Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Cara Memilih Kontrasepsi yang Aman untuk Ibu Menyusui

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Kamis, 05 Sep 2024 21:45 WIB

Ilustrasi Menyusui
Cara Memilih Kontrasepsi yang Aman untuk Ibu Menyusui/Foto: Getty Images/iStockphoto/shironosov
Jakarta -

Usai melahirkan biasanya banyak busui langsung ingin pasang KB. Agar lebih nyaman dan aman, ikuti yuk cara memilih kontrasepsi yang aman untuk ibu menyusui, Bunda.

Memilih kontrasepsi memang terkadang membingungkan. Apalagi, setiap ibu memiliki preferensi yang berbeda satu sama lain. Sehingga, kebutuhan alat kontrasepsi masing-masing ibu tentulah berbeda ya, Bunda.

Cara memilih KB yang aman untuk ibu menyusui

Pasca persalinan dan setelah masa nifas selesai, peluang untuk hamil kembali tetap ada ya, Bunda. Meskipun Bunda menyusui, kemungkinan tersebut bisa saja terjadi. Sehingga, menggunakan alat kontrasepsi menjadi jalan aman untuk tetap menjalin keintiman dengan pasangan.

Dalam memutuskan alat kontrasepsi, tak semua ibu langsung bisa memutuskan. Adakalanya mereka maju mundur memutuskan dan akhirnya berujung malah tidak pakai alat KB dan peluang kehamilan pun semakin besar.

Sebenarnya, saat Bunda berstatus ibu menyusui, ada banyak metode KB yang aman dan efektif kok, Bunda, untuk dipilih. Bunda pun dapat menggunakan alat kontrasepsi hormonal saat menyusui dengan aman. Metode tersebut tak akan membahayakan Bunda dan juga Si Kecil.

Jika Bunda masih bingung menentukan, ada baiknya berkonsultasi terlebih dahulu baik dengan bidan ataupun dokter guna mencari alat KB terbaik sesuai kebutuhan Bunda. Ingat ya, Bunda, menyusui mengurangi peluang Bunda untuk hamil hanya jika Bunda menyusui secara eksklusif. Dan metode ini hanya dapat diandalkan selama enam bulan setelah melahirkan bayi Bunda.

Agar berhasil, Bunda harus menyusui bayi Bunda setidaknya setiap empat jam di siang hari, setiap enam jam di malam hari, dan tidak memberikan suplemen. Ini berarti bayi Bunda tidak makan apa pun selain ASI. Di luar itu, untuk lebih aman, Bunda dapat menggunakan alat KB yang sesuai dengan preferensi dan minat Bunda untuk mencegah kehamilan.

8 Jenis kontrasepsi yang tepat untuk ibu menyusui

Sebagian besar dokter menyarankan agar ibu baru tidak berhubungan seks hingga setelah pemeriksaan 6 minggu. Jadi, Bunda mungkin tidak memerlukan kontrasepsi sebelum bayi Bunda berusia 6 minggu. Saat waktunya tiba, Bunda akan memiliki banyak pilihan kontrasepsi yang aman saat menyusui seperti berikut ini:

1. Pil KB

Beberapa pil KB dapat menghambat produksi ASI, yang akan mempersulit Bunda untuk menyusui bayi. Memang benar bahwa beberapa hormon dapat memiliki efek tersebut. Namun, tidak semuanya demikian.

Ada dua jenis pil KB yakni pil KB kombinasi yang mengandung  hormon estrogen dan progestin serta pil KB lainnya yang hanya mengandung progestin atau banyak dikenal pil mini. Seperti diketahui bahwa estrogen dapat menyebabkan produksi ASI berkurang.

Jadi, saat Bunda memberi tahu dokter bahwa Bunda sedang menyusui, kemungkinan besar mereka akan merekomendasikan pil mini. Karena, pil mini tidak akan memengaruhi produksi ASI Bunda sama sekali.

2. IUD

Jika Bunda menginginkan alat kontrasepsi jangka panjang yang tidak permanen, Bunda mungkin ingin mempertimbangkan IUD (alat kontrasepsi dalam rahim). Dokter dapat memasukkannya ke dalam rahim setelah Bunda melahirkan atau 6 minggu kemudian selama kunjungan ke dokter. Bunda tidak perlu ingat untuk minum pil setiap hari atau melakukan hal khusus apa pun sebelum berhubungan seks agar IUD berfungsi.

3. Implan

Bunda dapat mencegah kehamilan hingga 3 tahun dengan alat khusus seukuran korek api. Dokter akan menanamkannya tepat di bawah kulit di lengan atas. Bentuk kontrasepsi ini hanya mengandung hormon progestin, jadi tidak akan memengaruhi produksi ASI.

4. Suntikan

Dokter mungkin dapat memberikan suntikan kontrasepsi setiap 3 bulan. Suntikan ini mengandung lebih banyak progestin daripada implan.

5. Patches

Jenis KB ini dapat dikelupas seperti plester kontrasepsi dan Bunda dapat menempelkannya di punggung, lengan, perut, atau pantat Bunda selama seminggu. Plester tersebut mengandung dua hormon, estrogen dan progestin, seperti pil kontrasepsi kombinasi. Dokter mungkin tidak menganggapnya terbaik bagi Bunda saat Bunda menyusui bayi. Jika mereka meresepkannya, tunggu 6 minggu, hingga produksi ASI Bunda stabil.

6. Vaginal ring

Alat ini dapat diletakkan di dalam vagina dan dibiarkan selama 3 minggu. Bentuk kontrasepsi ini mengandung estrogen dan progestin. Karena Bunda sedang menyusui, dokter Bunda mungkin tidak ingin Bunda menggunakannya selama 6 minggu pertama setelah melahirkan.

7. Kondom

Alat ini mudah digunakan dan dapat mencegah kehamilan jika Bunda menggunakannya dengan cara yang benar setiap saat. Jika Bunda juga menggunakan spermisida (busa atau krim yang membunuh sperma), peluang Bunda untuk hamil akan semakin kecil. Spermisida tidak mengandung hormon apa pun seperti dikutip dari laman WebMd.

8. Diafragma

Dokter dapat memasangkannya 6 minggu atau lebih setelah bayi lahir. Alat ini dapat memberi tubuh cukup waktu untuk kembali normal setelah melahirkan. Jika Bunda memiliki diafragma sebelum kehamilan, tanyakan kepada dokter apakah diafragma tersebut masih pas. Banyak wanita membutuhkan ukuran baru setelah melahirkan.

Efek samping KB saat menyusui

Sekitar 4 hingga 6 minggu setelah melahirkan, setelah pasokan ASI Bunda terbentuk dengan baik, Bunda dapat mulai menggunakan kontrasepsi. Namun, pastikan untuk mendiskusikan masalah ini dengan dokter anak dan ginekolog bayi Bunda terlebih dahulu.

Secara umum, tidak ada efek berbahaya pada bayi ketika busui yang menyusui menggunakan kontrasepsi hormonal, tetapi penggunaannya dapat mengurangi pasokan ASI, terutama selama minggu-minggu awal menyusui.

Hal ini terutama berlaku ketika kontrasepsi hormonal dikombinasikan dengan pemicu stres seperti kembali bekerja atau menyusui yang lebih jarang. Pil KB dengan dosis estrogen tinggi cenderung mengurangi produksi ASI seperti dikutip dari laman Healthychildren.

Selain itu, IUD, kondom, diafragma, atau cervical cap dan spermisida dapat dipertimbangkan sebagai pilihan kontrasepsi alternatif untuk saat ini (meskipun agak kurang efektif). Bentuk-bentuk kontrasepsi ini tidak mungkin mengganggu produksi ASI Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda