
parenting
Anak Mengaku Lihat Hantu? Bunda Jangan Panik, Baiknya Lakukan Hal Ini
HaiBunda
Jumat, 17 Jul 2020 10:33 WIB

Saat anak tiba-tiba bertanya, 'Itu siapa, Bunda?', padahal tidak ada orang. Di situlah Bubun jadi merinding dan serba salah. Kalau takut, nanti anak juga ikutan takut. Jadilah Bubun sok berani sambil mengatakan, 'Enggak ada siapa-siapa kok'.
Dikatakan psikolog klinis Natalie Frank, Ph.D, anak-anak cenderung belajar menggunakan imajinasi dalam permainan pura-pura. Karena itu, fantasi jadi bagian besar dari dunia mereka. Tapi pada satu titik, anak-anak enggak bisa membedakan antara fantasi dan kenyataan.
Frank menuturkan, psikolog perkembangan Jean Piaget pernah menjelaskan, anak-anak usia kurang dari 12 tahun memang sering salah mengira fantasi, penampilan, dan ilusi. Sebagai contoh, anak-anak percaya kalau sihir itu nyata, naga ada dan seseorang yang berpakaian seperti hantu benar-benar ada.
Tapi, penelitian yang lebih baru menunjukkan, anak-anak berusia tiga tahun umumnya bisa membedakan antara apa yang nyata dan tidak.
"Walaupun anak-anak kecil bisa mengetahui perbedaan antara fantasi dan kenyataan, mereka kadang-kadang salah menafsirkan hal-hal yang mereka lihat atau dengar, atau mereka mungkin tidak menyadari fenomena persepsi tertentu yang sudah dipelajari orang dewasa," kata Frank, dikutip dari Medium.
Misalnya saja saat anak melihat sesuatu dengan penglihatan tepi, atau mereka mengalami halusinasi hypnogogic atau hypnopompic, yakni saat jatuh tertidur atau bangun, mereka mungkin percaya itu pasti semacam hantu, peri, atau leprechaun. Orang dewasa jauh lebih mungkin untuk mengabaikan atau menjelaskan berdasarkan pengetahuan tentang proses persepsi.
'Hantu' yang anak-anak lihat mungkin jadi salah satu kesalahan persepsi. Mereka tidak benar-benar melihat bentuk makhluk yang tampaknya hantu, tapi punya persepsi yang enggak dipahami. Mungkin juga, 'hantu' ini adalah teman khayalan karena dua pertiga anak memiliki pendamping seperti itu.
![]() |
Menurut Frank, punya teman khayalan bukan menunjukkan awal dari penyakit mental, tetapi sebenarnya tanda perkembangan anak yang positif. Nah, kalau anak tiba-tiba mengaku melihat hantu, Frank menegaskan beberapa hal yang perlu Bunda lakukan.
1. Jangan panik
Banyak orang tua yang khawatir kalau anak-anak mereka mengalami kejadian aneh atau pengalaman perseptual.
"Biasanya anak-anak yang melaporkan melihat hantu tidak tertekan dan jika ini masalahnya, tidak ada alasan untuk khawatir."
2. Tanyakan sosok 'hantu'
Ajukan pertanyaan untuk cari tahu lebih banyak tentang hantu seperti apa rupanya, dan apa yang biasanya dilakukan saat anak melihatnya. Tanyakan apakah anak pernah melihat hantu sebelumnya dan kapan waktunya. Ini bisa membantu Bunda menentukan apa tujuan anak mengatakannya.
Misal, kalau orang tua cenderung marah dan gelisah saat anak bilang ada hantu di ruangan itu, bisa jadi mereka menyebut hantu sebagai cara mendapat perhatian.
"Ini bukan berarti mereka berbohong tentang mempersepsikan dengan cara tertentu, tapi mereka secara tidak sadar tahu bahwa penampilan teman hantu mereka memberikan konsekuensi positif bagi mereka," ujar Frank.
3. Apakah anak takut?
Bunda bisa bertanya, apakah anak itu suka melihat hantu atau malah takut. Kalau itu membuat anak takut, kata Frank, Bunda bisa menemukan cara untuk mengubahnya jadi hantu yang ramah, atau mungkin mengusirnya.
"Aturan dasar praktis yakni jika Anda tidak akan memberi tahu anak bahwa teman khayalan mereka tidak nyata, dan mereka hanya membayangkan, maka sama baiknya saat memperlakukan apa yang mereka katakan tentang hantu," tutur Frank.
Bunda perlu ingat juga, seringkali saat anak-anak mengalami fenomena ini, mereka benar-benar percaya apa yang mereka katakan.
4. Tegaskan tidak nyata
Katakan pada anak kalau itu tidak nyata, saat mereka meyakini itu ada. Cara tersebut akan membuat mereka cenderung tidak akan memberi tahu Bunda pengalaman lain di masa depan.
Jadi, Bunda bisa menciptakan jalur penting untuk membangun kepercayaan dan keyakinan bahwa orang tua akan percaya apa yang anak katakan. Bahkan kalau itu di luar kebiasaan.
Sebuah penelitian mengungkapkan, stimulasi magnetik di otak menginduksi orang seakan-akan melihat 'hantu'. Para ilmuwan mengklaim, seseorang yang melihat hantu itu hasil dari ledakan aktivitas listrik yang berlebihan di otak. Demikian melansir dari Nature.
Pada 1980-an, Michael Persinger, seorang ilmuwan saraf di Universitas Laurentian di Ontario, Kanada, melakukan percobaan untuk membuktikannya.
Berbicara tentang hantu, orang tua terkadang suka menakuti anak dengan hantu seperti kuyang supaya anak menurut. Tapi, ada efek ke anak yang enggak disadari lho, Bunda.
Seperti diungkapkan psikiater dari The Medical City, Dr Bess de Guia, menakut-nakuti anak dengan sosok tertentu termasuk hantu bisa merusak psikis mereka dalam jangka panjang.
"Ketakutan itu bisa jadi akar masalah seperti post-traumatic stress disorder, serangan panik dan gangguan kecemasan," ujar Bess, dikutip dari Inquirer.
Bunda, simak juga yuk pengalaman ahli forensik, dr.Sumy Hastry, mimpi didatangi jenazah minta ditemukan. Di video Intimate Interview berikut:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
6 Ciri Orang Tua Toxic & Perbuatan yang Melukai Anak, Hentikan dari Sekarang!

Parenting
5 Kalimat yang Tak Boleh Diucapkan kepada Anak, Ini Efeknya Bun

Parenting
7 Tanda Anak Kesepian, Kenali pada Si Kecil agar Ia Tak Lama-lama Bersedih

Parenting
7 Tanda Bayi Sedang Caper pada Bunda, Berikan Perhatian Lebih Ya

Parenting
Anak 6 Tahun Bilang Punya Pacar, Bunda Bingung Harus Jawab Apa?

Parenting
Hati-hati, 15 Ucapan Orang Tua Ini Bisa Membuat Anak Terhina
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda