Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Warning! Dokter Sebut Polusi Udara di Jabodetabek Sebabkan Anak Batuk Terus

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Rabu, 07 Jun 2023 21:30 WIB

Sick little asian girl wiping or cleaning nose with tissue on her hand
Ilustrasi Polusi Udara Memburuk/Foto: iStock

Semakin memburuknya kualitas udara di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) semakin mengkhawatirkan. Beberapa hari lalu, Dokter spesialis anak, dr. Satrio Bhuwono Prakoso, Sp.A mengungkap bahwa udara di kawasan Jabodetabek telah tercemar polusi.

Melalui TikTok pribadinya, ia mengatakan bahwa belakangan banyak pasien yang datang dengan keluhan batuk. Menurutnya, hal ini karena polusi udara tengah meningkat.

Sebelumnya, HaiBunda berhasil menghubungi dr. Satrio dan diperbolehkan untuk mengutip penjelasannya. Dalam video, Satrio mengatakan selama dua minggu terakhir, banyak pasien yang datang dengan kondisi batuk, ISPA, hingga pneumonia.

"Buat yang di Jabodetabek hatii-hati, ya. Polusi lagi jelek-jeleknya, nih. Jadi banyak banget pasienku dua minggu ini batuk, brochopneumoni, pokoknya enggak enak, lah. ISPA gitu atau pneumonia. Hati-hati, ya," katanya dikutip akun TikTik @dr_iogh, Rabu (7/6/2023).

Hubungan batuk dengan polusi

Dalam video lainnya yang masih menjelaskan tentang polusi udara, Satrio mengungkapkan bahwa polusi yang bertemu dengan kandungan udara dapat mengakibatkan peradangan pada saluran napas, Bunda.

"Jadi ketika ada polusi seperti PM2.5, PM2.10 atau partikel-partikel kecil yang sebenarnya polutan, ya. Terus ada kandungan udara seperti NO2, CO, karbon monoksida, karbon dioksida, terus S02, dan lain-lain, itu mengakibatkan peradangan pada saluran napas," jelas pria yang berpraktik di RS GH Bogor ini.

Lebih lanjut, Satrio mengatakan hal ini mengakibatkan kuman dan bakteri mudah menempel. Akhirnya, pertahanan tubuh berkurang sehingga kuman mudah bereplikasi.

"Mengakibatkan kuman dan bakteri gampang nempel di situ, dan juga mengakibatkan kita pertahanan tubuh juga berkurang sehingga bakteri dan kuman gampang bereplikasi dan kena penyakit, seperti itu. Jadi secara enggak langsung sebenarnya," jelasnya.

Adakah hubungannya dengan COVID-19?

Meski begitu, kondisi ini tidak ada hubungannya dengan penyakit COVID-19, Bunda. Satrio mengatakan, pasien yang dirawat memiliki antigen dan COVID-19 negatif. Jadi, kondisi ini murni karena buruknya udara di sekitar.

"Sejujurnya enggak ada hubungannya sama COVID-19 karena memang kebanyakan pasien yang dirawat itu antigennya negatif dan COVID-19 nya negatif. Memang ini penyakit yang diakibatkan oleh buruknya polusi dan (udara) lagi tercemar saja," ujar Satrio.

Lantas, bagaimana cara Bunda menjaga udara di sekitar anak tetap bersih? Simak penjelasannya di laman berikutnya, ya!

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Simak juga video beda TBC dan batuk biasa pada anak berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]



HINDARI ASAP ROKOK

Little girl is coughing and sore throat lying on bed with toy bear, Health care concept

Ilustrasi Polusi Udara Memburuk/Foto: Getty Images/iStockphoto/kwanchaichaiudom

Tips menjaga udara bersih di sekitar anak

Menurut dokter umum, dr. Farhan Zubedi, ada beberapa tips menjaga udara bersih di sekitar anak, Bunda. Kalau penasaran, berikut ini deretannya:

1. Cek kualitas udara

Hal pertama yang harus dilakukan adalah memeriksa kualitas udara yang ada di sekitar Si Kecil. Lebih lanjut, Farhan mengatakan polutan RM2.5 ini termasuk polutan yang bisa diukur dan memiliki berbagai tingkatan.

"Yang pertama itu adalah cek kualitas udara. Jadi kita cek, terutama partikel PM2.5 ini, bisa diukur. Itu ada tingkatan-tingkatannya," jelasnya ketika ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, belum lama ini.

Banner Susah Turun BB Meski Sudah Diet

2. Hindari paparan asap rokok

Untuk orang tua yang merokok, mungkin ini saatnya untuk berhenti melakukan kegiatan tersebut di sekitar anak. Pasalnya, anak yang terkena paparan asap rokok bisa menyebabkan berbagai macam masalah kesehatan.

"Yang tidak berkaitan dengan teknologi, preventif lain yang bisa kita lakukan adalah tidak merokok di dalam rumah bagi orang tua yang merokok, karena itu sangat berbahaya," pungkas dr Farhan.

Selain itu, ketika memasak, pastikan Bunda memiliki ventilasi yang baik sehingga asap tidak ada di dalam ruangan. Dengan begitu, anak-anak tetap mendapatkan udara yang bersih.

3. Gunakan air purifier

Setelah memeriksa kualitas udara, selanjutnya Bunda bisa menghitung kualitas udara di sekitar anak. Nyatanya, udara di dalam dan di luar ruangan tidak jauh berbeda, Bunda.

"Kedua, kita hitung atau kita lihat kualitas udara. Nah, ternyata benar, kualitas udara di luar ruangan dengan di dalam ruangan bisa hampir sama karena ternyata sheild-nya tidak rapat. Jadi kalau misalnya kita di rumah saja, itu sering banget berdebu. Ini debu dari mana? Ternyata dari luar," ungkap Farhan.

Untuk mengatasi hal ini, Bunda bisa menggunakan bantuan dari air purifier. Alat ini bisa membantu menyaring udara di sekitar ruangan sehingga menjadi lebih bersih.


(mua/mua)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda