HaiBunda

KEHAMILAN

Normalkah Bunda Alami Sesak Napas Saat Hamil?

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Jumat, 04 Sep 2020 15:51 WIB
Sesak nafas saat hamil/Foto: iStock
Jakarta -

Perut yang semakin membesar selama kehamilan kerap membuat Bunda sesak napas. Tetapi, normalkah sebenarnya gejala ini pada ibu hamil?

Melansir Parents, banyak wanita merasakan sesak napas selama kehamilan. Gejala ini sebenarnya normal, karena rahim Bunda mengembang ke atas dan tubuh beradaptasi dengan perubahan hormonal.

Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, kesulitan bernapas dapat menandakan komplikasi serius seperti pneumonia atau pembekuan darah.


Sesak napas pada awal kehamilan disebabkan oleh peningkatan kadar progesteron. Pada trimester pertama, Bunda mungkin sulit bernapas karena tubuh menyesuaikan diri dengan tingkat hormon yang baru. Gejala ini mungkin akan hilang setelah beberapa minggu, kemudian muncul kembali selama trimester kedua atau ketiga, Bunda.

"Saat bayi tumbuh lebih besar di dalam perut Bunda, organ-organ lain diperas dan disingkirkan. Paru-paru Bunda mungkin tidak memiliki cukup ruang untuk mengembang dengan napas penuh. Dan, diafragma Bunda tidak dapat memberikan banyak bantuan karena juga terkompresi," ujar Laura Riley, M.D, direktur medis persalinan dari Massachusetts General Hospital, Boston.

Meski demikian, Bunda tidak perlu khawatir karena gejala ini tidak menyebabkan kerusakan permanen. Setelah bayi Bunda lahir, organ Bunda akan kembali ke posisi sebelum kehamilan.

Tetapi, yang terbaik ialah Bunda dapat memeriksakan gejala tersebut ke dokter. Mengutip dari Kidshealth, banyak hal yang dapat menyebabkan sesak napas selama kehamilan, Bunda.

Untuk meminimalisir sesak napas yang tidak nyaman selama kehamilan, cobalah untuk mempertahankan postur yang baik saat duduk atau berdiri. Hindari membungkuk karena ini tidak memberikan ruang cukup bagi paru-paru Bunda untuk mengembang saat bernapas.

Kemudian, berikan sanggaan ketika tidur dengan meletakkan beberapa bantal di bawah tubuh bagian atas dalam posisi setengah duduk. Cara ini akan mengurangi tekanan yang ditempatkan rahim di paru-paru.

Serta, jangan berlebihan baik saat berolahraga, berjalan-jalan, atau melakukan pekerjaan rumah. Luangkan waktu dan tanggapi isyarat tubuh untuk memperlambat atau berhenti sama sekali.

Jika sesak napas muncul tiba-tiba, parah, dan tampaknya memburuk, atau berhubungan dengan nyeri, batuk, mengi, atau jantung berdebar-debar, segera beri tahu dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Semoga membantu ya, Bunda.

Bunda, simak juga yuk fakta sesak napas pada anak dalam video berikut:



(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Ini Alasan Kenapa Bunda Tak Boleh Paksa Si Kecil Memeluk Saudaranya

Parenting Ajeng Pratiwi & Randu Gede

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Parenting ZAHARA ARRAHMA

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Menyusui Amrikh Palupi

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Cerita Perempuan 30 Th Alami Kanker Serviks Stadium Akhir, Ini Gejala yang Dialami

Berobat Pakai Asuransi Bayar 10% Ditunda, Ini Penjelasan OJK

Arti Nama Axel dan 30 Rangkaiannya untuk Anak Laki-laki, Modern & Damai Maknanya

Ini Alasan Kenapa Bunda Tak Boleh Paksa Si Kecil Memeluk Saudaranya

Khayru Putra Gunawan Sudrajat Kerap Dibully saat Kecil, Kini Sudah Kuliah di Australia

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK