HaiBunda

MENYUSUI

Beda Antivirus Favipiravir dan Oseltamivir, Mana yang Boleh untuk Busui?

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Rabu, 21 Sep 2022 14:35 WIB
Beda Antivirus Favipiravir dan Oseltamivir, Mana yang Boleh untuk Busui?/Foto: iStock
Jakarta -

Ketika menyusui, sedapat mungkin Bunda tak mengonsumsi obat. Apalagi yang kandungannya dikhawatirkan masuk ke ASI. Akan tetapi, karena suatu kondisi seperti COVID-19 yang memungkinkan Bunda mengonsumsi obat antivirus.

Menyoal antivirus, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI merilis daftar antivirus yang digunakan untuk pengobatan COVID-19. Di antaranya adalah favipiravir dan oseltamivir. Bunda sudah pernah mendengar kedua jenis antivirus tersebut?

Di 2020, BPOM RI merilis Informatorium Obat COVID-19 di Indonesia. Dalam Informatorium tersebut terdapat informasi tentang obat berdasarkan berdasarkan prosedur/manajemen terapi yang diterbitkan oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)  dan beberapa negara lain, seperti Cina, Jepang, AS, dan Singapura, beberapa pedoman global, seperti yang direkomendasikan oleh WHO, dan publikasi ilmiah.


Beda favipiravir dan oseltamivir

Jadi apa itu favipiravir dan oseltamivir? Apa perbedaannya? Berikut beberapa informasi yang dapat Bunda simak, terutama bagi Bunda yang menyusui:

Favipiravir

Favipiravir merupakan antivirus berupa 200 mg tablet. Indikasi obat ini adalah virus influenza pandemik baru atau berulang infeksi. Mengutip Informatorium yang dibagian BPOM RI, berdasarkan uji klinis favipiravir untuk obat COVID-19 di Jepang dan China, hasil awal menunjukkan efektivitas yang baik.

Kontraindikasi favipiravir

  1. Tidak boleh digunakan pada wanita hamil trimester pertama atau yang sedang merencanakan kehamilan.
  2. Hipersensitif terhadap semua komponen dalam tablet favipiravir.

Dosis

Pengobatan penyakit virus influenza: Pada orang dewasa, dosisnya adalah 1600 mg dua kali sehari pada hari pertama, diikuti oleh 600 mg dua kali setiap hari selama empat hari berikutnya. Perawatan total selama 5 hari.

Dosis obat tes COVID-19: Berdasarkan WHO, 1600 mg dosis pada hari 1 sebagai dosis awal diikuti oleh 600 mg, dua kali sehari mulai hari ke-2 sampai tidak lebih dari 14 hari.  Di Indonesia, menurut Prosedur Pasien COVID-19 PDV: 

  • Gejala ringan: bila perlu favipiravir 600 mg dua kali sehari selama 5 hari.
  • Gejala sedang dan berat: dosis pemuatan favipiravir 1600 mg 2 kali sehari, 1 hari dan kemudian 600 mg dua kali sehari (hari 2-5).

Amankah untuk ibu menyusui?

Favipiravir tampaknya tidak direkomendasikan untuk busui, Bunda. Jika favipiravir akan diberikan kepada wanita menyusui, maka harus berhenti menyusui karena metabolit aktif favipiravir dalam bentuk hidroksilasi terdapat pada ASI.

Bagaimana dengan oseltamivir? Aman untuk ibu menyusui? Baca di halaman berikutnya, ya.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Saksikan juga yuk video tentang dosis dan efek samping paracetamol untuk ibu menyusui.



(pri/pri)
OSELTAMIVIR

OSELTAMIVIR

Halaman Selanjutnya

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

7 Potret Rumah Rossa yang Modern dan Asri, Mushola hingga Kolam Renang Curi Perhatian

Mom's Life Annisa Karnesyia

Waspada! Ini Daftar Barang Elektronik yang Tak Boleh Dicolok Bersamaan di Satu Stopkontak

Mom's Life Aisyah Khoirunnisa

Ashanty Ultah, Ucapan Aurel Hermansyah Haru Ingat Pertama Kali Minta Jadi Ibu Sambung

Mom's Life Annisa Karnesyia

Terpopuler: Potret Kayra Miendra Putri Tora Sudiro jadi Model

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Deretan Ayah Artis Temani Anak Nonton Konser, Omesh hingga Vino G Bastian

Parenting Nadhifa Fitrina

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Penelitian Ungkap: Risiko Autisme Lebih Tinggi pada Anak yang Ibunya Terkena COVID-19 saat Hamil

7 Potret Rumah Rossa yang Modern dan Asri, Mushola hingga Kolam Renang Curi Perhatian

Bisakah IQ Seseorang Meningkat dan Berubah? Ini Penjelasan Psikolog

5 Resep Orek Tempek Basah, Nikmat Disantap dengan Nasi Hangat

Terpopuler: Potret Kayra Miendra Putri Tora Sudiro jadi Model

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK