Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Selain Enak, Asupan Protein Hewani Terbukti Menurunkan Risiko Anak Stunting

ANNISAAFANI   |   HaiBunda

Jumat, 10 Feb 2023 21:50 WIB

mother measuring height of her son
Dampak Stunting Selain Gangguan Perkembangan Fisik pada Anak, Bunda Perlu Tahu/Foto: Getty Images/iStockphoto/Dejan_Dundjerski

Tahukah Bunda, Hari Gizi Nasional diperingati pada 25 Januari setiap tahunnya. Tak sekadar peringatan, momen ini juga dimanfaatkan untuk menggalang kepedulian dan meningkatkan komitmen dari berbagai pihak untuk pencegahan stunting.

Sampai saat ini, stunting masih menjadi PR besar untuk banyak pihak. Di Indonesia sendiri, stunting memang masih menjadi masalah kesehatan yang harus segera dientaskan. 

Kabar baiknya, hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menunjukkan penurunan menjadi 21,6 persen dibandingkan dari data 2021 yang mencapai 24,4 persen. Namun, angka tersebut masih lebih tinggi dibandingkan yang dianjurkan WHO yaitu di bawah 20 persen.

Sebagai bentuk kepedulian dan komitmen terkait isu tersebut, masyarakat dan brand didorong untuk terus menyebarluaskan informasi mengenai pentingnya asupan protein hewani demi pencegahan stunting.

"Danone Indonesia terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak dan pemerintah daerah terus berupaya mendorong adanya inisiatif dalam pencegahan stunting dan kesehatan lingkungan. Salah satunya melalui edukasi yang dapat berperan sebagai kunci untuk merubah perilaku masyarakat dalam upaya pencegahan stunting," papar Karyanto Wibowo, Sustainable Development Director Danone Indonesia pada Kamis (9/2/2023) di Pasar Seni Banyumulek, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Salah satu yang bisa dilakukan adalah memberikan edukasi gizi pada masyarakat secara langsung dengan Aksi Gizi Generasi Maju. Melalui acara yang berlangsung pada 9-10 Februari 2023 ini, ada banyak informasi yang dibagikan pada masyarakat setempat, khususnya bagi masyarakat yang berada di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Kebon Kongok.

Masyarakat yang menetap di pinggiran kota ini cenderung kurang mendapat perhatian khusus, terutama terkait edukasi gizi dan sanitasi. Padahal, mereka terbilang sebagai pahlawan dalam hal lingkungan, namun kesehatan dan kesejahteraan mereka masih menghadapi banyak tantangan.

Beberapa anak di wilayah tersebut bahkan ada yang tercatat mengalami stunting. Hal tersebut juga telah menjadi perhatian dan catatan yang langsung dikawal dengan ketat oleh Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah.

"Kami menyadari masih terdapat tantangan yang dihadapi di NTB dalam upaya untuk menurunkan prevalensi kasus stunting. Salah satu nya adalah dengan terus meningkatkan pemahaman masyarakat terkait pola hidup sehat, khususnya mereka yang berada di daerah pedesaan. Oleh karena itu, berbagai upaya terus dilakukan Pemerintah Provinsi untuk menekan angka stunting di NTB," tuturnya di Pasar Seni Banyumulek, Lombok Barat.

Sejauh ini, Sitti mengaku bahwa penanganan stunting memang pekerjaan berat. Sehingga, ini memerlukan kerja sama dan komitmen yang kuat dari berbagai pihak. Enggak hanya lapisan pemerintah, namun juga harus dibantu oleh pihak swasta serta masyarakat.

Demi menyukseskan program pengentasan stunting ini, pemerintah kabupaten Lombok Barat sudah menggelar Deklarasi Tuntas 5 Pilar STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat), yang meliputi Stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun di air mengalir, pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga, pengamanan sampah rumah tangga dan pengamanan limbah cair rumah tangga.

"Hal tersebut dapat tercapai berkat peran aktif Posyandu," tuturnya.

Simak kelanjutannya di halaman berikut ya, Bunda.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen. 

Simak juga pentingnya menerapkan feeding rules untuk mencegah stunting dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

RESIKO STUNTING PADA ANAK YANG TINGGAL DI SEKITAR TPA

mother measuring height of her son

Dampak Stunting Selain Gangguan Perkembangan Fisik pada Anak, Bunda Perlu Tahu/Foto: Getty Images/iStockphoto/Dejan_Dundjerski

Stunting memang menjadi topik yang sangat serius untuk diperbincangkan. Jika seorang anak mengalami hal ini dan tak segera mendapatkan penanganan yang serius, maka ini tak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik semata.

Diungkap dokter spesialis anak, dr. Ananta Fittonia Benvenuto, M.Sc, Sp.A, stunting juga mengganggu perkembangan otak hingga metabolisme. "Jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi stunting pada anak dapat menyebabkan terganggunya perkembangan otak dan metabolisme tubuh," pesannya.

Untuk itu, Ananta juga mengedukasi masyarakat dalam pemenuhan asupan protein hewani. Sebab, asupan ini memiliki peran besar menurunkan risiko stunting.

"Penting untuk dipahami bahwa penyebab utama permasalahan gizi adalah asupan gizi yang tidak optimal. Asupan protein hewani dan zat besi menjadi salah satu elemen kunci dalam optimalisasi masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), termasuk untuk pencegahan stunting."

Banner Hari Valentine

Selain status gizi yang buruk, terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan masih tingginya angka stunting di Indonesia, Bunda. Faktor tersebut yakni datang dari lingkungan yang tidak higienis, buruknya fasilitas sanitasi, minimnya akses air bersih, terbatasnya akses terhadap layanan kesehatan, serta infeksi penyakit juga bisa mengakibatkan stunting pada anak yang tinggal di daerah yang rentan terpapar infeksi seperti TPA.

"Anak-anak yang berada di lingkungan rentan terpapar penyakit infeksi seperti di TPA perlu dipastikan mendapat asupan makanan dengan gizi seimbang dan kaya protein hewani. Ini penting mengingat protein memainkan peran serius dalam memberi kekuatan pada sel T atau limfosit T tubuh, salah satu jenis sel darah putih yang bertugas melawan infeksi, baik bakteri maupun virus penyebab penyakit. Jika anak kekurangan asupan protein, maka akan menjadi lebih lemah dan rentan terkena penyakit."

"Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi makanan yang kaya protein hewani agar daya tahan tubuh anak tetap kuat sehingga nutrisi bisa optimal mendukung tumbuh kembangnya. Selain itu, dalam memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak, bisa juga dipertimbangkan untuk memberikan sumber nutrisi yang difortifikasi dengan kombinasi unik Zat Besi dan Vitamin C agar Si Kecil bisa tumbuh maksimal," sambungnya.


(AFN/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda