Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Teror Lampor 'Keranda Terbang' Saat Pandemi COVID, Ini Analisa Sosiolog

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Sabtu, 17 Jul 2021 22:10 WIB

Teror Lampor di Malang
Teror Lampor di Malang/ Foto: TikTok

Belakangan viral di media sosial, teror lampor alias keranda terbang di Malang, Jawa Timur, Bunda. Teror lampor itu tak hanya viral di Twitter, YouTube, bahkan TikTok pun viral. Salah satu akun yang memviralkan adalah akun @bang_jo26 di TikTok.

Pemilik akun tersebut, Paijo menyebut bahwa lampor menjadi pertanda penyakit tiba-tiba. Ia menyebut jika ada keranda terbang yang lewat kampung, pasti banyak orang sakit dan mati.

"Orang Jawa asli bilang begeblok datangnya penyakit tiba-tiba."

"Allahualam yang Maha Kuasa yang tahu," tulisnya dalam keterangan video.

Paijo juga menyebut bahwa di kampungnya itu menjadi sangat sepi setelah magrib karena takut keluar rumah. Munculnya lampor yang disebut penanda penyakit dan banyak kematian, bertepatan dengan melonjaknya kasus kematian di Indonesia saat pandemi COVID-19.

Tak jarang warganet mengaitkan fenomena ini dengan kematian akibat COVID-19. Dalam kondisi seperti ini, wajar kalau masyarakat menganggap COVID-19 menjadi hal yang paling ditakuti ya, Bunda.

Banner Nafkah Mutia AyuBanner Nafkah Mutia Ayu/ Foto: HaiBunda/ Mia Kurnia Sari

Mengenai fenomena ini, HaiBunda meminta pendapat pada sosiolog, Rissalwan Habdy Lubis. Menurut Rissalwan, masyarakat Indonesia secara umum banyak yang masih percaya dengan hal-hal mistis, Bunda. Tapi jika dikaitkan dengan COVID-19, menurutnya, ini mungkin momentumnya sudah tidak tepat.

"Artinya sudah sempat dulu di Jakarta, ada satu sanksi atau kampanye membawa-bawa keranda di pinggir jalan. Kemudian ada sanksi memasukkan orang ke dalam keranda," katanya kepada HaiBunda, Sabtu (17/7/2021).

Rissalwan berpendapat, 'teror lampor' ini merupakan satu upaya yang dihembuskan dari pihak-pihak tertentu. Baca kelanjutannya di halaman berikut.

Simak juga tips bujuk ART untuk vaksin dan tes PCR:

[Gambas:Video Haibunda]




TEROR LAMPOR, BUATAN BELAKA?

Teror Lampor di Malang

Teror Lampor di Malang/ Foto: TikTok

Lebih lanjut, Rissalwan mengatakan bahwa ada satu upaya untuk mengembuskan hal-hal mistis ke masyarakat seperti salah satunya lampor dari pihak-pihak tertentu.

"Dari otoritas, mungkin. Dan mungkin sebagian masyarakat percaya. Tapi saya kira karena memang kondisi pengelolaan dari upaya pencegahan wabah COVID-19 ini masih kurang optimum ini menjadi tidak efektif," ujarnya.

"Jadi dalam perspektif sosiologis ini apa ya, upaya untuk masuk ke cara berpikir kelompok mayoritas masyarakat Indonesia yang masih percaya mistis."

Menurut Rissalwan, hal ini kurang efektif karena fakta sosialnya tidak sesuai dengan hal tersebut. "Berbeda misalnya belum lama ini kondisi babi ngepet, ini kan babi ngepet di Depok kemarin dekat rumah saya ini, itu faktanya memang ada orang berusaha ambil untung," katanya.

"Nah, kelihatannya juga mau dikait-kaitkan ke arah situ, jadi 'Wah ini korban semakin banyak karena keranda terbang, karena pertanda ini dan itu," ucapnya.

Rissalwan menyebut bahwa lampor merupakan fenomena kecil yang tidak memengaruhi masyarakat. Kenapa? Baca kelanjutannya di halaman berikut.

LAMPOR ADALAH FENOMENA KECIL, KARENA FAKTANYA..

Teror Lampor di Malang

Teror Lampor di Malang/ Foto: TikTok

Rissalwan menyebut bahwa lampor merupakan fenomena kecil yang tidak memengaruhi masyarakat. Ini karena, menurutnya, publik sudah menyaksikan secara sangat terbuka bagaimana penanganan dan kebijakan pemerintah yang tidak efektif sehingga korban akibat COVID-19 tidak terkendali.

Lantas, apakah lampor bisa dibilang untuk menakut-nakuti warga agar tak keluar rumah saat PPKM?

"Iya saya kira ini bagian dari upaya memanfaatkan 'kearifan lokal' atau 'pengetahuan lokal' untuk mendukung kesuksesan PPKM..."

"Saya kira harus diakui bahwa upaya ini memang jauh lebih baik daripada menggunakan tindakan represif dan otoriter seperti yang dilakukan Satpol PP di Sulawesi."

Rissalwan pun menyebut bahwa teror lampor bisa dibilang sebuah praktik rekayasa pengetahuan lokal yang baik, meskipun belum tentu efektif. Ia mengatakan, karena teladan di tingkat nasional belum berjalan baik.


(aci/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda