Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Ibu Hamil sering Alami Kram Perut Bawah, Kenali Penyebab dan Cara Mencegahnya

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Jumat, 29 Mar 2024 17:00 WIB

Ilustrasi Ibu Hamil
Ilustrasi Kram Perut Bawah/ Foto: iStockphoto/Getty Images/prpicturesproduction
Daftar Isi
Jakarta -

Kram adalah kondisi yang kerap dialami perempuan saat haid. Keluhan yang sering terjadi di perut bawah ini juga sering dialami Bunda yang sedang hamil.

Kram perut bawah umumnya terjadi di awal kehamilan. Tetapi, tak menutup kemungkinan keluhan ini dialami di trimester kedua atau akhir kehamilan.

Menurut American Pregnancy Association (APA), kram saat hamil biasanya terjadi ketika rahim membesar sehingga menyebabkan ligamen dan otot yang menopangnya meregang. Kram mungkin lebih terasa saat Bunda bersin, batuk, atau mengubah posisi.

"Selama trimester pertama, kram sering kali disebabkan oleh perubahan normal yang terjadi selama perkembangan bayi. Kram secara umum dapat digambarkan sebagai sensasi perut seperti ditarik pada salah satu sisi atau kedua sisi perut," tulis APA dalam laman resminya.

Meski kram bukan gejala untuk mendeteksi kehamilan, keluhan ini sering kali menyertai banyak kehamilan. Dalam kebanyakan kasus, kram merupakan bagian normal dari kehamilan. Namun, ada beberapa kasus ketika kram perlu mendapatkan perhatian medis.

Penyebab kram perut bawah

Bunda hamil yang mengalami kram perut bawah umumnya merasakan nyeri yang tajam dan menusuk. Kram saat hamil biasanya mirip dengan kram menstruasi.

Ada beberapa penyebab kram perut bawah selama hamil. Berikut 5 penyebabnya:

1. Pertumbuhan rahim

Rahim akan tumbuh cepat di dua trimester pertama kehamilan. Rahim akan harus meregang untuk bisa menampung bayi yang sedang tumbuh.

Pertumbuhan rahim ini umumnya akan meninggalkan sensasi seperti tarikan di dalam perut atau kram. Selain kram, banyak ibu hamil melaporkan sakit di perut bagian bawah dan area kandung kemih.

"Saat bayi bertambah besar pada trimester kedua dan ketiga, ibu hamil mungkin merasakan lebih banyak rasa sakit di perut bagian bawah dan daerah kandung kemih. Ibu hamil mungkin merasakan kulitnya meregang dan tekanan karena beban tambahan," ujar Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi, Valinda Riggins Nwadike, MD, MPH, dilansir Healthline.

2. Implantasi

Kram perut bawah di awal kehamilan bisa disebabkan oleh proses implantasi. Untuk bisa hamil, sel telur yang telah dibuahi harus menempel pada lapisan rahim. Setelah sel telur berada di tuba falopi dan menjadi embrio, proses implantasi di rahim akan dimulai. Saat inilah, kram implantasi bisa dialami Bunda di awal kehamilan.

Menurut Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi, Dr. Sabiha Anjum, tidak semua ibu hamil mengalami kram implantasi. Hanya 30 persen perempuan mengalami kondisi ini di awal kehamilannya.

"Jika kram terjadi sekitar 7 hingga 12 hari setelah ovulasi, maka ada kemungkinan implantasi telah terjadi terutama bila disertai nyeri," kata Anjum, dikutip dari Parenting Firstcry.

Saat kram terjadi, perut bagian bawah bisa terasa sakit. Rasa sakit ini juga dapat terjadi di daerah sekitar perut hingga punggung bawah. Kram ini diasumsikan akan hilang setelah dua hingga tiga hari.

3. Nyeri ligamen bundar

Nyeri ligamen bundar (round ligament pain) adalah salah satu ciri hamil yang umum dialami para Bunda. Meski dikatakan normal, ciri hamil ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan karena munculnya rasa kram di perut bawah dan area pinggul.

Ligamen bundar adalah otot yang menopang rahim, dan ketika meregang, Bunda mungkin merasakan nyeri yang tajam dan menusuk, atau nyeri tumpul di perut bagian bawah. Kram karena nyeri ligeman bundar umumnya terjadi selama trimester kedua.

Kram ini juga relatif ringan dan bersifat sementara. Bunda tidak perlu mengkhawatirkannya selama tidak mengganggu aktivitas dan menyebabkan nyeri yang hebat.

"Nyeri ligamen bundar biasanya bersifat sementara atau intermiten. Hal ini biasanya dialami dengan munculnya kram yang tiba-tiba di daerah perut atau pinggul, dengan nyeri paling sering terjadi di sisi kanan. Beberapa ibu melaporkan kram dirasakan di kedua sisi perut," ujar Nwadike.

4. Dehidrasi dan kekurangan elektrolit

Kurang cairan hingga menyebabkan dehidrasi juga dapat menyebabkan kram perut bawah, Bunda. Kram yang dirasakan dapat terjadi bersamaan dengan kontraksi palsu atau Braxton Hicks.

Saat Bunda mengalami dehidrasi, aliran darah ke rahim akan berkurang sehingga menyebabkan kram atau kontraksi rahim. Kondisi ini umumnya juga dialami perempuan yang mengalami dehidrasi saat menstruasi.

"Respons rahim terhadap kekurangan volume darah dan cairan adalah munculnya kram, yang terasa seperti kram atau kontraksi saat menstruasi," ungkap profesor kedokteran ibu-janin di University of Texas Medical Branch, M. Clark, M.D., melansir dari laman Self Magazine.

Selama hamil, Bunda setidaknya perlu mengonsumsi 8 sampai 10 gelas air per hari. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dehidrasi yang ekstrem berpotensi meningkatkan risiko persalinan prematur.

5. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Kram perut bawah bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan, seperti Infeksi Saluran Kemih (ISK). Menurut APA, ISK adalah peradangan bakteri di saluran kemih. Ibu hamil berisiko lebih tinggi terkena ISK mulai minggu ke-6 hingga minggu ke-24 kehamilan karena perubahan yang terjadi saluran kemih.

Kram perut bawah yang dirasakan karena ISK, berbeda dengan kram seperti haid. Selain mengalami nyeri di perut bagian bawah, Bunda akan merasakan nyeri tekan di area tersebut.

Selain kram dan nyeri, gejala lain ISK adalah munculnya sensasi terbakar saat buang air kecil dan urine tampak keruh, gelap, berdarah atau berbau tak sedap. Pada beberapa orang, ISK juga dapat ditandai dengan demam ringan.

Perut Bagian Bawah Sakit saat Hamil Trimester 3, Kenali Penyebab dan Cara MengatasinyaIlustrasi Kram Perut Bawah saat Hamil/ Foto: Getty Images/Nastasic

Tanda bahaya kram perut bawah

Kram perut bawah saat hamil juga perlu diwaspadai ya, Bunda. Ada beberapa tanda bahaya kram perut bawah yang perlu mendapatkan penanganan medis, seperti:

  • Keluarnya darah dari vagina
  • Sakit atau kram yang berlangsung lama dan menjalar
  • Air ketuban pecah
  • Keputihan berlebihan dan tidak biasa
  • Tubuh menjadi lemas dan ingin pingsan
  • Buang air besar terasa sakit dan berdarah
  • Nyeri saat buang air kecil
  • Bengkak di kaki, tangan, dan wajah
  • Demam atau menggigil
  • Urine berbau tidak sedap
  • Sakit kepala parah
  • Nyeri punggung bawah disertai perdarahan
  • Gangguan penglihatan

Cara mencegah kram perut bawah saat hamil

Kram perut bawah saat hamil yang terjadi karena perubahan tubuh mungkin sulit dicegah, Bunda. Tapi bukan berarti tidak bisa diminimalkan nyerinya atau dicegah agar tidak menjadi parah.

Berikut beberapa cara mencegah kram perut bawah saat hamil yang dapat Bunda coba lakukan di rumah:

  1. Konsumsi cukup cairan selama hamil.
  2. Berendam atau mandi air hangat.
  3. Melakukan rileksasi.
  4. Kompres hangat bagian sakit.
  5. Mengubah posisi, seperti duduk atau berbaring.
  6. Mengonsumsi makanan bergizi.

Demikian penyebab dan cara mengatasi kram perut bawah selama hamil. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/ank)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda