Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

6 Cara Terbaik Menegur Anak Tanpa Harus Membentak atau Memarahi

Meita Fajriana   |   HaiBunda

Selasa, 28 Mar 2023 07:00 WIB

Carina Asian mother comforting her distraught daughter at home.
Ilustrasi 6 Cara Terbaik Menegur Anak Tanpa Harus Membentak atau Memarahi. Foto: Getty Images/iStockphoto/Prostock-Studio

Kebanyakan orang tua berteriak pada anak ketika Si Kecil tidak menurut atau menunjukkan perilaku menantang. Bahkan bagi sebagian orang tua, membentak menjadi kebiasaan buruk yang terus menerus dilakukan pada anak.

Apa Bunda pernah melakukan hal tersebut? Faktanya, membentak atau memarahi anak memiliki dampak yang buruk pada tumbuh kembang Si Kecil lho, Bunda. 

Melansir laman Verywell Family, sebuah studi secara konsisten menunjukkan bahwa berteriak adalah salah satu dari delapan strategi disiplin yang dapat memperburuk masalah perilaku. Berteriak pada anak dapat mengarah pada perilaku buruk yang menyebabkan anak juga menjadi pemarah di masa depan.

"Berteriak pada anak secara terus menerus menjadi tidak efektif dari waktu ke waktu. Mungkin pada awalnya anak akan takut dan berhenti. Namun seiring waktu, anak yang sering dimarahi akan mulai mengabaikan orang tuanya," kata Ann-Louise T. Lockhart psikolog anak yang berbasis di Amerika Serikat dikutip dari laman Verywell Family, beberapa waktu lalu. 

Masalah lain dengan berteriak adalah kebiasaan ini tidak mengajari anak-anak bagaimana mengatur perilaku mereka. Jika seorang anak dimarahi karena memukul saudaranya, mereka tidak akan belajar bagaimana menyelesaikan masalah dengan damai.

Cara menegur anak tanpa harus membentak atau memarahi

Lantas bagaimana cara menegur dan mengajarkan Si Kecil disiplin tanpa membentak dan memarahi? Berikut tips yang bisa Bunda terapkan pada anak, dilansir dari laman resmi UNICEF:

1. Tetapkan aturan yang jelas

Saat Bunda dan Si Kecil telah menetapkan aturan bersama, berteriak, dan membentak akan cenderung sedikit terjadi. Aturan ini akan membuat anak mengerti dengan jelas apa yang boleh dan tidak boleh mereka lakukan.

Ketika aturan dilanggar, ikuti dengan konsekuensi langsung. Tahan keinginan untuk berteriak, mengomeli, atau membentak. Ketika Bunda melakukannya, kata-kata Bunda itu tidak dapat mengajari anak untuk berbuat lebih baik lain kali.

2. Tetapkan konsekuensi terlebih dahulu

Jelaskan konsekuensi negatif dari melanggar aturan kepada anak sebelumnya. Gunakan time-out, ambil hak istimewa, atau konsekuensi logis untuk membantu anak belajar dari kesalahan perilaku mereka.

Misalnya, Bunda dapat mengatakan: "Jika kakak tidak mengerjakan tugas sebelum makan malam, tidak akan ada menonton TV untuk malam itu."

Dari sana, serahkan pada anak untuk membuat pilihan yang baik. Karena keputusan ada di tangan mereka, kecil kemungkinan Bunda akan membentak Si Kecil.

Pertimbangkan konsekuensi mana yang paling efektif. Perlu diingat bahwa konsekuensi yang bekerja dengan baik untuk satu anak mungkin tidak bekerja untuk yang lain ya.

3. Berikan konsekuensi positif

Motivasi anak untuk mengikuti aturan dengan menggunakan konsekuensi positif. Jika ada konsekuensi negatif yang mereka terima karena melanggar aturan, pastikan Bunda juga menawarkan konsekuensi positif saat mereka mengikuti aturan.

Puji anak Bunda karena mengikuti aturan. Katakan sesuatu seperti, "Terima kasih telah mengerjakan PR setelah pulang sekolah hari ini. Bunda sangat menghargai itu."

Simak penjelasan lain di halaman berikutnya ya, Bunda.

Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan untuk anak. Langsung aja yuk, Bun klik di sini.

Simak juga video lakukan hal ini jika anak tidak mau mendengarkan Bunda:

[Gambas:Video Haibunda]




CARA MENEGUR ANAK TANPA MEMBENTAK DAN MEMARAHI

Carina Asian mother comforting her distraught daughter at home.

Ilustrasi 6 Cara Terbaik Menegur Anak Tanpa Harus Membentak atau Memarahi. Foto: Getty Images/iStockphoto/Drazen Zigic

4. Periksa alasan Bunda berteriak

Jika Bunda mendapati diri membentak Si Kecil, coba cari tahu mengapa Bunda bereaksi seperti itu. Jika Bunda berteriak karena marah, pelajari strategi untuk menenangkan diri. Ini akan membantu Bunda mengelola emosi dengan baik.

Saat merasa marah, luangkan waktu sendiri untuk menenangkan pikiran. Jika Bunda berteriak karena anak tidak mendengarkan apa yang Bunda bicarakan, cobalah strategi lainnya untuk mendapatkan perhatian anak.

Bunda bisa berlatih cara memberikan instruksi yang efektif tanpa meninggikan suara. Begitu pula halnya jika Bunda berteriak karena kesal, buat rencana yang jelas untuk mengatasi perilaku buruk anak ini.

Seringkali, orang tua meneriakkan ancaman kosong yang tidak pernah mereka lakukan. Ini hanya membuat anak tidak percaya pada ancaman di kemudian hari.

Banner Resep Lauk Pauk Buka Puasa

5. Tawarkan peringatan di saat yang tepat

Alih-alih membentak, beri anak peringatan saat mereka tidak mendengarkan. Katakan sesuatu seperti, "Saat kamu membersihkan mainanmu, kamu akan bisa bermain dengan balok dengan lebih mudah nantinya."

Berteriak sering memperburuk perilaku Si Kecil. Semakin sering Bunda meneriaki anak saat melakukan sesuatu, kemungkinan besar mereka akan semakin membangkang.

6. Laksanakan konsekuensi sesuai kesepakatan

Hindari mengomel atau mengulangi peringatan berulang kali. Lebih baik tindaklanjuti dengan konsekuensi untuk menunjukkan bahwa Bunda bersungguh-sungguh dengan apa yang Bunda katakan.

Disiplin yang konsisten adalah kunci untuk membuat anak mengubah perilakunya dan menjadi lebih patuh tanpa harus dibentak atau dibenahi. 

Perlu diingat bahwa mengambil gadget selama 24 jam atau menugaskan tugas tambahan akan membantu anak berpikir dua kali untuk melanggar peraturan lagi. Konsekuensi itu akan lebih efektif daripada meninggikan suara Bunda pada mereka.

Nah, itulah sederet cara terbaik menegur dan mendisiplinkan anak tanpa membentak dan memarahi. Selamat menerapkannya pada Si Kecil ya.


(fir/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda