Risiko persalinan prematur

Persalinan prematur bisa menimbulkan risiko pada janin, seperti

  1. Pendarahan di otak
  2. Kebutaan pada bayi (retinopathy prematurity)
  3. Gangguan di paru karena belum berkembang optimal (respiratory distress syndrome) hingga bayi susah napas dan bisa menyebabkan kematian
  4. Peradangan di usus (necrotizing enterocolitis)

"Yang utama pada bayi bisa terserang infeksi karena sistem imun dan suhunya belum bagus, sehingga bisa menjadi hipotermia dan menyebabkan metabolisme atau pencernaan kurang baik hingga kematian pada janin," kata Ilham.


(ank/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda