Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

4 Tips Pola Asuh agar Bunda Terhindar dari Sikap Perfeksionis

Salam Rahmad   |   HaiBunda

Senin, 16 Nov 2020 08:14 WIB

Photo of a young boy being homeschooled by his mother in his bedroom
4 Tips membatasi diri agar tak jadi ortu perfeksionis/ Foto: iStock

Banyak orang tua berharap agar anaknya tumbuh menjadi sosok yang sempurna. Berbagai pola asuh terkadang diukur dengan tingkat keberhasilan. Nah, kalau si kecil tak mencapai keberhasilan tersebut, dia akan dicap sebagai anak gagal. Di mana efeknya bisa berakibat buruk untuk anak itu sendiri, Bunda. 

Sikap menuntut kesempurnaan atau biasa dikenal dengan istilah perfeksionis sedang marak terjadi di kalangan orang tua milenial nih, Bunda. Sikap perfeksionis yang dilakukan orang tua bisa membawa dampak negatif untuk si kecil lho. Dengan menuntut sikap perfeksionis, si kecil akan memiliki beban berat yang harus dipikul.

Penerapan pola asuh perfeksionis pada si kecil dapat mengganggu kesehatan mental. Ini sama pentingnya dengan kesehatan fisik ya, Bunda.

Kesehatan mental tersebut dapat berupa depresi, kecemasan berlebih, gangguan makan, bahkan secara tak langsung mengajarkan si kecil untuk memendam perasaan tak bahagia. Jika dibiarkan dapat berdampak buruk pada perkembangan psikologisnya.

Bagi anak, pola asuh perfeksionis mengajarinya untuk selalu mengerahkan seluruh daya dan upaya guna mewujudkan harapan orang tuanya dengan menghalalkan berbagai cara. Misalnya,  mencontek saat ulangan agar dapat nilai tinggi dan apresiasi. Hal ini tentu tak dibenarkan ya, Bunda. 

Memberikan apresiasi pada anak merupakan hal yang wajib dilakukan orang tua. Tapi, bentuk apresiasi yang diberikan bisa beragam jenisnya nih, Bunda. Salah satunya memberikan apresiasi karena kejujuran dan kegigihan dalam melakukan sesuatu.

Seringkali orang tua beranggapan penerapan pola perfeksionis dapat mendongkrak prestasi anak menjadi baik. Nyatanya, anak yang dirawat dengan pola asuh perfeksionis cenderung tak bahagia dan kerap diselimuti perasaan gelisah karena takut tak bisa mencapai standar yang ditetapkan.

Agar terhindar dari pola asuh perfeksionis, ini 4 tips yang bisa Bunda terapkan agar menjadi role model baik untuk si kecil, dilansir Very Well Family:

1. Gunakan bahasa yang bijak

Penggunaan bahasa yang tepat dan bijak bisa menjadi kunci, agar Bunda dan Ayah tak menjadi orang tua yang dianggap perfeksionis. Penggunaan bahasa harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi.

Misalnya, saat si kecil memenangkan sebuah perlombaan, Bunda jangan memujinya terlalu berlebihan. Sebaliknya, jika si kecil kalah, Bunda tak perlu mencelanya juga. 

Hal terbaik yang dapat dilakukan adalah menjalin komunikasi efektif untuk mengevaluasi proses perlombaan yang diikutinya. Proses evaluasi dan identifikasi akan memudahkannya untuk bisa berkembang serta mempunyai strategi yang matang.

2. Jangan membandingkan kesuksesan orang lain yang ada di media sosial

Media sosial kerap menyajikan kesuksesan orang lain yang dibumbui dengan kalimat indah. Tapi, jangan jadikan hal itu sebagai dasar pijakan agar si kecil bisa menyerupai kesuksesan orang lain ya, Bunda.

Setiap anak memiliki potensi dan bakat yang berbeda-beda. Jadi, Bunda dapat mendukungnya sesuai dengan minat bakat si kecil agar kemampuannya semakin berkembang baik.

3. Berikan dukungan saat gagal

Tua maupun muda pasti pernah mengalami kegagalan, sama halnya dengan si kecil. Saat si kecil melakukan kesalahan itu hal yang wajar. Jadi, tak perlu memarahinya secara berlebih, yang justru bisa berdampak buruk pada psikologis. 

Jadikan kesalahan yang dilakukan si kecil sebagai wadah kesempatan belajar, agar tak mengulangi hal sama. Bunda dapat mengajaknya berkomunikasi dan memberikannya motivasi agar tak patah semangat dalam meraih impiannya. 

Bunda juga dapat menanamkan motivasi untuknya bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, tapi awal dari menuju kesuksesan.

4. Lihat prosesnya, bukan hasilnya 

Seringkali orang tua hanya melihat hasil yang diraih anak, dibandingkan proses yang dilaluinya. Kasus seperti ini banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari nih, Bunda. Misalnya, anak sudah rajin belajar tapi hasil ujiannya tak mencapai target.

Nah, untuk menghadapi kasus seperti itu, Bunda dapat memujinya karena sudah mau berusaha jujur dan rajin belajar. Tak lupa Bunda pesankan untuk tetap giat belajar agar kelak keberhasilan dapat diraih. Mencintai proses sama halnya mencintai dan menghargai diri sendiri lho, Bunda.

Semoga tips agar terhindar dari orang tua yang menuntut anak agar perfectionist bermanfaat ya, Bunda.

Bunda, simak juga yuk pola asuh yang diterapkan Sophie Navita dan Pongki di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]



(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda