

Bundapedia
Authoritative Parenting
Nanie Wardhani | Haibunda
Authoritative parenting atau pengasuhan otoritatif ditandai dengan tuntutan yang masuk akal dan daya tanggap yang tinggi dari orang tua terhadap anak-anaknya. Orang tua yang berwibawa tidak hanya memiliki harapan yang tinggi untuk anak-anak mereka, tapi juga memberi mereka sumber daya dan dukungan yang mereka butuhkan untuk dapat berhasil.
Orang tua dengan tipe parenting ini mendengarkan anak-anak mereka dan memberikan cinta dan kehangatan sekaligus batasan dan disiplin yang adil. Parenting tipe ini menghindari hukuman dan ancaman dan sebagai gantinya mengandalkan strategi seperti penguatan positif.Â
Sejarah singkat
Selama tahun 1960-an, psikolog perkembangan Diana Baumrind menggambarkan tiga jenis gaya pengasuhan : otoriter, otoritatif, dan permisif. Jenis-jenis ini didasarkan pada penelitiannya dengan anak-anak usia prasekolah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Authoritative parenting terkadang disebut sebagai 'demokratis'. Ini melibatkan pendekatan yang berpusat pada anak di mana orang tua memiliki harapan yang tinggi untuk anak-anak mereka yang didukung oleh dukungan dan bimbingan.
Baca Juga : Authoritarian Parenting |
Secara tradisional, authoritative parenting telah diidentifikasi sebagai yang paling efektif dan membantu seorang anak; penelitian menunjukkan bahwa orang tua harus secara fleksibel menerapkan teknik pengasuhan berdasarkan tujuan pribadi mereka dan perilaku unik setiap anak.Â
Ciri-ciri authoritative parentingÂ
Menurut Baumrind, seperti dilansir dari Very Well Mind, orang tua yang berwibawa memiliki beberapa karakteristik di antaranya:
- Mengelola disiplin yang adil dan konsisten ketika peraturan dilanggar
- Memberi kesempatan anak-anak untuk mengungkapkan pendapat
- Mendorong anak-anak untuk mendiskusikan pilihan
- Mengekspresikan kehangatan dan kasih sayangÂ
- Menumbuhkan kemandirian dan penalaran
- Mendengarkan anak-anak
- Menempatkan batasan, konsekuensi, dan harapan pada perilaku anak-anakÂ
Walau ekspektasi orang tua yang berwibawa ini terbilang tinggi, orang tua seperti ini juga cenderung fleksibel. Jika ada keadaan yang meringankan, orang tua yang berwibawa akan menyesuaikan respons mereka.
Orang tua dengan gaya ini dapat menyesuaikan dan mengadaptasi pendekatan mereka tergantung pada situasi, kebutuhan anak mereka, dan faktor lain yang mungkin ada. Disiplin, kemudian, memperhitungkan semua variabel, termasuk perilaku anak, situasi, dan sebagainya
Authoritative parenting vs. Authoritarian parentingÂ
Ciri-ciri ini dapat dikontraskan dengan authoritarian parenting, atau gaya pengasuhan otoriter, yang ditandai dengan ekspektasi yang sangat tinggi namun dengan sedikit kehangatan dan bimbingan.
Authoritative parenting:
- Memerintah tapi mendukung
- Berfokus pada penguatan perilaku yang diinginkan
- Memberikan struktur, pedoman, dan harapan
- Memiliki keterlibatan yang signifikan dalam kehidupan anak
Pola asuh otoriter atau authoritarian parenting:
- Ketat dan tidak mendukung
- Berfokus pada menghukum kesalahan
- Aturan yang sering ditegakkan dengan keras
- Kurang terlibat dalam kehidupan anak
Misalnya, bayangkan situasi di mana dua anak laki-laki mencuri permen dari toko kelontong. Bagaimana orang tua masing-masing anak laki-laki menghadapi situasi tersebut mencirikan perbedaan antara gaya pengasuhan ini.
Orang tua yang berwibawa
Ketika anak laki-laki dengan orang tua yang berwibawa akhirnya tiba di rumah, dia menerima hukuman yang adil yang sesuai dengan sifat pelanggarannya. Contoh bagaimana pengasuhan otoritatif mungkin terlihat dalam situasi ini:
- Dia dihukum selama dua minggu dan harus mengembalikan permen dan meminta maaf kepada pemilik toko.
- Orang tuanya berbicara dengannya tentang mengapa mencuri itu salah.
- Orang tuanya mendukung dan mendorongnya untuk tidak melakukan perilaku seperti itu lagi.
Orang tua otoriter
Anak laki-laki lainnya memiliki orang tua yang otoriter, jadi konsekuensinya terlihat sangat berbeda. Contoh bagaimana pola asuh otoriter terlihat dalam keadaan ini:
- Sesampainya di rumah, ia dimarahi oleh kedua orang tuanya.
- Ayahnya memukulnya.
- Ayahnya memerintahkan dia untuk menghabiskan sisa malam di kamarnya tanpa makan malam.
Anak dengan orang tua authoritative parenting didisiplinkan tetapi dengan dukungan dan bimbingan untuk mendorong perilaku masa depan yang diinginkan. Di sisi lain, anak dengan orang tua otoriter tidak diberi dukungan atau kasih sayang dan tidak mendapat umpan balik atau bimbingan tentang mengapa pencurian itu salah.
![]() |
Pengaruh authoritative parentingÂ
Di masa lalu, para ahli perkembangan anak yang dipengaruhi oleh karya Baumrind umumnya mengidentifikasi gaya pengasuhan otoritatif sebagai pendekatan pengasuhan yang terbaik.
Penelitian telah berulang kali menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua yang berwibawa cenderung lebih cakap, bahagia, dan sukses.
Menurut Baumrind, anak-anak dari orang tua yang berwibawa:
- Percaya diri tentang kemampuan mereka untuk mempelajari hal-hal baru
- Memiliki keterampilan sosial yang baik
- Memiliki kontrol dan regulasi emosi yang baik
- Cenderung memiliki watak yang lebih bahagia
Penelitian menunjukkan bahwa pengasuhan otoritatif dikaitkan dengan lebih baik pada aspek:
- Kreativitas
- Kepuasan hidup di kalangan remaja dan dewasa muda
- Kemampuan memecahkan masalahÂ
- Harga diri
- Regulasi emosi
- Kemandirian
- Hubungan sosialÂ
- Percaya diri
Walaupun authoritative parenting sering dipandang sebagai pendekatan yang paling efektif, namun perlu untuk menyadari bahwa berbagai faktor berperan dalam hasil perkembangan.Â
Mengapa authoritative parenting berhasil
Orang tua yang otoritatif bertindak sebagai panutan dan menunjukkan perilaku yang sama seperti yang mereka harapkan dari anak-anak mereka. Karena itu, anak-anak mereka lebih cenderung menginternalisasi perilaku ini dan menunjukkannya juga. Aturan dan disiplin yang konsisten juga membuat anak tahu apa yang diharapkan.
Orang tua ini cenderung menunjukkan pemahaman dan kontrol emosional yang baik. Anak-anak mereka juga belajar mengelola emosi mereka dan belajar memahami orang lain.Â
Orang tua yang otoritatif juga membiarkan anak bertindak secara mandiri. Kebebasan ini mengajarkan anak-anak bahwa mereka mampu menyelesaikan sesuatu sendiri, membantu menumbuhkan harga diri dan kepercayaan diri yang kuat.
Beberapa orang tua secara alami lebih berwibawa daripada otoriter atau permisif. Namun, ini tidak berarti bahwa Bunda tidak dapat mengadopsi gaya yang lebih berwibawa, meskipun itu bukan bawaan alami Bunda.
Mencoba untuk memoderasi gaya pengasuhan mungkin berarti Bunda harus tetap memperhatikan tindakan Bunda saat berusaha untuk mengembangkan kebiasaan gaya pengasuhan yang otoritatif.Â
Bagaimana menjadi orang tua yang berwibawa
Jika Bunda tertarik untuk menjadi orang tua yang lebih berwibawa, ada beberapa hal yang dapat Bunda lakukan yang dapat membantu. Akan sangat membantu untuk melihat gaya pengasuhan ini sebagai keseimbangan antara disiplin, pengendalian emosi, dan kebebasan yang memungkinkan.Â
- Tetapkan aturan dan komunikasikan pedoman, batasan, dan harapan untuk perilaku.
- Tetapkan konsekuensi ketika aturan dilanggar dan tindak lanjuti ketika harapan tidak terpenuhi.
- Jadilah penyayang, hangat, empati, dan mendukung anak Bunda.Â
- Berfokuslah untuk membangun hubungan yang kuat dan suportif dengan anak daripada mengendalikan semua yang mereka lakukan.
- Dorong anak untuk mandiri dan biarkan mereka mengalami konsekuensi alami dari tindakan mereka.
Cobalah untuk tidak terlalu keras atau terlalu lunak. Bunda dapat mulai dengan membiarkan anak membuat lebih banyak keputusan dan berdiskusi secara teratur tentang pilihan tersebut. Metode pengasuhan ini akan menjadi lebih alami dengan waktu, perhatian, dan fleksibilitas untuk kebutuhan anak Bunda.
Â