
parenting
Cerita Rakyat Batu Menangis, Penyesalan Anak yang Tak Akui Ibunya
HaiBunda
Rabu, 23 Dec 2020 07:47 WIB

Jakarta - Cerita rakyat menjadi salah satu kiat menanamkan nilai moral pada anak-anak dengan cara yang mudah dipahami. Kalau Bunda ingin anak nurut dan patuh pada orang tua, bisa memilih legenda rakyat dari Kalimantan Barat yang satu ini.
Cerita rakyat tentang anak durhaka ke ibunya bukan hanya Malin Kundang. Dari Kalimantan Barat, ada cerita batu menangis.
Dina K dalam Seri Cerita Rakyat 34 Provinsi Kalimantan Barat Batu Menangis, menuliskan bagaimana seorang gadis cantik bernama Darmi yang berubah menjadi batu dan selalu menangis karena menyesal.
Darmi sehari-sehari hidup dengan ibunya. Sepeninggal ayahnya, kehidupan ibu Darmi memang sulit. Dia harus bekerja keras demi menghidupi Darmi.
Namun, Darmi tak pernah membantu ibunya mengerjakan pekerjaan rumah tangga, selalu saja ada alasan untuk menolaknya. Darmi selalu sibuk bersolek di depan cermin.
Hingga diceritakan pada siang itu, Ibu Darmi hendak melanjutkan panen singkong. Sebelum pergi, ibunya berpesan agar Darmi menggoreng ikan. Tapi Darmi lagi-lagi menolak.
“Tidak Bu! Nanti tanganku terpercik minyak,” kata Darmi menolak.
Meski anaknya selalu menolak, sang ibu terus saja mengalah. Sayangnya Darmi tidak menghargai kerja keras ibunya. Ibu Darmi hanya bis mengelus dada. Ia ikhlas, baginya yang terpenting kebahagiaan Darmi.
Kalau Darmi meminta uang untuk belikan baju, Ibu tak keberatan. Padahal, lemari bajunya sudah penuh dengan banyak baju. Darmi beralasan semua bajunya sudah kuno.
Suatu hari, Darmi dan ibunya ke pasar. Sepanjang perjalanan, banyak yang mengagumi kecantikan Darmi.
“Bu, ibu beruntung punya anak secantik ini,” kata seorang wanita.
Darmi yang mendengarnya langsung melotot. “Dari mana dia tahu kalau Ibu adalah ibuku? Pasti ibu yang pamer kan?” Tuduh Darmi kepada ibunya.
Sang ibu pun menjawab, orang menduga karena wajah mereka yang mempunyai kemiripan. Tapi Darmi mengelak, “Mana mungkin? Lihat ini!”kata Darmi sambil menyodorkan cermin ke ibunya.
Sang ibu menahan tangis sepanjang perjalanan. Bagaimana tidak, Darmi selalu bilang pada orang kalau itu bukan ibunya.
“Dia itu hanya dayangku. Ibuku yang asli ada di rumah. Dia cantik sepertiku,” katanya.
Setiap orang meragukannya, Darmi langsung marah. Ibu Darmi menyadari ia memang berbeda dari anaknya. Bajunya jelek, dan mukanya kusam. Darmi benar, ia tidak cocok jadi ibunya.
Akhirnya, Ibu Darmi memilih berjalan di belakang supaya anaknya tidak malu. Ibu Darmi menunggu anaknya dengan sabar ketika memilih-milih baju.
Lagi-lagi, pemilik kios berkata ke ibunya ketika Darmi sibuk memilih. “Anakmu cantik sekali.” Ibu tersenyum dan mengiyakan.
Dan Darmi kembali marah dan mengaku kalau wanita itu dayangnya. Namun pemilik kios mengatakan keduanya mirip.
Kesal dengan ucapan pemilik kios, Darmi pun meninggalkan kios tanpa belanja apapun.
Ibu dari belakang tergopoh-gopoh mengikuti langkah Darmi. Tapi Darmi tak peduli dan terus berjalan.
“Darmi. Aku ini ibumu, yang mengandungmu dan melahirkanmu. Mengapa kamu tega sekali?”
