Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Perhatikan Bun! 5 Penyebab Miss V Lembap dan Bikin Hubungan Seks Jadi Tak Nyaman

Kinan   |   HaiBunda

Sabtu, 05 Feb 2022 21:45 WIB

Close up view of young woman and Hand is a symbol of heart over her crotch. Feminine hygiene concept.
Ilustrasi penyebab miss v lembap. Foto: Getty Images/iStockphoto/Teerasak1988

Munculnya keringat berlebih di area vagina jika dibiarkan dapat membuatnya jadi lembap. Lama-kelamaan kondisi organ intim pun jadi terasa tak nyaman, termasuk saat berhubungan seks.

Produksi keringat berlebih bahkan juga dapat menyebabkan iritasi. Maka dari itu, penting untuk mengetahui faktor-faktor penyebab Miss V lembap dan hindari sebisa mungkin.

Dilansir Medical News Today, keringat berlebih di sekitar area vagina dan selangkangan juga dapat menyebabkan gatal dan terkadang dapat menyebabkan infeksi, seperti bakterial vaginosis dan infeksi jamur vagina.

Berikut beberapa penyebab Miss V lembap yang umum terjadi:

1. Latihan fisik 

Setelah Bunda banyak melakukan latihan fisik, produksi keringat tubuh biasanya akan meningkat. Termasuk pada bagian di sekitar vagina.

Segala bentuk aktivitas fisik yang berat akan meningkatkan suhu internal tubuh dan mengaktifkan kelenjar keringat untuk berproduksi lebih banyak. Latihan fisik yang secara khusus fokus pada bagian kaki, seperti berlari, dapat menyebabkan lebih banyak keringat di bagian bawah tubuh.

Maka dari itu, penting untuk segera mandi dan membersihkan diri sesegera mungkin guna mencegah area vagina menjadi lembap.

Banner Serba Serbi Air Mani WanitaFoto: HaiBunda

2. Rambut kemaluan tidak dirapikan

Rambut kemaluan yang jarang dirapikan dapat membuat keringat yang ada jadi 'terjebak'. Kondisi ini pun kemudian dapat membuat sekitar Miss V jadi lembap. 

Panas yang tertutup oleh rambut kemaluan ini juga dapat membuat bakteri jadi menumpuk, sehingga menyebabkan infeksi jika Bunda tidak membersihkan area tersebut dengan benar.

Untuk menghindari keringat berlebih dan lembap di area vagina, pertimbangkan untuk merapikan rambut kemaluan secara berkala.

3. Bahan celana dalam yang tak menyerap keringat

Penting untuk selalu memilih bahan celana dalam yang dapat menyerap keringat, terutama untuk mencegah area vagina menjadi lembap. Bahan celana dalam non-breathable ini tidak hanya menahan panas, tetapi juga tidak menyerap kelembapan, yang berarti keringat tetap ada di kulit.

Supaya kondisi ini tak terjadi, sebaiknya pilih celana dalam berbahan katun. Bahan ini selain ringan, juga dapat menyerap keringat dan kelembapan. 

Baca penyebab lainnya di halaman berikutnya ya, Bunda.

Simak juga video kelebihan melakukan hubungan seks saat hamil:

[Gambas:Video Haibunda]




PENGGUNAAN PEMBALUT DAN PANTY LINER

Couple with problems in relationship in bed

Ilustrasi penyebab miss v lembap. Foto: Getty Images/iStockphoto/LuckyBusiness

4. Penggunaan pembalut dan panty liner

Sebagian besar jenis pembalut dan panty liner terbuat dari bahan yang tidak mudah menyerap keringat. Produk-produk ini dapat membuat kondisi panas berlebih di area vagina, menyebabkan lebih banyak produksi keringat terjadi dan memicu kelembapan.

Jika sedang tidak diperlukan, sebaiknya hindari memakai panty liner. Selain itu, saat sedang menggunakan pembalut jangan lupa untuk menggantinya secara berkala agar tidak lembap. 

5. Memakai celana terlalu ketat

Model celana yang terlalu ketat, misalnya skinny jeans, juga bisa menjadi salah satu faktor penyebab Miss V jadi lembap. Kulit yang bergesekan dengan kain akan menyebabkan gesekan dan panas.

Saat panas terperangkap di bawah celana yang terlalu ketat, maka produksi keringat akan meningkat. Akibatnya, area sekitar vagina akan jadi lebih lembap dan membuat Bunda tak nyaman.

Sebisa mungkin sebaiknya pilih model celana yang longgar dan memungkinkan udara 'mengalir' ya, Bunda.

Kapan kondisi vagina lembap harus diperiksa ke dokter?

Keringat berlebihan pada area sekitar vagina dapat menyebabkan infeksi jamur atau bakteri. Bunda sebaiknya segera konsultasi ke dokter jika mengalami salah satu dari gejala berikut:

  • Gatal pada vagina atau vulva yang berlangsung selama beberapa hari
  • Muncul keputihan yang kental, ini bisa menjadi tanda infeksi jamur
  • Buang air kecil terasa menyakitkan dan ada sensasi terbakar di vagina
  • Nyeri saat berhubungan seks

Kesimpulannya, produksi keringat pada kulit di sekitar organ intim memang normal. Tetapi keringat berlebih dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan iritasi. 

Kurangi produksi keringat di sekitar vagina dengan mengenakan pakaian dalam berbahan menyerap keringat dan hindari kebiasaan memakai celana terlalu ketat.


(fir/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda