Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Mengenal Berat Badan Kurang atau Underweight pada Anak

ZAHARA ARRAHMA   |   HaiBunda

Kamis, 02 May 2024 04:00 WIB

Underweight
Underweight pada anak dan pengobatannya/ Foto: Getty Images/Liudmila Chernetska
Daftar Isi

Underweight atau berat badan kurang pada anak adalah kondisi berat badan anak tak kunjung naik dalam waktu lama. Kondisi ini perlu diwaspadai karena bisa menjadi serius dan dapat memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan anak secara keseluruhan.

Underweight bisa disebabkan oleh faktor kesehatan fisik maupun mental, Bunda. Walaupun begitu, underweight masih bisa diatasi dengan berbagai hal yang disarankan oleh saran dokter. Untuk mengetahui lebih lanjut, Bunda dapat menyimak artikel ini, ya.

Apa itu underweight atau berat badan kurang?

Berat badan kurang atau underweight pada anak adalah kondisi ketika berat badan Si Kecil berada di bawah rentang rata-rata yang normal di usianya. Oleh karenanya, banyak dari anak underweight akan terlihat lebih pendek dan kurus bila dibandingkan dengan teman sebayanya.

Kondisi berat badan yang di bawah rentang rata-rata normal ini, banyak disebabkan berbagai faktor dan dapat mengakibatkan berbagai kondisi, Bunda. Oleh sebab itu, penting sekali untuk memperhatikan kesehatan tubuh Si Kecil dengan apa yang ia konsumsi sehari-hari.

Penyebab underweight atau berat badan kurang  pada anak

Terdapat berbagai alasan yang menjadi penyebab mengapa anak-anak maupun orang dewasa memiliki berat badan yang kurang atau turun secara drastis tanpa sebab. Beragam penyebab ini bisa saja saling terkait sehingga semakin membuat berat badan susah naik walaupun anak sudah banyak mengonsumsi makanan, Bunda. 

Mengutip dari Medical News Today, berikut lima penyebab umum dari underweight pada anak-anak maupun orang dewasa:

1. Riwayat keluarga

Beberapa anak memiliki berat badan yang rendah dan sulit untuk naik karena karakteristik fisik yang menurun dari riwayat keluarga. Faktor genetik memiliki peran penting dalam menentukan berat badan anak-anak.

Beberapa studi penelitian menunjukkan bahwa riwayat keluarga dapat memengaruhi metabolisme, pola makan, serta kecenderungan terhadap berat badan. Anak-anak yang berasal dari keturunan dengan masalah berat badan kurang atau underweight, kemungkinan besar memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi yang serupa.

2. Sistem metabolisme yang cepat

Apabila seseorang memiliki sistem metabolisme yang cepat atau tinggi maka ia akan cenderung sulit untuk menaikkan berat badannya. Sistem metabolisme yang cepat dapat menyebabkan tubuh membakar kalori secara cepat juga.

Alhasil, sebanyak apapun makanan berenergi tinggi yang dikonsumsi olehnya, tidak akan memberikan perubahan yang berarti pada berat badannya. Dalam beberapa kasus, anak-anak dengan metabolisme yang cepat mungkin harus mengonsumsi lebih banyak kalori dari makanan dan minuman untuk menjaga berat badan mereka tetap sehat.

3. Sering melakukan aktivitas fisik

Sering beraktivitas fisik menjadi salah satu faktor penyebab berat badan yang kurang pada anak, terutama jika asupan kalori tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang meningkat akibat aktivitas tersebut. 

Aktivitas fisik yang terlalu intens dapat menyebabkan anak membakar lebih banyak kalori dari yang mereka konsumsi. Hal ini dapat mengakibatkan berat badan di bawah rentang rata-rata atau bahkan kekurangan energi. Oleh sebab itu, anak yang aktif perlu diimbangi dengan pola makan yang cukup dan seimbang nutrisinya.

