Jakarta -
Bunda yang mendapat julukan
ibu macan atau tiger mom identik dengan pola asuh otoriter dan menuntut dalam membesarkan anak-anaknya. Nah, kini muncul istilah
ayah panda atau panda dad yang lebih santai dan suportif terhadap anak-anaknya.
Profesor di Bidang Pendidikan Anak Usia Dini di Macquarie University, Philip Li, mengatakan tipe pengasuhan ayah panda mulai populer di beberapa negara termasuk Australia dan Cina.
"Kami menemukan di kota-kota China, banyak orang tua yang berpendidikan tinggi, terutama ayah, baik, suportif dan mudah bergaul dengan anak-anak," kata Li, mengutip
SBS.
Menurut Li, ayah panda tidak seperti ibu macan. Ayah panda sangat responsif pada kebutuhan anak-anak dan memberikan dukungan pada mereka. Kemudian, ayah panda tidak begitu otoriter. Sebab, mereka pikir anak-anak harus bermain dan tumbuh tanpa tekanan karena mereka ingin anak-anak mereka memiliki masa kecil yang bahagia," papar Li.
Karena caranya mengasuh si kecil, ayah panda bisa jadi makin populer dalam praktik parenting. Karena ayah tipe ini santai, baik, mendukung, dan sangat terampil. Li mengatakan, ibu secara signifikan lebih cenderung otoriter ketimbang ayah, mungkin karena ayah relatif sedikit menghabiskan waktu dengan anak-anak.
"Karena itu, akan lebih kecil kemungkinannya untuk menggunakan gaya pengasuhan anak yang keras," kata penelitian itu.
Seperti apa
pola asuh yang santai dan suportif? Pola asuh yang santai ini semacam gaya pengasuhan yang permisif yang terkadang tampak memanjakan. Sementara itu, pola asuh suportif mendukung anak dalam hal-hal positif termasuk bersifat hangat dan memberi dukungan.
Berbeda dengan ibu macan yang memiliki dimensi paksaan fisik dengan memukul atau mencubit ketika anak tidak taat. Kemudian, mengomel dan mengkritik ketika perilaku anak tidak memenuhi harapan mereka, bahkan memberi hukuman.
Li bilang, orang tua saat ini mungkin lebih santai dan mendukung sebagai reaksi terhadap pengasuhan dari orang tua mereka sendiri yang otoriter. Menurut Li, orang tua penting untuk memahami gaya pengasuhan karena ada hubungan sebab akibat antara bagaimana anak-anak diasuh dan hasilnya ketika masa kanak-kanak di bidang-bidang seperti literasi dan kesiapan sekolah.
Psikolog klinis Dr.Sarah Hughes, pernah mengatakan gaya mengasuh panda bisa meningkatkan harga diri anak dan juga membangun kepercayaan diri. Namun, seperti halnya metode apa pun, kepribadian anak perlu dipertimbangkan.
"Beberapa anak mungkin tidak bisa mengatasi gaya pengasuhan panda, dan membutuhkan tingkat intervensi yang lebih tinggi dari orang tuanya," kata Hughes, mengutip
Raise Vegan. ilustrasi pola asuh tiger mom dan panda dad/ Foto: Istock |
Nah, Li melakukan penelitian tentang dua pola asuh ini dan hasilnya diterbitkan dalam jurnal
Early Child Development and Care. Sebanyak 86 pasangan kelas menengah yang merupakan orang tua dari anak-anak usia prasekolah terlibat dalam penelitian ini. Para orang tua menyelesaikan kuesioner pengasuhan yang komprehensif.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah lazim memiliki dua gaya pengasuhan dalam sebuah keluarga, dan juga untuk menentukan profil pengasuhan mana yang paling populer, 'panda' yang mendukung, 'domba' yang santai, atau 'harimau' yang otoriter.
Hasilnya, 40 pasangan memiliki gaya pengasuhan yang sama dengan pasangan mereka. Sedangkan, 46 pasangan memiliki gaya pengasuhan yang berbeda. Penelitian ini juga menunjukkan tiger mom belum pasti akan melahirkan generasi yang unggul. Sebab, di usia 3 tahun anak sudah sekolah di taman kanak-kanak atau berbagai les.
"Beberapa dekade yang lalu, tiger mom mungkin memiliki hasil terbaik dalam perkembangan awal anak-anak. Tetapi, sumber
pendidikan anak saat ini ada dua, rumah dan sekolah, dan faktanya taman kanak-kanak berkontribusi besar pada perkembangan anak," pungkas Li.
Bunda, lihat juga manfaat main di
playground bagi anak dalam video berikut.
[Gambas:Video Haibunda]
(rdn/rdn)