PARENTING
Cegah Insecure saat Kumpul Lebaran, Ini 3 Tips Kuat Mental Saat Disenggol soal Parenting
Danang Baskoro, M.Psi., Psikolog | HaiBunda
Minggu, 01 May 2022 11:48 WIBLebaran menjadi ajang silaturahmi keluarga tahunan. Tapi, tak jarang Lebaran justru bikin para Bunda insecure karena topik sensitif yang dibahas keluarga.
Saat Lebaran, beberapa Bunda bisa jadi insecure saat ditanya, 'Kapan punya anak lagi?', 'Kok anaknya dikasih susu formula sih masih kecil?', atau 'Kok pakai pengasuh buat ngurus anak yang masih bayi? Emang enggak ada waktu buat merawat anak?'
Semua pertanyaan tersebut sebenarnya bentuk perhatian untuk kita, Bunda. Orang yang bertanya mungkin merasa dekat dengan kita, sehingga tidak ada jarak.
Tapi sayangnya beberapa orang sering kali tidak mengerti, kalau topik pembicaraan tersebut membuat kita merasa insecure. Selama topik itu masih menjadi konflik dalam diri dan ingin kita tutupi, maka ketika ditanyakan, mau enggak mau akan terasa menyakitkan.
Budaya 'kepo' ini memang bukan hal baru lagi di Indonesia. Budaya Timur bukan individualis, tapi kolektif. Artinya, kita merasa ingin tahu dengan kondisi orang lain dan merasa punya keinginan untuk menolong bila orang itu kesusahan.
Kebanyakan mereka yang bertanya atau bicara topik sensitif ini tidak memiliki maksud yang jahat, Bunda. Biasanya mereka tidak menyadari bahwa pertanyaannya itu menyakitkan hati kita.
Silaturahmi jadi ajang pamer
Silaturahmi Lebaran ternyata juga dapat berubah menjadi ajang pamer materi lho, Bunda. Hal ini memang wajar terjadi.
Pada dasarnya, manusia memiliki kecenderungan ingin berada di strata sosial yang tinggi dan tidak mau lebih rendah. Ketika kita berada di strata rendah, kita kan menjadi inferior atau minder.
Seseorang yang berada di posisi itu akan berusaha bagaimanapun caranya untuk bisa berada di strata tinggi, entah dengan bekerja sampai kaya atau malah pura-pura kaya agar dilihat tinggi. Tanpa kita sadari, hal tersebut bisa menyakitkan orang lain lho.
Lalu apa yang harus dilakukan bila kita berada di situasi demikian?
Kita memang enggak bisa mengendalikan sikap orang lain yang suka pamer, tapi kita bisa kendalikan reaksi kita. Kalau ada yang pamer, tahan emosi dan perasaan agar tidak terpengaruh ya.
Ibaratnya, orang tersebut membuat permainan. Ia berharap agar orang yang ia ajak bicara ikut bermain. Kalau kita memilih untuk enggak main, artinya permainan akan berakhir dan orang tersebut berhenti mengajak kita.
Bunda juga perlu mengendalikan reaksi, mengontrol emosi, dan santai saja. Jika kita merasa rendah diri, hal itu justru dapat menimbulkan sikap-sikap inferior.
Simak juga cerita Zaskia Mecca besarkan lima anak dalam video di bawah ini:

CARA MENGONTROL DIRI SAAT MENDAPAT KRITIKAN DAN PERTANYAAN MENYAKITKAN