HaiBunda

PARENTING

7 Penyebab Picky Eater pada Bayi yang Jarang Disadari, Salah Satunya Masalah Sensori

Kinan   |   HaiBunda

Senin, 29 Apr 2024 04:00 WIB
Ilustrasi 7 Penyebab Picky Eater pada Bayi yang Jarang Disadari/Foto: iStock

Pilih-pilih makanan tertentu atau picky eater pada bayi sebenarnya menjadi salah satu masalah umum yang banyak dialami oleh para Bunda di masa MPASI. Lalu, apa sebenarnya penyebab picky eater pada bayi?

Dikutip dari What to Expect, picky eater merupakan bagian normal dari perkembangan Si Kecil. Bisa disebabkan oleh karena meniru, masalah sensori, atau bahkan penyebab lainnya.

Jika Bunda khawatir masalah picky eater pada bayi bisa sampai mengganggu pertumbuhannya, segera lakukan konsultasi dengan dokter anak untuk mengetahui apakah ada penyebab yang mendasarinya.


Penyebab picky eater pada bayi

Apa saja yang bisa menjadi faktor penyebab picky eater pada bayi? Berikut ulasannya seperti dilansir berbagai sumber:

1. Tidak menyukai rasa tertentu

Salah satu penyebab picky eater pada bayi yakni mereka hipersensitif terhadap rasa tertentu. Biasanya terjadi pada menu sayuran. Rasa yang kuat atau tekstur yang tidak biasa dapat membuat Si Kecil kewalahan.

2. Jarang dikenalkan pada makanan baru

Bayi yang terlambat diperkenalkan dengan berbagai jenis makanan lebih cenderung menjadi picky eater. Jadi pastikan untuk memperkenalkan berbagai macam makanan sejak dini, mulai dari bubur, puree hingga tekstur yang lebih kasar.

3. Jadwal makan yang tidak konsisten

Pengaturan jam makan yang tidak konsisten dan memberikan terlalu banyak camilan kepada bayi dapat menurunkan nafsu makan mereka saat waktu makan. Batasi jumlah camilan yang diberikan, jangan lupa pilihlah camilan yang sehat seperti buah-buahan atau yoghurt.

4. Tidak suka tekstur makanan tertentu

Bayi memiliki indra perasa yang lebih sensitif dibandingkan orang dewasa, sehingga mereka mungkin akan lebih sering tidak menyukai tekstur makanan tertentu.

5. Masalah sensori

Dikutip dari Very Well Family, anak-anak dapat memiliki selera makan dua kali lebih banyak dibandingkan orang dewasa. Ini artinya anak bisa lebih mudah memiliki masalah sensori terkait makanan. 

Beberapa anak membuat keputusan mengenai makanan tidak hanya berdasarkan rasa, tetapi juga informasi yang mereka kumpulkan dari indra yang lain. Si Kecil mungkin menolak makanan berdasarkan satu atau lebih hal berikut:

  • Tekstur
  • Aroma
  • Penampilan
  • Gerakan (misalnya, membayangkan bagaimana puding bergerak-gerak)
  • Warna

Respons terbaik yang dapat Bunda lakukan adalah membiarkan ia bereksplorasi atau bahkan 'bermain-main' dengan makanannya. Dengan melakukan hal ini, mereka mempelajari hal-hal penting tentang masing-masing karakteristik makanan, sehingga membuat mereka lebih familiar.

6. Tidak mau mencoba hal-hal baru

Rutinitas memberikan ketenangan bagi bayi, mulai dari rutinitas sebelum tidur hingga menu makanan favorit. Dengan keinginan akan prediktabilitas seperti itu, Bunda dapat membayangkan bagaimana makanan baru dengan warna atau aroma berbeda bisa terlihat sangat menyebalkan baginya.

Namun, bukan berarti Bunda harus terus-menerus menyajikan makanan dalam zona nyamannya, seperti pasta atau sereal. Meskipun bayi tampak menolak makanan baru, Bunda harus tetap menawarkannya. 

Mungkin diperlukan banyak sekali percobaan hingga 10-15 kali sebelum ia mau mencicipinya. Namun, anak tidak akan pernah mencoba sesuatu jika tidak diupayakan.

7. Meniru perilaku pilih-pilih dari orang lain

Apakah Bunda cenderung jarang ikut makan bersama di waktu makan? Apakah Si Kakak sering menolak makan sayuran? 

Bayi dan balita belajar dengan mengamati dunia di sekitar mereka, jadi jika orang lain bersikap pilih-pilih di meja makan, ada kemungkinan mereka mungkin juga memiliki kecenderungan yang sama.

Salah satu hal terbaik yang dapat Bunda lakukan untuk meningkatkan pola makan yang sehat adalah dengan mencontohkan perilaku makan yang baik. Termasuk dengan menyajikan dan mengonsumsi berbagai macam makanan sehat, serta menerapkan kebiasaan makan bersama sebagai satu keluarga sesering mungkin.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Simak video di bawah ini, Bun:

Bayi Kelebihan Zat Besi: Kenali Ciri, Dampak & Cara Mengatasinya

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Parenting ZAHARA ARRAHMA

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Menyusui Amrikh Palupi

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

Cara Diet Aktor Korea Yoon Si Yoon untuk Turunkan BB 5 Kg dalam 1 Hari

Mom's Life Arina Yulistara

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Khayru Putra Gunawan Sudrajat Kerap Dibully saat Kecil, Kini Sudah Kuliah di Australia

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK