Jakarta -
Sudah ganti menu setiap hari, tapi kok si kecil tetap melakukan aksi tutup mulut ya. Kalau terus-terusan enggak makan, dari mana nutrisi yang masuk.
Hmm, jadi bingung deh dengan perilaku
gerakan tutup mulut (GTM) si kecil.
Sabar ya, Bun, menghadapi
si kecil yang susah makan memang tidaklah mudah. Sebelum putus asa, kenali berbagai faktor yang bisa menjadi penyebabnya. Mulai dari tidak menyukai tekstur makanan, hingga enggan mencoba berbagai makanan baru.
"Anak-anak memang kerap menolak makanan baru. Untuk itu, mulai dengan porsi kecil dan membuat makanan baru yang terlihat mirip dengan makanan favoritnya yang sudah dikenalnya," ujar Elizabeth Ward, MS, RD, penulis The Complete Idiot's Guide to Feeding Your Baby and Toddler, dikutip dari laman
WebMd.
Kondisi ini memang tidak mudah dilewati, Bun. Apalagi bayi yang menolak makan, biasanya akan memalingkan kepalanya, menepuk-nepuk sendok hingga menutup mulutnya. Alhasil, makanan pun makin sulit masuk.
Memaksanya makan tentu bukan jadi solusi. Beberapa alasan yang melatarbelakangi aksi GTM diantaranya si kecil sedang lelah, sakit, merasa terganggu atau memang masih merasa kenyang. Untuk itu, jangan dulu marah-marah ya, Bun, menghadapi si kecil yang menolak makanan yang disuguhkan.
Penyebab anak GTM/ Foto: iStock |
Selain hal-hal di atas, menurut sebuah ulasan
Yourkidstable, alasan sensorik kerap menjadi penyebab aksi tutup mulut si kecil. Misalnya saja, anak merasa terganggu dengan tekstur makanan yang kurang mereka sukai. Ketika mereka merasakan sesuatu terasa mengotori mulut atau tangan mereka, maka mereka pun tidak akan memakannya.
Pada faktor ini, biasanya akan menunjukkan gejala seperti tersedak, menggeliat, atau tampak ketakutan dengan aroma, sentuhan, atau rasa makanan tertentu, Bun.
Penyebab lainnya yakni faktor rutinitas seputar menu makanan dan waktu makan, dimana sangatlah penting membangun kebiasaan makan anak-anak dengan baik. Adakalanya, orangtua terlalu nyaman dengan kebiasaan makan diri sendiri, dan lupa untuk mengajari anak-anak kebiasaan makan yang sehat.
Misalnya, tidak membiasakan waktu makan yang teratur, makan di depan televisi, dan membiarkan anak-anak memilih makan atas apa yang mereka inginkan. Hal ini tentu menjadi perilaku buruk yang membangun kebiasaan makan tidak sehat bagi anak-anak. Sehingga, ketika hal tersebut tidak dipenuhi anak-anak, mereka cenderung menolak makanan yang disuguhkan.
Tidak hanya itu, terlalu memberikan kenyamanan berlebihan ketika si kecil tidak mau makan juga dapat menjadi celah bagi si kecil untuk menolak makanan. Seperti ketika bayi sedang tumbuh gigi dan nafsu makannya memburuk karena merasa tidak nyaman dengan fase tersebut.
Dalam posisi ini, sebaiknya Bunda tidak lantas memberikan si kecil makanan cepat saji yang membuat mereka lahap makan. Meski dalam
kondisi susah makan, tetap tawarkan pada si kecil makanan sehat sehingga ketika mereka merasa lapar akhirnya mereka pun akan memakannya.
Terpenting, Bun, jangan pernah memberikan makan pada si kecil secara paksa ya. Sebab, hal tersebut akan membuat mereka tidak nyaman dan trauma makan. Nah, jika permasalahan
mogok makan si kecil terus berlanjut, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter anak untuk mendapatkan solusi terbaik ya, Bun.
Bunda, simak juga yuk cerita April Jasmine waktu menghadapi anak-anaknya yang susah makan!
(rap/rap)