PARENTING
Anak Perfeksionis Rawan Alami Depresi Saat Dewasa, Ini Sebabnya
Melly Febrida | HaiBunda
Jumat, 10 Jul 2020 19:15 WIBHidup tak ada yang sempurna, terkadang ada saja yang tak sesuai harapan. Tapi bagi seorang perfeksionis, segala hal harus terlihat sempurna. Ini tak hanya dialami orang dewasa, Bunda juga bisa melihat tanda-tanda anak perfeksionis saat masih balita.
Seorang ibu, Jessica Grose, berbagi cerita tentang putrinya yang sudah menunjukkan tanda-tanda perfeksionis, padahal belum bisa berbicara lancar. Pada masa karantina seperti ini, Grose jadi lebih banyak terlibat mengajarkan anaknya. Ia melihat bagaimana anaknya tersiksa untuk menjadi sempurna.
"Jika pada lembar kerja matematika ada dua jawaban salah, ia hanya membicarakan itu saja. Bukan 18 jawaban yang dia jawab dengan benar. Dan 'kegagalan' tersebut di dalam benaknya sering jadi kehancuran," kata Grose.
Ia menuturkan, gurunya yang memperhatikan kecenderungan perfeksionis itu membantu menyelesaikan. Ia juga sudah melakukan semua kiat untuk membuat anaknya lebih nyaman dengan kegagalan. Seperti mengajukan pertanyaan ke anak tentang prosesnya, memuji fokusnya, menjadi model ketekunan, menceritakan dirinya yang mengalami kegagalan dalam hidup dan itu baik-baik saja. Tapi sepertinya, itu tidak membantu.
Untuk menghadapi era new normal, Grose kembali berbicara dengan seorang psikolog anak, psikolog penelitian yang berfokus pada perfeksionisme, dan seorang pendidik, untuk mencari cara terbaik untuk mendukung anak-anak yang berusaha menjadi sempurna.
Gordon Flett, Ph.D., direktur Pusat Penelitian Anak dan Remaja LaMarsh di Universitas York, yang meneliti perfeksionisme pada anak-anak dan orang dewasa selama beberapa dekade, menjelaskan bahwa anak mungkin menunjukkan tanda-tanda perfeksionisme saat berusia 3 atau 4 tahun.
Menurutnya, perfeksionisme itu hal biasa, dan bisa disebabkan banyak hal. Salah satunya diwariskan orang tua, Bunda. Tak disadari, media sosial juga bisa memperburuk perfeksionisme pada anak-anak.
Penelitian telah menunjukkan, perfeksionisme meningkat di antara anak-anak dan remaja dalam beberapa dekade terakhir. Saat anak-anak mencapai usia remaja, antara 25 dan 30 persen memiliki perfeksionisme maladaptif, yakni berjuang untuk kesempurnaan yang tidak realistis sehingga menyebabkan mereka sakit.
Menurut Flett, sebagian besar memiliki bentuk perfeksionisme yang kurang merusak. Tapi kalau dibiarkan, perfeksionisme menjadi faktor risiko depresi klinis dan kecemasan.
"Tekanan keluarga untuk mencapainya dapat memengaruhi anak-anak, tetapi demikian juga pengaruh sosial di luar rumah. Jika anak Anda dikelilingi anak-anak lain yang sangat kompetitif di lingkungan sekolah bertekanan tinggi, mereka mungkin merasa malu jika mereka tidak mengikuti," kata Flett.
Sementara penelitian sebelumnya memaparkan, ternyata perfeksionis bukanlah karakter yang dibuat seseorang untuk menunjukkan jati diri sebenarnya. Sebuah studi juga menunjukkan, sifat ini ditentukan oleh gen dan dimiliki seseorang sejak lahir. Tim peneliti dari Michigan State University menemukan fakta ini.
"Kami menemukan ada komponen genetik yang kuat di balik perfeksionisme, begitu juga antara perfeksionisme dengan tingkat kecemasan orang yang memiliki sifat itu," ungkap ketua tim peneliti studi, Dr. Jason Moser, dikutip dari detikcom.
Ia menambahkan, bahkan ada kontribusi khusus yang signifikan dari lingkungan luar rumah si perfeksionis. Tapi anehnya, peneliti tak menemukan bukti bahwa lingkungan rumah sendiri ada kaitannya dengan sifat itu.
Bunda, simak juga jawaban dr.Lula Kamal saat menjelaskan ke anak saat dirinya sebagai single parent. Di video Intimate Interview di bawah ini:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
4 Tanda Anak Perfeksionis, Salah Satunya Mencela Diri Sendiri
Anak Alami Gangguan Psikologis Hanya Jalani Terapi Online, Apakah Efektif?
Tak Disadari, 10 Perilaku Orang Tua yang Bisa Melukai Hati Anak
8 Jenis Gangguan Piskologis Anak, Hiperaktif hingga Skizofrenia
TERPOPULER
El Barack Makin Berprestasi di Sekolah, Intip Potretnya Dipuji Einstein oleh Jessica Iskandar
5 Potret Kreator Konten Evelyn Umumkan Kehamilan Pertama, Reaksi Suami Juan Jadi Sorotan
15 Makanan dan Minuman Sumber Kalsium selain Susu
Ciri-ciri Orang Tua Terapkan Dolphin Parenting, Bunda Termasuk Salah Satunya?
10 Contoh Soal Faktor Persekutuan Terbesar, Pembahasan dan Kunci Jawabannya
REKOMENDASI PRODUK
11 Rekomendasi Balsem Bayi yang Aman dan Nyaman untuk Kulit Si Kecil
KinanREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Primer Make Up Tahan Lama
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
Review Es Krim Baskin Robbins Musk Melon & Popping Shower, Rasa Favorit Nomor #1 di Jepang
Firli NabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Lotion Anti Nyamuk untuk Bayi yang Aman untuk Kulit
Asri EdiyatiREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Pensil Alis Warna Coklat Muda yang Bisa Jadi Pilihan Bunda
Amira SalsabilaTERBARU DARI HAIBUNDA
El Barack Makin Berprestasi di Sekolah, Intip Potretnya Dipuji Einstein oleh Jessica Iskandar
10 Contoh Soal Faktor Persekutuan Terbesar, Pembahasan dan Kunci Jawabannya
15 Makanan dan Minuman Sumber Kalsium selain Susu
Ciri-ciri Orang Tua Terapkan Dolphin Parenting, Bunda Termasuk Salah Satunya?
5 Potret Kreator Konten Evelyn Umumkan Kehamilan Pertama, Reaksi Suami Juan Jadi Sorotan
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Vidi Aldiano Buka Suara Usai Tubuh Terlihat Lebih Kurus
-
Beautynesia
5 Cara Menghadapi Orang yang Memandangmu Sebelah Mata
-
Female Daily
Wajib Tahu! Ini 5 Jenis Pemeriksaan untuk Mendeteksi Kanker Payudara sejak Dini!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Potret Cantik WAGs F1, Rebecca Donaldson, Dijuluki Queen of the Paddock
-
Mommies Daily
Fenomena “Grey Divorce”: Ketika Rumah Tangga Runtuh di Usia Senja