Orang-orang menoleh ke Darmi dan bertanya mengapa meninggalkan ibunya. Tapi Darmi tak peduli, ia terus berjalan. Dan tak sadar ibunya terjatuh. Darmi tak mendengar dan sudah berjalan terlalu jauh.
Orang-orang berusaha menolong sang ibu dan memandangnya dengan iba. Tiba-tiba Darmi mendekat dan Ibu berpikir Darmi menjemputnya. Tapi dugaannya salah.
“Kenapa lambat sekali. Ayo cepat”perintah Darmi.
Orang-orang yang melihatnya protes dan menegur karena itu ibunya. Darmi beralasan kalau dia tak pernah minta dilahirkan wanita itu. Dan Tuhan pasti salah karena seharusnya ibunya tidak seperti itu.
Darmi kemudian menarik tangan ibunya dan meninggalkan kerumunan.
Baca kelanjutan dongeng Batu Menangis di halaman selanjutnya.
Bunda, simak ya manfaat mendongeng untuk anak dalam video di bawah ini:
Batu Menangis yang Penuh Penyesalan
Foto: Getty Images/PeopleImages
Tiba-tiba, langit yang sebelumnya cerah berubah gelap. Hujan turun yang awalnya rintik menjadi lebat.
Petir pun menyambar-nyambar, suasana semakin mencekam. Ibu langsung mengajak Darmi buru-buru. Tapi Darmi diam saja. Ibu memandang anaknya dan Darmi membeku seperti patung.
“Ibu... aku tidak bisa menggerakkan tubuhku,” kata Darmi terpatah-patah.
Seluruh tubuhnya akhirnya kaku dan menjadi batu.
Sebelumnya Darmi sempat meminta maaf ke ibunya.
“Ampuni aku Bu”. Ibu Darmi menangis. “Tentu saja ibu mengampunimu Nak. Jangan tinggalkan Ibu.”
Semua sudah terlambat. Ibu Darmi hanya bisa menangis dan memeluk batu itu. Dan batu tersebut mengeluarkan ari mata. Air mata penyesalan Darmi.
Sampai sekarang, batu itu dikenal dengan sebutan Batu Menangis.
Dari cerita batu menangis itu, Dian mengatakan bahwa pesan moral yang bisa dipetik mungkin ibu kita bukan yang sempurna. Tapi, jangan pernah malu mengakui bahwa ibu kita adalah wanita terhebat.
“Dalam doa setiap ibu, pasti akan terselip doa-doa terindah untuk anaknya,” kata Dian.
Hubungan Ibu dan Anak Perempuannya
Soal hubungan ibu dan anak perempuan. Meskipun hubungan ibu-anak sering terdengar ideal dalam pikiran kita, dalam kenyataannya, hubungan itu sering kali rumit dan bahkan sangat rumit. Hubungannya juga sangat bervariasi
"Ada perbedaan budaya dalam bagaimana ibu dan anak perempuan berhubungan satu sama lain ketika kita bertambah tua. Setiap hubungan antara ibu dan anak berubah seiring waktu," kata psikoterapis F. Diane Barth, L.C.S.W dikutip dari Psychology Today.
Kata Barth, hubungan ibu-anak yang sudah rusak cenderung tak bisa diperbaiki. Untuk itu sebisa mungkin ibu dan anak perlu menjaga hubungan yang sehat dan positif. Menjaga hubungan bisa dengan bantuan keluarga atau bisa berkonsultasi ke ahlinya
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Sinopsis dan Pesan Moral Dongeng Populer Si Kabayan untuk Diajarkan pada Anak

Parenting
Kisah Roro Jonggrang, Legenda Candi Prambanan yang Bisa Diceritakan ke Anak

Parenting
Cerita Rakyat dari Jawa Tengah: Ada Keong Mas dan Timun Mas

Parenting
5 Cerita Pendek Anak Nusantara, Sarat Pesan Moral untuk Si Kecil

Parenting
Pesan Moral Dongeng Timun Mas, Gadis Cantik yang Berani Lawan Raksasa Jahat

Parenting
7 Dongeng Anak dari Legenda Cerita Rakyat, Menarik dan Sarat Makna
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda