Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Mengenal Kuret ERPOC yang Dijalani Annisa Pohan, Pahami Juga 5 Efek Sampingnya

Humidatun Nisa'   |   HaiBunda

Kamis, 07 Jul 2022 07:00 WIB

Annisa Yudhoyono
Kenali Lebih Dalam Prosedur Kuret ERPOC yang Dijalani Annisa Pohan/Foto: Instagram

Annisa Pohan baru saja mengalami keguguran dan menggunakan prosedur ERPOC yang disebut serupa kuret bahasa umumnya, Bunda. Annisa menuturkan melalui akun Instagramnya @annisayudhoyono, bahwa dokter menyarankan metode tersebut kepadanya, manakala kehamilannya dinyatakan tidak berkembang di usia 7 minggu.

Selain itu, ukuran janinnya juga terlalu kecil dan tidak ada detak jantungnya. Sehingga tidak dapat dipertahankan, Bunda.

“Saran dokter agar segera dikeluarkan dan dibersihkan dengan sistem ERPOC (serupa dengan kuret bahasa umumnya), dan telah dilakukan kemarin 2 Juli 2022," jelasnya. 

Melansir dari Cambridgeorg, evacuation retained products of conception atau ERPOC merupakan prosedur membersihkan jaringan yang tertinggal dalam rahim setelah masa kehamilan berakhir. Jaringan tersebut biasanya berasal dari plasenta yang merupakan organ tempat berkembangnya rahim, Bunda. 
 
Lantas apa saja yang sebaiknya Bunda ketahui dari prosedur kuret ERPOC ini? Yuk kita simak terus.

Bukan hanya evakuasi untuk keguguran

Mengutip dari National Health Security, ERPOC merupakan prosedur yang dilakukan untuk melakukan pengangkatan RPOC (retained products of conception), Bunda. RPOC adalah jaringan yang tertinggal dalam rahim setelah masa kehamilan berakhir. Jaringan tersebut biasanya berasal dari plasenta yang merupakan organ tempat berkembangnya rahim. 

Prosedur RPOC umumnya dilakukan karena beberapa alasan, antara lain karena aborsi atau mengakhiri kehamilan, melahirkan secara caesar, keguguran, dan persalinan pervaginam. Nah, operasi ERPOC umumnya dilakukan selama kurang lebih 5 sampai 10 menit. Tetapi diperlukan waktu beberapa jam untuk pemulihan pasien.
 
ERPOC biasanya direkomendasikan dengan pertimbangan sebagai berikut:

  • USG menunjukkan kehamilan telah berakhir, tetapi tubuh Bunda belum memulai proses keguguran.
  • Keguguran belum selesai sehingga ada jaringan yang tersisa di tubuh Bunda.
  • Menunggu proses terjadi secara alami tidak berhasil atau Bunda lebih suka tidak menunggu
  • Obat untuk memulai atau mempercepat proses peluruhan tidak berhasil atau tidak sesuai untuk Bunda

Jika Bunda mengalami keguguran yang memerlukan manajemen bedah, prosedur ERPOC akan dilakukan sesegera mungkin. Mungkin perlu segera dioperasi jika Bunda mengalami perdarahan hebat. Namun jika tidak, aman untuk menunggu beberapa hari sebelum operasi ya. 

Kita lanjut ke halaman berikutnya yuk Bunda untuk tahu apa saja risiko yang bisa terjadi setelah menjalani ERPOC.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Saksikan juga yuk video tentang 10 buah yang sebaiknya tak dimakan saat hamil.

[Gambas:Video Haibunda]




RISIKO YANG BISA TERJADI

Medicine, Hospital, Medical Clinic, Ultrasound, Doctor

Foto: Instagram @annisayudhoyono

Sementara itu, merujuk ulasan Womanshealthgroup, terdapat beberapa risiko yang dikhawatirkan terjadi pada Bunda yang melakukan ERPOC, sebagai berikut:

1. Infeksi dada

Risiko ini disebabkan oleh kolaps di area kecil paru-paru. Perawatannya membutuhkan antibiotik dan fisioterapi. 

2. Nyeri dan bengkak pada kaki

Risiko ini karena adanya penggumpalan di kaki yaitu deep vein thrombosis (DVT). Dalam kasus yang jarang terjadi, sebagian dari bekuan darah dapat pecah dan berpindah ke paru-paru, yang dapat berakibat fatal.

3. Serangan jantung

Risiko ini disebabkan oleh ketegangan pada jantung. Ini dapat menyebabkan stroke.

4. Infeksi luka dan dada, masalah jantung dan paru-paru, dan pembekuan darah di pembuluh darah

Risiko ini lebih tinggi pada orang gemuk, dan pada perokok.

Banner Jus untuk DietJus untuk Diet/ Foto: HaiBunda/ Novita Rizki

5. Dalam kasus yang sangat jarang, kematian

Untuk menghindari semua risiko tersebut di atas, sebaiknya patuh prosedur dan mengomunikasikan apa pun ketidakpahaman Bunda agar mendapat pencerahan dari tenaga medis yang menangani Bunda ya.

Bunda harus yakin, rekomendasi tenaga medis merupakan sumber informasi dan rujukan yang cukup berdasar dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk mewujudkannya, butuh kerja sama yang baik antara Bunda dan tenaga medis agar mendapat hasil optimal ya. 


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda