PARENTING
Screen Time Anak Berlebihan Picu Risiko Gangguan Mental, Simak Detailnya
Nazla Syafira Muharram | HaiBunda
Rabu, 08 Nov 2023 19:22 WIBTingkat penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari telah mengubah banyak pola perilaku, termasuk juga bagaimana anak-anak tumbuh dan belajar. Salah satu isu yang berkaitan erat dengan teknologi dan semakin mendapat perhatian adalah screen time anak.
Screen time sendiri mengacu pada jumlah waktu yang dihabiskan anak-anak di depan layar perangkat elektronik seperti, ponsel, tablet, komputer, dan sebagainya.
Menurut WHO, screen time anak seharusnya dibatasi sesuai dengan usia dan kebutuhan masing-masing. Di mana anak-anak usia di bawah 2 tahun sebaiknya tidak diberi screen time sama sekali. Sementara, anak-anak usia 2 hingga 5 tahun dibatasi hingga 1 jam per hari saja, Bunda. Terlalu banyak screen time dapat berakibat negatif pada perkembangan fisik, perilaku, dan emosional anak, lho.
Tak hanya WHO, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) turut memberikan panduan terkait dengan screen time anak. Mereka merekomendasikan bahwa anak-anak pada usia pra-sekolah sebaiknya tidak lebih dari 1 jam per hari. Dengan mengikuti pedoman ini, maka orang tua dapat membantu anak-anaknya dalam mengembangkan kebiasaan sehat dalam menggunakan teknologi.
Dengan demikian, penting untuk Bunda melakukan pemantauan dan pengelolaan yang cermat untuk memastikan waktu yang dihabiskan oleh anak di depan layar dapat memberikan manfaat yang positif bagi anak, tak hanya sekadar hiburan semata, namun juga menjadi media pembelajaran dengan batas waktu yang sesuai pedoman.
Lantas, batasan screen time seperti apa menurut IDAI? apa saja hal yang perlu dilakukan oleh orang tua terkait dengan screen time? Berikut ini informasi lengkap mengenai screen time dilansir dari laman NBC News dan berbagai sumber. Simak yuk, Bunda.
Mengenal screen time
Screen time adalah istilah yang digunakan mengenai aktivitas yang berkaitan dengan jumlah waktu yang dihabiskan untuk berada di depan layar seperti, menonton televisi, menggunakan ponsel, menggunakan komputer, bermain games, dan sejenisnya. Aktivitas ini tidak memerlukan pergerakan yang banyak, dan hanya menggunakan sedikit energi.
Meskipun screen time tidak secara aktif melibatkan energi fisik, namun dampak yang diberikan apabila terlalu larut sangatlah negatif, Bunda. Terutama bagi anak-anak dengan usia di bawah 5 tahun. Adapun dampak yang disebabkan terlalu banyak screen time seperti, gangguan tidur, peningkatan emosional, bahkan sampai gangguan secara psikologis, lho Bunda.
Batasan screen time pada anak menurut IDAI
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), batasan screen time bisa disesuaikan dengan usia dan kebutuhan masing-masing anak. Biasanya, anak yang masih di bawah usia 2 tahun hanya diperbolehkan terpapar layar selama melakukan video call saja, Bunda. Dengan kata lain, anak dapat melakukan screen time jika hanya ada keterlibatannya dengan pembelajaran yang berguna bagi tumbuh kembang anak.
Penting untuk Bunda pahami juga, bahwa selama melakukan screen time, perlu adanya pendampingan dan pengawasan orang tua secara aktif terhadap anak. Hal ini diperlukan untuk terus menjaga batasan waktu dan pemanfaatan secara efektif terhadap penggunaan teknologi ini, Bunda.
Fakta studi screen time bisa picu gangguan mental OCD anak
Melansir laman The Hill, penerapan screen time di kalangan anak-anak meningkat dua kali lipat selama masa pandemi, Bunda. Hal tersebut dikaitkan dengan kondisi kesehatan mental yang lebih buruk dan tingkat stres yang lebih besar.
Sebuah studi baru menemukan adanya hubungan antara lamanya screen time dengan risiko yang lebih tinggi pada gangguan obsesif kompulsif.
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Adolescent Health, terdapat sekitar 9.200 anak di usia 9 dan 10 tahun memberi tahu para peneliti lama waktu yang mereka habiskan setiap hari untuk screen time, termasuk kegiatan bermain video game, menonton televisi, mengirim pesan, menggunakan media sosial, dan lainnya. Adapun rata-rata waktu yang dihabiskan anak-anak dalam penelitian tersebut ialah 3,9 jam per hari.
Setelah 2 tahun penelitian dilakukan, para peneliti terus mengamati para orang tua dari para anak-anak tersebut. Peneliti memantau gejala dan diagnosis gangguan obsesif kompulsif (OCD).
OCD sendiri adalah suatu gangguan psikologis ketika seseorang memiliki pikiran atau perilaku yang tak terkendali dan terus berulang, sehingga menjadikan seseorang tersebut merasa perlu untuk mengulanginya beberapa kali.
Adapun kasusnya pada anak-anak dalam penelitian ini, dibuktikan bahwa setiap jam tambahan bermain video game dapat meningkatkan risiko terkena OCD sebesar 15 persen. Sementara, untuk setiap jam tambahan menonton video risiko OCD meningkat sebesar 11 persen. Mengejutkan, pada anak dengan usia 2 tahun, 4,4 persen di antaranya telah mengembangkan OCD yang muncul dengan gejala awal, Bunda.
Smartphone atau tablet untuk menenangkan anak bisa menjadi bumerang
Pada dasarnya, pemanfaatan teknologi saat ini tak bisa dipungkiri sangat diperlukan, termasuk juga pada proses belajar tumbuh kembang anak. Namun, di sisi lain kecanggihan teknologi yang banyak digemari ini bisa menjadi sebuah "bumerang", lho Bunda. Hal ini berkaitan dengan bagaimana orang tua memiliki kebiasaan untuk menjadikan smartphone sebagai media alternatif dalam menenangkan anak ketika mengalami kondisi emosional tertentu.
Berdasarkan penelitian Michigan Medicine, metode pemanfaatan smartphone ini dapat menyebabkan peningkatan ketidakmampuan anak dalam mengatur emosi, terutama pada anak laki-laki. Meskipun dampak yang terlihat tak langsung secara kasat mata dirasakan, hal ini memicu konsekuensi dalam jangka panjang, Bunda.
Hal yang perlu dilakukan orang tua tentang screen time anak menurut ahli
Untuk mengurangi dampak negatif dari screen time terhadap anak, penting untuk orang tua memahami hal-hal apa saja yang perlu dilakukan dalam mengatasi hal tersebut. Adapun menurut ahli, salah satu cara yang bisa Bunda lakukan ialah membuat rencana media, di mana Bunda bisa membuat aturan atau batasan lama waktu yang diperbolehkan untuk anak melakukan screen time. Tak hanya itu saja, terdapat beberapa hal lainnya yang bisa Bunda lakukan, di antaranya:
- Hindari screen time menjelang waktu tidur
- Memperhatikan aktivitas anak ketika screen time
- Menanamkan kebiasaan makan tanpa screen time
- Menerapkan metode time out
- Apresiasi anak dengan pujian positif
Bunda, itulah informasi terkait dengan pengaruh screen time terhadap kondisi psikologis anak. Semoga Bunda bisa memberikan pengawasan yang sesuai agar anak mampu menjalani tumbuh kembangnya dengan baik, ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)Simak video di bawah ini, Bun:
Perhatikan Bun, 9 Ciri-ciri Tantrum pada Anak yang Membutuhkan Bantuan Psikolog
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Kenali 13 Karakteristik Anak Usia Dini demi Mendukung Perkembangannya
8 Tips Simpel & Asyik Ajarkan Anak Bahasa Inggris Dijamin Enggak Bosan
6 Cara Membantu Anak Merasa Kompeten, Bunda Jangan Terlalu Perfeksionis
10 Cara Melatih Mata agar Penglihatan Anak Tidak Lemah, Bunda Bisa Coba
TERPOPULER
5 Potret Cantiknya Lakeisha Putri Arumi Bachsin, Sering Disebut Kembaran Sang Bunda
Terbukti Secara Ilmiah, Jus Elderberry Bantu Turunkan BB dan Gula Darah
Berhubungan saat Awal Kehamilan, Ketahui Aturan dan Fakta yang Perlu Diketahui
5 Potret Rumah Mewah Baru Ria Ricis yang Hampir Selesai Dibangun
Romantis Abis! Ini Ucapan Donne Maula untuk Sang Istri Tiap Ulang Tahun
REKOMENDASI PRODUK
20 Botol Minum Lucu untuk Anak, Keunggulan, dan Estimasi Harganya
ZAHARA ARRAHMAREKOMENDASI PRODUK
10 Lotion Bayi & Anak untuk Merawat Kulit Kering dan Sensitif, Pilih yang Terbaik
Asri EdiyatiREKOMENDASI PRODUK
Botol Susu: Tips Memilih, Cara Sterilisasi untuk Jaga Kesehatan Bayi & Rekomendasinya
Azhar HanifahREKOMENDASI PRODUK
11 Rekomendasi Highlighter yang Bikin Makeup Lebih Stand Out
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
9 Rekomendasi Sunscreen untuk Ibu Menyusui yang Aman dan Bagus
Dwi Indah NurcahyaniTERBARU DARI HAIBUNDA
Curi Perhatian, Intip Penampilan Sherina Kenakan Kebaya Bali saat Upacara Sakral di Pulau Dewata
Berhubungan saat Awal Kehamilan, Ketahui Aturan dan Fakta yang Perlu Diketahui
5 Potret Cantiknya Lakeisha Putri Arumi Bachsin, Sering Disebut Kembaran Sang Bunda
Terbukti Secara Ilmiah, Jus Elderberry Bantu Turunkan BB dan Gula Darah
Melestarikan Budaya dan Dolanan Anak, Keraton Yogyakarta Gelar Festival Gya Dolan Sesarengan
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
DJ Panda Ngaku Minta Fans Serang Erika, Denny Sumargo: Memang Kurang Ajar Kamu
-
Beautynesia
Transformasi Fashion Lindsay Lohan di Tur Film Freakier Friday, Gaun Kristal hingga Gaya Western Chic
-
Female Daily
Akhir Pekan Seru di Taman Brightspot 2025! Kuliner, Musik, dan Piknik di Tengah Kota
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
10 Model Dunia Paling Top Saat Ini, Ada Gigi Hadid hingga Adriana Lima
-
Mommies Daily
The Fantastic Four: First Steps, Pelajaran Hidup Ibu Tangguh dari Karakter Sue Storm