PARENTING
3 Cara Mengobati Luka Batin Anak Saat Bunda Terjebak Toxic Parenting
Danang Baskoro, M.Psi., Psikolog | HaiBunda
Kamis, 07 Apr 2022 11:40 WIBBelakangan, istilah toxic parenting semakin populer untuk menyebut gaya pengasuhan orang tua yang tidak sehat. Tapi, apa sih sebenarnya toxic parenting itu?
Toxic Parenting adalah cara pengasuhan dari orang tua yang membuat pertumbuhan anak terhambat. Pertumbuhan pada anak ini mencakup emosi, fisik, dan psikologisnya.
Pada dasarnya, semua orang tua menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Tapi, tidak semua menyadari gaya pengasuhannya termasuk toxic parenting, Bunda.
Terkadang, ada orang tua yang secara knowledge, dia tahu bahwa pola pengasuhannya salah. Tapi, dia melakukan semua itu tanda sadar atau refleks karena emosi.
Tanda-tanda toxic parenting
Berikut tanda-tanda toxic parenting pada orang tua:
1. Menggunakan kata-kata kasar
Tanda toxic parenting bisa dimulai dari penggunaan kata-kata kasar saat mengasuh anak. Kata-kata kasar ini melebihi kritik dan dapat berupa 'labeling', Bunda. Misalnya dengan mengatakan ke anak, 'kamu ini bodoh'.
2. Suka main fisik
Orang tua yang toxic bisa menggunakan kekerasan dalam mengasuh anak-anaknya. Contohnya, memukul di waktu tidak tepat atau mencubit anak terlalu berlebihan.
3. Mengabaikan atau menelantarkan anak
Kebutuhan anak secara emosi, kognitif, dan fisik harus dipenuhi orang tua. Bila kebutuhan ini diabaikan, secara psikologis anak tidak akan berkembang.
Menilai diri dalam lingkup toxic parenting
Satu-satunya cara untuk menilai diri apakah kita termasuk toxic parenting, adalah dengan meminta penilaian dari orang lain. Bunda bisa meminta anak, suami, keluarga, teman, atau psikolog untuk menilai pola pengasuhan yang diterapkan ke anak.
Kita pun harus besar hati menerima penilaian ini dengan memilah ya, Bunda. Setidaknya, kita dapat berubah menjadi lebih baik demi masa depan anak.
Menilai diri sendiri juga penting meski hasilnya subjektif. Terkadang, banyak Bunda merasa menjadi orang tua yang toxic, padahal yang dilakukannya hanya mendisiplinkan anak demi kebaikan.
Jangan karena merasa menjadi toxic parent, Bunda 'longgar' dalam mendisiplinkan anak. Pada akhirnya justru kita benar-benar menjadi orang tua yang toxic karena mengabaikan mereka.
Penilaian toxic parenting ini tergantung dengan parameter atau rujukan. Tapi, akan lebih baik lagi kita tidak menilai sendiri, tapi menerima masukan dari orang sekitar.
Dampak toxic parenting
Anak yang menjadi korban toxic parenting akan mengalami hambatan perkembangan. Berikut dampak toxic parenting pada anak:
- Tidak memiliki rasa empati
- Kesulitan untuk memahami emosi orang lain
- Kesulitan untuk bersikap yang tepat dalam situasi sosial
- Sulit menahan keinginannya sendiri
- Perilaku tidak terbentuk sesuai norma
Toxic parenting juga dapat berdampak jangka panjang, Bunda. Seseorang yang mengalami pola pengasuhan ini saat kecil akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak matang, serta mengalami hambatan emosi, kognitif, perilaku, atau fisik.
Benarkah toxic parenting terkait dengan inner child yang terluka?
Toxic parenting memang bisa terkait dengan inner child seseorang yang terluka saat kecil. Tapi, ini tidak bisa dijelaskan secara sederhana, Bunda.
Inner child pada dasarnya hanya konsep yang dibuat manusia dan ini adalah respons yang kompleks. Inner child yang menyebabkan toxic parenting tak hanya disebabkan karena satu peristiwa, tapi multifaktor.
Anak yang pernah mengalami trauma masa kecil, tidak akan serta-merta membuat dia menjadi orang tua toxic saat dewasa. Apalagi bila orang tua mengawasi dan tidak membiarkan perubahan perilaku yang mungkin terjadi karena trauma.
Peran orang tua sangat penting untuk merespons apa yang dialami anak masih kecil. Meski begitu, toxic parenting karena inner child bisa saja muncul tanpa sengaja saat si anak menjadi orang tua.
Saat anak kecil, dia akan memetakan situasi atau peristiwa yang dialaminya dalam pikiran, terutama tentang bagaimana mempersepsikan keluarga, anak, dan orang tua.
Nah ketika sudah menjadi orang tua, secara tidak sadar dia akan menggunakan peta itu dalam mengasuh anak-anaknya. Meskipun dia tahu tentang pola pengasuhan yang baik, apa yang ada di pikiran bisa keluar dan akhirnya malah bisa menyakiti anak. Semua yang ada di pikiran itu adalah perasaan yang dia rasakan saat kecil.
Ini artinya, dia sebenarnya tahu bahwa hal yang dilakukannya termasuk toxic parenting, tapi tak sadar karena pengkondisian di masa lalu.
Nah, bagaimana cara mengontrol emosi hingga mencegah jadi orang tua yang toxic di halaman selanjutnya!
Simak juga cara mengelola emosi menurut psikolog dalam video di bawah ini:

CARA MENGONTROL EMOSI AGAR TAK MELUKAI HATI ANAK
Halaman Selanjutnya
Simak video di bawah ini, Bun:
Persiapan Memiliki Anak untuk Pasangan Baru Menikah
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Marak Tawuran Remaja, Ini Pentingnya Peran Keluarga & Pola Asuh Orang Tua
Pola Asuh yang Harus Orang Tua Hindari agar Anak Tak Alami Trauma Inner Child
3 Langkah Mengenal Minat & Bakat Anak Sejak Dini untuk Optimalkan Potensinya
Cegah Insecure saat Kumpul Lebaran, Ini 3 Tips Kuat Mental Saat Disenggol soal Parenting
TERPOPULER
Pesan Haru Alya Rohali untuk Sang Putri, Namira Adjani di Momen Siraman Jelang Nikah
Cinta Laura Diajarkan Hemat oleh Ayahanda Sejak Kecil, Sekarang Jadi...
Hak Asuh Anak dalam Perceraian Agama Islam Menurut Peraturan di Indonesia
Momen Atlet Voli Megawati Hangestrip & Suami Honeymoon di Bali, Intip 5 Potret Manisnya
Berebut Nama Bayi Impian, Bunda Ini Rela Tawarkan Ratusan Dolar AS ke Sang Adik
REKOMENDASI PRODUK
3 Pilihan Cooler Bag untuk ASI, Mana yang Paling Praktis & Tahan Lama?
Ratih Wulan PinanduREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Makeup Remover, Bersihkan Riasan untuk Kulit Berminyak hingga Kering
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Merek Cream Wajah untuk Atasi Bruntusan dan Ruam pada Bayi Beserta Estimasi Harganya
KinanREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Alat Penyedot Ingus Bayi yang Aman dan Tips Menggunakannya untuk Atasi Hidung Tersumbat
Asri EdiyatiREKOMENDASI PRODUK
10 Obat Sariawan untuk Ibu Menyusui yang Aman dan Mudah Ditemukan dari Medis-Alami
Dwi Indah NurcahyaniTERBARU DARI HAIBUNDA
5 Potret Isabel Azhari Anak Ayu Azhari, Jadi None Jakarta Selatan 2025
Pesan Haru Alya Rohali untuk Sang Putri, Namira Adjani di Momen Siraman Jelang Nikah
Berebut Nama Bayi Impian, Bunda Ini Rela Tawarkan Ratusan Dolar AS ke Sang Adik
Hak Asuh Anak dalam Perceraian Agama Islam Menurut Peraturan di Indonesia
Cinta Laura Diajarkan Hemat oleh Ayahanda Sejak Kecil, Sekarang Jadi...
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Toko Kue Ashanty Tutup, Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah Turun Tangan
-
Beautynesia
Bukan Sekadar Penghibur, Ini 6 Manfaat Memelihara Kucing di Rumah yang Tak Banyak Diketahui
-
Female Daily
Deretan Parfum Lokal Baru yang Bisa Kamu Coba Bulan ini. Ada Solid Perfume Gemas!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
40 Kata-kata Selamat Malam Lucu yang Cocok Dikirim ke Teman dan Pacar
-
Mommies Daily
Lerry Ginting: Society Terlalu Menitikberatkan Urusan Anak ke Ibu dan Itu Mengganggu Saya!