4. Menderita suatu penyakit fisik yang kronis

Beberapa jenis penyakit kronis dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan menurunkan nafsu makan, yang berakibat pada penurunan berat badan yang tidak diinginkan. Beberapa contoh penyakit kronis yang dapat berkontribusi pada berat badan yang kurang meliputi:

  • Penyakit Celiac

Penyakit ini merupakan kondisi autoimun ketika konsumsi gluten menyebabkan kerusakan pada usus kecil, sehingga mengganggu penyerapan nutrisi. Anak dengan penyakit celiac mungkin mengalami berat badan yang kurang karena tubuh mereka tidak dapat menyerap nutrisi dengan baik.

  • Penyakit Crohn dan Kolitis Ulserativa

Keduanya termasuk dalam kategori penyakit radang usus (IBD). Penyakit ini dapat menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan, yang mengganggu penyerapan nutrisi dan menyebabkan penurunan berat badan yang tidak diinginkan.

  • Penyakit Ginjal Kronis

Anak-anak dengan penyakit ginjal kronis mungkin mengalami penurunan berat badan karena gangguan metabolisme dan penurunan nafsu makan, yang terkait dengan penyakit ini.

  • Kanker

Anak-anak dengan kanker atau yang sedang menjalani pengobatan kanker (seperti kemoterapi) sering mengalami penurunan berat badan sebagai hasil dari efek samping pengobatan, hilangnya nafsu makan, atau kebutuhan energi yang meningkat.

5. Mengidap penyakit mental

Kesehatan mental yang buruk dapat memengaruhi pola dan nafsu makan seseorang. Hal ini dapat mengarahkannya pada kondisi berat badan yang kurang dari ambang normal. Berikut adalah beberapa contoh penyakit mental yang dapat mempengaruhi berat badan anak:

  • Depresi

Anak-anak yang mengalami depresi sering kali kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya mereka nikmati, termasuk makan. Mereka mungkin mengalami penurunan nafsu makan atau tidak mampu makan dengan cukup, yang dapat menyebabkan penurunan berat badan.

  • Kecemasan

Kecemasan atau anxiety yang berat dapat mengganggu nafsu makan anak dan membuat mereka sulit untuk makan dengan baik. Anak-anak dengan kecemasan yang tinggi mungkin mengalami penurunan berat badan karena stres yang berkepanjangan dan perasaan gelisah.

  • Gangguan makan

Gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia secara langsung memengaruhi pola makan dan berat badan anak. Anak-anak dengan gangguan makan mungkin memiliki ketakutan berlebihan terhadap berat badan dan bentuk tubuh mereka. Hal ini tentunya dapat menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan.

Kapan anak dikatakan  underweight atau berat badan kurang?

Pengukuran berat badan pada anak-anak dapat dilakukan dengan menggunakan kurva pertumbuhan, yang memungkinkan untuk memantau apakah anak tumbuh sesuai dengan jenis kelamin dan usianya.

Anak usia 0–60 bulan dianggap memiliki berat badan yang kurang jika kurva pertumbuhan dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa berat badan sesuai dengan usianya (BB/U) berada di antara angka di bawah -2 hingga -3 standar deviasi (SD).

Di sisi lain, untuk anak usia 5–18 tahun, kategori underweight ditentukan berdasarkan grafik pertumbuhan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Jika grafik menunjukkan bahwa indeks massa tubuh sesuai dengan usianya (IMT/U) berada kurang dari 5, maka anak tersebut dianggap sebagai underweight.

Kebiasaan makan yang wajib dihindari agar berat badan anak tidak kurang

Untuk mencegah berat badan anak menjadi kurang, penting untuk menghindari kebiasaan makan yang dapat mengganggu asupan nutrisi dan pertumbuhan mereka. Bunda memerlukan rencana dalam mengatur pola makan yang sehat untuk menghindari kebiasaan yang berujung pada underweight.

Berikut adalah beberapa kebiasaan makan yang wajib dihindari agar anak terhindar dari underweight:

1. Makan dengan ditemani tontonan

Bunda perlu menghindari kebiasaan memberi makan Si Kecil dengan ditemani tontonan dari televisi atau ponsel. Hal ini dapat membuat perhatian anak saat makan teralihkan, sehingga ia akan lebih mudah kenyang padahal makanan yang diberikan belum habis sepenuhnya.

2. Konsumsi makanan tinggi gula dan rendah nutrisi

Makanan seperti permen dan coklat memiliki kandungan gula yang cukup tinggi dan rendah nutrisi. Memberi camilan seperti dua hal itu akan membuat anak tak mendapatkan asupan nutrisi yang seimbang.

3. Terlalu sering konsumsi fast food

Fast food atau makanan cepat saji adalah contoh makan yang tinggi lemak jenuh, gula, dan garam. Kebiasaan memberi makan Si Kecil dengan jenis makanan ini akan menyebabkan asupan gizi yang tak sehat bahkan berujung pada obesitas.

4. Melewatkan sarapan

Sarapan adalah sumber energi di pagi hari untuk menunjang aktivitas di pagi hari hingga siang. Apabila terlalu sering melewatkan sarapan, distribusi jumlah asupan nutrisi akan mengalami peningkatan yang terkadang begitu berlebihan jumlahnya.

5. Konsumsi minuman tinggi kalori

Kurangi kebiasaan dalam memberi minuman tinggi kalori, seperti minuman bersoda dan minuman manis lainnya. Cobalah untuk menggantinya dengan mengajak Si Kecil rutin meminum air putih untuk menjaganya tetap terhidrasi tanpa adanya kalori yang begitu berlebihan.

Bahaya underweight untuk kesehatan tubuh

Memiliki berat badan yang kurang dan di bawah batas normal dapat menyebabkan berbagai bahaya untuk kesehatan tubuh seperti halnya obesitas. Hal ini berlaku pada semua golongan umur, baik anak-anak hingga orang dewasa.

Tak semua orang yang memiliki berat badan di bawah batas normal akan mengalami efek samping dari kondisi ini, namun penting sekali untuk mengetahui dan mewaspadai bahaya underweight untuk para penderitanya. Berikut adalah beberapa bahaya dari kondisi tubuh underweight menurut Medical News Today:

1. Osteoporosis

Pada tahun 2016 silam, sebuah studi membuktikan hubungan antara berat badan kurang dengan kesehatan tulang. Penelitian ini membuktikan bahwa perempuan berisiko mengalami osteoporosis bila ia memiliki berat badan yang kurang dari rentang rata-rata. Hal ini dikarenakan kurangnya nutrisi yang diasup untuk menyokong kesehatan tulang sehingga berakibat pada tingginya risiko dalam rapuhnya tulang dan otot rangka yang mudah patah.

2. Gangguan pada kesehatan kulit, rambut, dan gigi

Kondisi underweight disebabkan oleh tak tercapai jumlah nutrisi harian yang diperlukan tubuh. Hal ini akan berujung pada gejala fisik yang mengganggu, seperti kulit yang kering dan terasa tipis, rambut rontok, atau gigi dan gusi yang mudah rusak serta berdarah.

3. Mudah kelelahan

Kalori adalah asupan terpenting yang berfungsi menjadi tolok ukur energi untuk tubuh terus terjaga staminanya. Apabila seseorang tidak mendapatkan jumlah kalori yang cukup dari makanan yang dikonsumsi, maka sulit untuknya mempertahankan berat badan yang ideal. Alhasil, tubuhnya akan merasa mudah kelelahan dan tidak bersemangat menjalani aktivitas.

4. Mudah terserang penyakit

Ketika Bunda maupun Si Kecil tidak mendapatkan energi yang cukup dari makanannya untuk mempertahankan berat badan yang sehat, maka mungkin juga untuk tak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk melawan bakteri penyebab penyakit. Akibatnya, orang-orang mungkin akan lebih sering jatuh sakit, dan penyakit yang umum terjadi, seperti pilek, dapat berlangsung lebih lama dari biasanya.

5. Anemia

Seseorang yang memiliki berat badan kurang cenderung memiliki jumlah darah yang rendah. Jumlah sel darah merah dalam tubuh anak yang alami underweight akan lebih rendah dari jumlah normal. Akibatnya, ia akan menderita anemia, sehingga akan terasa banyak gejala anemia yang mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti rasa pusing, sakit kepala, dan kelelahan.

6. Periode menstruasi yang tak menentu dan mempersulit kehamilan

Status jumlah asupan gizi adalah salah satu faktor yang dapat menentukan siklus menstruasi. Jumlah gizi ini sangat dipengaruhi oleh asupan makanan serta penyakit infeksi. 

Melansir dari laman Verywell Health, underweight juga berbahaya pada siklus menstruasi. Hal ini disebabkan oleh komplikasi antara ovarium dan sistem dari otak. Alhasil, munculah gangguan pada proses ovulasi yang menyebabkan terhambatnya siklus menstruasi yang tak menentu, dan bisa berujung pada pemberhentian haid.

Selanjutnya, sebuah ulasan di Better Health Channel juga menyampaikan bahaya dari underweight pada kesuburan wanita. Apabila indeks massa tubuh Bunda berada pada kategori kekurangan yang berat (<18,5), maka risiko ketidakseimbangan hormon dalam peluang kehamilan pun meningkat. Perempuan dengan kondisi berat badan yang kurang atau di bawah massa normal, membutuhkan setidaknya waktu lebih dari satu tahun untuk bisa mengandung.

7. Kelahiran prematur

Mengutip dari sebuah penelitian di tahun 2016, yang terbit dalam An International Journal of Obstetrics & Gynaecology, ibu hamil dengan berat badan kurang dari rentang rata-rata berisiko tinggi mengalami persalinan prematur. Ini disebabkan oleh kurang meratanya distribusi nutrisi yang cukup untuk bumil serta janinnya. Akibatnya, persalinan sering terjadi sebelum datangnya minggu ke-37 kehamilan.

8. Pertumbuhan tubuh yang lambat dan tak sempurna

Seperti yang umum diketahui bahwasanya anak-anak dan remaja membutuhkan nutrisi yang cukup untuk melancarkan pertumbuhan dan perkembangan fungsi tubuh, seperti otak dan tulang. Apabila anak memiliki berat badan yang kurang dari rata-rata artinya ia tidak mendapatkan cukup kalori untuk tumbuh seperti yang diharapkan. 

Diagnosis underweight atau berat badan kurang

Underweight biasanya dapat dilihat dan ditentukan dengan melakukan pemeriksaan Indeks Massa Tubuh (IMT), yaitu sebuah indikator yang membandingkan berat badan seseorang dengan tingginya. 

Seorang anak dikatakan mengalami underweight apabila ia berada dalam kategori kurus dalam indeks berat badan tersebut.

Perhitungan ini dilakukan dengan membagi berat badan (kilogram) dengan tinggi badan (meter). Mengutip dari laman Kementerian Kesehatan, berikut adalah kategori dalam menentukan batas ambang dari indeks massa tubuh untuk masyarakat Indonesia:

  • Kurus:
    • Kekurangan berat badan tingkat berat: <17,0
    • Kekurangan berat badan tingkat ringan: 17,0 – 18,4
  • Normal: 18,5 – 25, 0
  • Gemuk:
    • Kelebihan berat badan tingkat ringan: 25,1 – 27,0
    • Kelebihan berat badan tingkat berat: > 27,0

Apabila hasil indeks massa tubuh anak berada di bawah rentang 17, maka dapat dikatakan bahwa Si Kecil memiliki berat badan yang kurang dibandingkan dengan teman sebayanya, ya, Bunda.

Cara menaikkan berat badan anak agar terhindar dari underweight

Agar anak terhindar dari kondisi tubuh underweight, Bunda dapat melakukan beberapa tips dari NHS untuk menaikkan berat badan Si Kecil, ya.

  • Masukkan lebih banyak karbohidrat dalam menu makanan anak, seperti nasi, kentang maupun roti.
  • Tingkatkan asupan kalori pada makanan dengan menambahkan lemak sehat, seperti keju parut maupun susu sebagai pendamping makan.
  • Berikan Si Kecil minuman seperti milkshake atau smoothie berkalori tinggi selama waktu makannya.
  • Sediakan cemilan atau makanan ringan seperti biskuit, yoghurt maupun kacang-kacangan, bila anak lapar di sela jadwal makannya.
  • Berikan asupan obat suplemen atau vitamin A, C, dan D tambahan yang cukup bagi anak-anak yang berusia 6 bulan hingga 5 tahun di tiap harinya.
  • Dorong sikap makan yang sehat dan menyenangkan dengan melibatkan mereka dalam mempersiapkan makanan dan makan bersama-sama.
  • Apabila Si Kecil rewel saat menyantap jenis makanan tertentu, terapkan perkenalan makanan tersebut secara bertahap dalam porsi yang kecil. Hasilnya mereka akan mulai terbiasa dengan makanan tersebut.

Baby Center juga membagikan cara untuk Bunda terapkan kala ingin menaikkan berat badan anak, yakni dengan menambahkan asupan kalori yang kaya lemak, seperti alpukat, kacang-kacangan, dan minyak nabati sebagai sumber untuk memenuhkan kebutuhan kalori tubuh.

Berikut beberapa daftar makanan yang menjadi saran menu bagi Si Kecil yang ingin menaikkan berat badan:

  • Karbohidrat: nasi, roti, makaroni, pasta, pancake, kentang, atau sereal
  • Protein: telur, daging ayam, ikan, atau sapi, serta kacang-kacangan
  • Produk susu: susu murni, berbagai olahan keju, yoghurt, puding, dan es krim

Cara mencegah underweight atau berat badan kurang

Untuk mencegah terjadinya berat badan yang kurang dapat dilakukan dengan menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang nilai nutrisinya. Bunda perlu memastikan jumlah asupan kalori harian yang pas dalam mencukupi kebutuhan tubuh dan menyesuaikan dengan tingkat keaktifan dari aktivitas fisik sehari-hari.

Semakin banyak beraktivitas, maka semakin banyak pula makanan dan minuman yang perlu dikonsumsi untuk menunjang kebutuhan energi dan nutrisi.

Namun, apabila hal di atas tidak memberikan hasil yang sesuai atau justru menyebabkan penurunan berat badan, maka segeralah datang untuk menemui dokter. Sebab, hal tersebut bisa saja berarti bahwasanya Bunda maupun Si Kecil memiliki kondisi media tertentu yang menyebabkan terganggunya pertumbuhan tubuh.

Kapan underweight perlu ke dokter?

Bunda perlu membawa Si Kecil untuk menemui dokter apabila sudah mencoba untuk menaikkan berat badan namun tak kunjung memperlihatkan hasilnya. Sebab hal ini sangat bisa memiliki arti yang begitu serius terkait masalah kesehatan dalam tubuh.

Terlebih lagi untuk orang-orang yang sudah mengalami efek samping atau risiko dari adanya kondisi underweight ini, seperti terlambat haid maupun infertilitas.

Dengan datang menemui dokter, maka bisa diketahui penyebab pasti dari menurunnya berat badan yang tidak diinginkan ini. Sebab, bisa saja ada sebuah gangguan mental yang menjadi faktor, sehingga Bunda perlu mengajak Si Kecil untuk menemui bantuan profesional dari psikiater.

Bunda, demikian informasi seputar underweight atau berat badan kurang pada anak. Kondisi tubuh ini memang kerap terjadi pada Si Kecil, untuk itu penting untuk selalu mengawasi apa saja yang ia konsumsi sehari-hari. Semoga informasi ini dapat membantu, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda