kehamilan
5 Bentuk Dukungan untuk Bunda yang Keguguran agar Tak Menyalahkan Diri Sendiri
Minggu, 22 May 2022 11:40 WIB
Jakarta - Kesedihan yang ditimbulkan dari keguguran tak berbeda dengan kesedihan akibat kehilangan orang tersayang. Pasangan yang menghadapi keguguran seakan mendapat hantaman yang begitu besar.
Sehingga wajar bila Bunda dan Ayah merasa sangat sedih. Karena memang, keguguran memiliki dampak besar pada kesehatan mental orang tua. Untuk itu, bagi pasangan yang menghadapi keguguran, sebaiknya tetap fokus untuk saling mendukung dan menyadari waktulah yang akan membantu proses penyembuhan.
Saat mengalami keguguran, seorang ibu akan berisiko menghadapi beberapa gangguan seperti kecemasan, depresi, hingga gangguan stres pascatrauma (post-traumatic stress disorder/PTSD) pada beberapa minggu, bulan, bahkan tahun usai keguguran.
Dilansir Very Well Family, Rachel Gurevich yang merupakan advokat kesuburan menjelaskan bahwa keguguran hampir selalu terjadi sebelum minggu ke-13 kehamilan, tetapi sekitar 1 persen dari keguguran terjadi setelah minggu ke-13. Kemungkinan keguguran lebih tinggi pada kehamilan pertama daripada yang berikutnya.
Ada banyak alasan terjadinya keguguran. Sekitar setengahnya disebabkan kelainan pada janin atau plasenta, termasuk masalah kromosom. Sering kali, keguguran terjadi sepenuhnya di luar kendali ibu hamil.
Bunda bisa saja merasakan orang di sekitar kurang sensitif ketika berbicara tentang keguguran. Bahkan, beberapa Bunda tidak mengakui telah kehilangan calon buah hatinya.
Ayah, juga yang termasuk merasakan kehilangan dengan keguguran ini. Seringkali impian Ayah tentang anak sama nyata dan bermaknanya dengan ibu.
Seorang Ayah merasa tidak berdaya dan putus asa dalam mengatasi perasaannya sendiri dan kesedihan yang dialami pasangannya.
2. Melalui 5 tahap kesedihan karena keguguran
Gurevich mengatakan suami istri yang menghadapi keguguran ini akan mengalami lima tahap kesedihan yakni:
- Penolakan
- Kemarahan
- Menawar
- Depresi
- Penerimaan
Namun setiap orang memiliki kemampuan masing-masing dalam menjalani setiap tahapan itu ya. Untuk itu, Ayah dan Bunda perlu memberikan kebebasan satu sama lain ketika mengalami kesedihan dengan cara sendiri.
Kalimat yang tidak perlu diucapkan pada ibu yang alami keguguran
Banyak ibu yang mengalami keguguran menginginkan agar suaminya tidak mencoba menghibur dengan kalimat, "Kamu masih bisa punya anak lagi." Kalimat tersebut tentu tujuannya baik agar Bunda kuat menghadapi musibah ini, tapi di sisi lain seakan tidak menyadari bahwa bayi tersebut adalah hal yang istimewa bagi Bunda dan tak mudah diganti dengan bayi yang lain.
"Memiliki anak lagi bahkan lebih banyak tetap tidak akan menghilangkan rasa kehilangan," ujar Gurevich.
![]() |
Menurutnya, yang Bunda butuhkan dari suaminya ketika menghadapi keguguran ini adalah telinga yang mendengarkan, simpati, dan kepastian cinta dari suami untuknya. "Sikap seperti ini akan membantunya mengatasi kehilangannya secara lebih efektif," jelas Gurevich.
Selain pasangan, ketika Bunda mengalami keguguran, kehadiran keluarga, teman, dan profesional kesehatan berperan penting untuk menguatkan mental Bunda yang keguguran agar tak salahkan dirinya sendiri.
Simak tips lainnya untuk membangkitkan mental Bunda usai keguguran bisa klik halaman berikutnya, Bunda.
Saksikan juga ya video tentang kesedihan Dinda Hauw kehilangan anak kembarnya karena keguguran.