
Bundapedia
Cytomegalovirus (CMV)
Nanie Wardhani | Haibunda
Cytotomegalovirus atau CMV mungkin sebuah istilah yang asing dan belum pernah Bunda dengar sebelumnya. Tapi jika mendengar nama herpes, mungkin Bunda akan mengenalinya.
Virus cytomegalovirus atau CMV adalah jenis virus yang dapat menginfeksi manusia. CMV termasuk ke dalam kelompok virus herpes. Jika Bunda takut ketika mendengar nama virus ini, maka jangan khawatir. Sebab, CMV sesungguhnya tidak begitu berbahaya bagi penderitanya. Namun dampaknya tidak bisa disepelekan bagi beberapa kelompok orang.
Jadi, apa itu cytomegalovirus? Apa gejalanya dan bagaimana cara mencegahnya?
Apa itu Cytomegalovirus?
Cytomegalovirus sering dianggap sebagai penyebab penyakit yang tidak berbahaya, tetapi dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius bagi orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti bayi baru lahir, orang yang menderita AIDS, atau orang yang sedang menjalani transplantasi organ.
Seperti yang dikutip dari Healthline, CMV dapat menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi, seperti air liur, urine, atau darah. Virus ini juga dapat menyebar melalui transfusi darah yang terkontaminasi, transplantasi organ, atau melalui hubungan seksual.
Perlu diingat, orang yang terinfeksi dengan CMV dapat menularkan virus ke orang lain meskipun orang tersebut tidak menunjukkan gejala apa pun.
Pada kebanyakan orang, infeksi CMV tidak menyebabkan gejala yang jelas atau tidak menimbulkan masalah kesehatan. Namun, pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, infeksi CMV dapat menyebabkan gejala seperti demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan kelelahan.
Pada bayi baru lahir yang terinfeksi, CMV dapat menyebabkan masalah pada mata, hati, dan sistem saraf. Pada orang yang sedang menjalani transplantasi organ, infeksi CMV dapat menyebabkan penolakan organ tersebut.
Untuk mencegah infeksi CMV, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, seperti mencuci tangan secara teratur, menjauhi kontak dengan cairan tubuh orang lain, dan menggunakan kondom saat berhubungan seksual.
Selain itu, khususnya pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, vaksinasi dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi CMV.
Namun, sayangnya sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan infeksi CMV. Pengobatan biasanya difokuskan pada mengurangi gejala dan mencegah komplikasi agar tidak berkembang lebih lanjut dan semakin parah.
Penyebab Cytomegalovirus
Ada beragam cara penyebaran atau penyebab infeksi Cytomegalovirus (CMV), berikut ini adalah beberapa penyebabnya:
Kontak langsung
CMV dapat menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi, seperti air liur, urine, atau darah.
Transfusi darah yang terkontaminasi
CMV juga dapat menyebar melalui transfusi darah yang terkontaminasi dengan virus. Sehingga dalam transfusi darah, Bunda perlu berhati-hati dan lebih teliti.
Transplantasi organ
Cytomegalovirus dapat menyebar melalui transplantasi organ yang terkontaminasi dengan virus.
Hubungan seksual
CMV dapat menyebar melalui hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi. Walaupun dapat menular melalui air mani, cytomegalovirus tidak dianggap sebagai infeksi menular seksual.
Justru penyakit herpes lain, seperti herpes simpleks 2, di sisi lain dianggap sebagai infeksi menular seksual karena ditularkan melalui hubungan seksual.
Sistem kekebalan tubuh yang lemah
Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti bayi baru lahir, orang yang menderita AIDS, atau orang yang sedang menjalani transplantasi organ, lebih rentan terhadap infeksi CMV.
Gejala CMV
Gejala infeksi CMV dapat bervariasi dan umumnya tergantung pada seberapa parah infeksi tersebut serta kondisi kesehatan umum seseorang. Beberapa orang mungkin tidak menunjukkan gejala sama sekali walaupun sudah terinfeksi CMV. Namun, beberapa gejala yang mungkin muncul meliputi:
- Demam
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Sakit tenggorokan
- Nyeri otot dan sendi
- Mual dan muntah
- Diare
- Batuk
- Pilek
- Radang paru-paru
Pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, infeksi CMV dapat menyebabkan gejala yang lebih parah, seperti infeksi saluran kemih, infeksi saluran nafas, dan infeksi pada mata.
Selain itu, infeksi CMV juga dapat menyebabkan infeksi pada organ-organ dalam, seperti hati, paru-paru, dan ginjal. Pada beberapa orang, infeksi CMV dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius, terutama pada individu dengan sistem kekebalan yang lemah atau terpapar virus ini untuk pertama kalinya.
Jika Bunda atau orang terdekat mengalami gejala-gejala ini, sebaiknya konsultasikan kepada dokter untuk memastikan apakah Bunda mungkin terinfeksi oleh CMV atau disebabkan oleh penyakit lainnya.
Cara mencegah CMV
Ada berbagai cara untuk mencegah cytomegalovirus menginfeksi tubuh. Berikut ini adalah beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi cytomegalovirus (CMV):
Mencuci tangan secara teratur
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer dapat membantu mencegah infeksi CMV.
Menghindari kontak dengan cairan tubuh orang lain
Hindari menyentuh atau meminum cairan tubuh orang lain, seperti air liur, urine, atau darah.
Menggunakan kondom saat berhubungan seksual
Penggunaan kondom saat berhubungan seksual tidak hanya berfungsi untuk mencegah kehamilan, tapi tentunya juga dapat membantu mencegah penyebaran berbagai virus dan bakteri, termasuk mencegah terinfeksi CMV.
Vaksinasi
Pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, vaksinasi dapat dilakukan untuk mencegah infeksi CMV.
Menjaga sistem kekebalan tubuh
Menjaga sistem kekebalan tubuh dengan makan makanan sehat, berolahraga secara teratur, dan menghindari merokok dapat membantu mencegah infeksi CMV.
Pengobatan Cytomegalovirus
Untuk mengobati infeksi CMV, dokter akan menggunakan obat antivirus yang bertujuan untuk menekan pertumbuhan virus. Beberapa obat yang sering digunakan untuk mengobati infeksi CMV meliputi ganciclovir, valganciclovir, dan foscarnet.
Obat-obat ini biasanya diberikan melalui infus/injeksi atau melalui inhalasi, tergantung pada tingkat keparahan infeksi dan lokasi infeksi.
Selain obat antivirus, dokter juga dapat memberikan obat immunoglobulin untuk membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh Bunda. Obat imunoglobulin adalah zat yang terbuat dari protein yang terdapat dalam sistem kekebalan tubuh yang bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap infeksi.
Pada bayi baru lahir yang terinfeksi CMV, perawatan yang diberikan biasanya tergantung pada tingkat keparahan infeksi yang terjadi pada bayi. Pada kasus infeksi yang ringan mungkin tidak diperlukan perawatan khusus.
Namun, pada kasus infeksi yang lebih parah, perawatan yang diberikan bisa meliputi pengobatan dengan obat antivirus dan terapi suportif lainnya, seperti terapi cairan untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
Pada orang yang sedang menjalani transplantasi organ dan terdiagnosis menderita infeksi CMV, perawatan yang diberikan biasanya bertujuan untuk mencegah penolakan organ yang telah ditransplantasikan. Perawatan yang umumnya diberikan bisa meliputi pemberian obat antivirus dan terapi suportif lainnya.
Untuk memastikan perawatan yang efektif, maka sangat penting bagi Bunda untuk mengikuti saran yang diberikan oleh dokter dan melakukan tes CMV secara teratur.