HaiBunda

PARENTING

Kerumut pada Anak, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Selasa, 20 Aug 2024 22:15 WIB
Kerumut atau campak/ Foto: Getty Images/parinyabinsuk

Di Indonesia, kerumut menjadi istilah lain dari penyakit campak. Bunda mungkin sudah tidak asing lagi dengan penyakit satu ini. Penyakit yang disebabkan oleh virus ini, termasuk penyakit yang paling sering menyerang anak-anak.

Bahayanya, jika tidak ditangani dengan benar, kerumut atau penyakit campak bisa menimbulkan komplikasi serius pada anak-anak, Bunda. Oleh karena itu menurut Kemenkes RI, masih penting bagi orang tua untuk memahami penyakit ini walaupun kasus campak telah berkurang signifikan berkat program vaksinasi.

Namun, tetap penting bagi Bunda untuk mengetahui ciri-ciri kerumut, penyebab kerumut, hingga cara menghilangkan atau menyembuhkan kerumut pada anak-anak. Simak selengkapnya berikut ini! 


Mengenal kerumut 

Kerumut atau campak adalah penyakit pernapasan sangat menular yang disebabkan oleh virus. Gejalanya berupa ruam yang menutupi seluruh tubuh, mulai dari kepala dan menyebar ke bawah.

Kerumut adalah penyakit virus yang menyebabkan demam dan ruam. Penyakit ini sangat menular dan menyebar melalui udara ketika penderita kerumut berbicara, batuk, atau bersin. Tidak ada pengobatan medis untuk kerumut, jadi harus membiarkan virusnya berjalan dengan sendirinya. Perlindungan terbaik terhadap kerumut adalah dengan menerima vaksin campak.

Penyebab kerumut atau campak

Virus yang sangat menular yang disebut morbillivirus menyebabkan kerumut, Bunda. Seperti yang telah dijelaskan sedikit di atas, penyakit ini ditularkan melalui udara, artinya penyakit ini menyebar melalui udara ketika orang yang terinfeksi bernapas, batuk, bersin, atau berbicara.

Jika menghirup partikel dari penderita kerumut, kita juga bisa tertular. Tetesan di udara dapat tetap berada di ruangan selama dua jam bahkan setelah penderita campak meninggal. Tetesan dapat mendarat di permukaan dan menyebar melalui jalur tersebut.

Penyakit kerumut disebarkan melalui:

  • Berbagi minuman atau makanan dengan penderita kerumut.
  • Mencium seseorang yang menderita kerumut
  • Berjabat tangan, berpegangan tangan atau memeluk penderita kerumut
  • Menyentuh permukaan yang mengandung virus lalu menyentuh mulut, hidung, atau mata
  • Dari orang hamil hingga bayinya, baik selama kehamilan, persalinan, atau saat menyusui.

Tanda dan gejala kerumut pada anak

Mengutip laman Layanan Kesehatan Nasional (NHS) Inggris, kerumut atau campak biasanya dimulai dengan gejala seperti pilek, diikuti ruam beberapa hari kemudian. Beberapa orang mungkin juga mengalami bintik-bintik kecil di mulutnya.

Gejala pertama penyakit campak meliputi:

  • suhu tinggi
  • hidung meler atau tersumbat
  • bersin
  • batuk
  • mata merah, perih, berair

Bintik-bintik di mulut

Bintik-bintik putih kecil mungkin muncul di dalam pipi dan di belakang bibir beberapa hari kemudian. Bintik-bintik ini biasanya berlangsung beberapa hari.

Ruam campak

Ruam biasanya muncul beberapa hari setelah gejala seperti pilek. Ruam dimulai di wajah dan belakang telinga sebelum menyebar ke seluruh tubuh. Bintik-bintik ruam campak terkadang menonjol dan menyatu membentuk bercak-bercak dan biasanya tidak gatal.

Ruam tampak coklat atau merah pada kulit putih. Mungkin lebih sulit dilihat pada kulit berwarna coklat dan hitam.

Komplikasi kerumut pada anak

Jika tidak ditangani dengan baik, dilansir What to Expect, anak-anak di bawah usia lima tahun sangat rentan terhadap potensi komplikasi campak atau kerumut, antara lain:

  • Infeksi telinga, yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran permanen
  • Diare yang dapat membuat bayi berisiko mengalami dehidrasi
  • Bronkitis, radang tenggorokan atau croup
  • Radang paru-paru
  • Pembengkakan otak, yang dikenal sebagai ensefalitis, dapat menyebabkan seorang anak mengalami cacat intelektual atau pendengaran

Cara mengobati kerumut pada anak

Mengingat kerumut disebabkan oleh virus, maka tidak ada obat khusus untuk kerumut pada anak. Dikutip dari laman HSE, kerumut biasanya berlangsung 7 sampai 10 hari. Untuk meringankan gejala, Bunda bisa melakukan hal berikut pada anak:

  • Meminumkan parasetamol atau ibuprofen untuk demam, nyeri, jangan berikan aspirin kepada anak di bawah 16 tahun
  • Pastikan anak minum banyak cairan untuk menghindari dehidrasi
  • Tutup tirai untuk menurunkan sensitivitas terhadap cahaya
  • Gunakan kapas basah untuk membersihkan bagian bawah mata anak
  • Dalam kasus yang parah, anak mungkin perlu pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Cara Mencegah Kerumut pada Anak

Sebagai permulaan, perhatikan siapa yang berinteraksi dengan anak-anak, Bunda. Jauhkan anak dari siapa pun yang belum menerima vaksinasi dan pernah bepergian atau tinggal di daerah yang terkena kerumut.

Jika ada kerabat, teman anak yang mengidap kerumut, maka jauhkan dahulu dari anak untuk sementara waktu. Kerumut sangat menular, bahkan melalui udara, Bunda.

Sebaiknya hindari juga ruang dalam ruangan yang ramai seperti bioskop dan mal saat Bunda bersama bayi. Pastikan anak untuk mengikuti jadwal vaksinasi yang direkomendasikan dan dapatkan dosis MMR pertama dan kedua tepat waktu.

Kemudian, yang tak kalah penting adalah pastikan anak-anak memiliki pola hidup yang sehat. Mulai dari konsumsi makanan yang bergizi seimbang, tidur yang cukup, hingga rutin melakukan aktivitas fisik.

Semoga informasi mengenai kerumut atau campak ini dapat membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Simak video di bawah ini, Bun:

Kasus Campak Meningkat, Benarkah Bisa Diobati dengan Air Kelapa?

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Kartika Putri Umumkan Hamil Anak Ketiga, Suami Ungkap Rencana Punya 7 Anak

Kehamilan Annisa Karnesyia

Orang Indonesia Peringkat 5 Dunia Terbanyak Sakit Diabetes, Penyebabnya Minuman Ini

Mom's Life Annisa Karnesyia

10 Tanda Lingkungan Kerja Toksik, Resign atau Bertahan?

Mom's Life Arina Yulistara

5 Potret Menawan Hassya Sabri, Anak Sambung Irish Bella yang Kuliah di Kedokteran

Mom's Life Annisa Karnesyia

10 Pantangan Makanan Ibu Menyusui yang Sebaiknya Dihindari, Bisa Bikin ASI Seret

Menyusui Dwi Indah Nurcahyani

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Momen Kebersamaan Zaskia Gotik Bareng Putri Sambung, Ini 5 Potretnya

Kartika Putri Umumkan Hamil Anak Ketiga, Suami Ungkap Rencana Punya 7 Anak

10 Pantangan Makanan Ibu Menyusui yang Sebaiknya Dihindari, Bisa Bikin ASI Seret

10 Tanda Lingkungan Kerja Toksik, Resign atau Bertahan?

Orang Indonesia Peringkat 5 Dunia Terbanyak Sakit Diabetes, Penyebabnya Minuman Ini

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK