Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

5 Juta Dosis Vaksin Sinovac Telah Tiba di RI, Jangan Lupa Daftar Bun

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Rabu, 08 Sep 2021 17:46 WIB

Vaksin Sinovac untuk Anak Dapat Lampu Hijau, Ini Fakta-faktanya
Vaksin COVID-19 Sinovac/ Foto: Agung Pambudhy

Kabar baik bagi para Bunda dan keluarga yang belum kedapatan vaksin COVID-19 di kota/kabupaten masing-masing. Ya, pada 6 September 2021, sebanyak 5 juta dosis vaksin jadi produksi Sinovac tiba di Indonesia.

Kedatangan Vaksin COVID-19 Tahap ke-50 ini membuat Indonesia sudah menerima total 33 juta dosis total vaksin jadi Sinovac, Bunda. Saat ini, pemerintah sudah berhasil menyediakan lebih dari 225,4 juta dosis total vaksin COVID-19, baik dalam bulk (bahan baku) atau vaksin jadi.

Sedikit informasi tentang vaksin Sinovac, vaksin COVID-19 ini bekerja sama dengan PT. Bio Farma. Vaksin ini mulai didistribusikan kepada petugas kesehatan yang merupakan prioritas, sejak Januari 2021 lalu.

Kepala BPOM Penny K. Lukito menjelaskan, efikasi vaksin Sinovac (65,3 persen) memenuhi persyaratan organisasi kesehatan dunia (WHO). Ia juga mengatakan bahwa vaksin COVID-19 Sinovac ini tidak menggunakan bahan non-halal.

Penny juga menyebut bahwa lembaganya terus berkoordinasi dengan MUI untuk mendukung penerbitan sertifikasi halal vaksin COVID-19. Ini artinya vaksin tersebut aman digunakan oleh masyarakat Indonesia.

"Itu akan diterbitkan oleh MUI. Dalam hal ini kami juga berkoordinasi pertama saat bersama kami melakukan audit. Jadi ada juga auditor dari MUI untuk aspek halalnya," kata Penny K. Lukito, dikutip dari YouTube Badan POM RI, beberapa waktu lalu.

Banner Putri Ahok dan PuputBanner Putri Ahok dan Puput/ Foto: Mia Kurnia Sari

"Kami pun juga memberikan data-data mutu dari vaksin COVID-19 ini yang menunjukkan tidak ada proses atau tidak menggunakan bahan-bahan yang sifatnya mengandung yang tidak halal," sambungnya.

Sementara, efek samping vaksin Sinovac yang teramati dalam uji klinis di Bandung pun disebut tidak ada yang membahayakan. Baca kelanjutannya di halaman berikut.

Simak juga efek samping pasca-vaksin pada ibu menyusui:

[Gambas:Video Haibunda]



EFEK SAMPING VAKSIN SINOVAC

The hands in blue glove of the scientist hold the processor

ilustrasi vaksin/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Alernon77

Penny kemudian menjelaskan beberapa efek samping vaksin Sinovac yang ditemukan selama uji klinis. Menurut data yang didapatkan dari uji klinis, vaksin tersebut hanya menimbulkan efek samping ringan hingga sedang.

"Secara keseluruhan menunjukkan, vaksin COVID CoronaVac aman dengan kejadian efek samping yang ditimbulkan ringan hingga sedang, yaitu efek samping lokal berupa nyeri, iritasi, pembengkakan, serta efek samping sistemik berupa nyeri otot, fatigue, dan demam," papar Penny dalam konferensi pers daring, dikutip dari detikcom.

Efek samping vaksin Sinovac dengan derajat berat seperti sakit kepala, gangguan di kulit, serta diare, juga dilaporkan terjadi setelah penyuntikkan vaksin. Kendati demikian, efek samping ini hanya terjadi sebanyak 0,1 hingga 1 persen, Bunda.

"Frekuensi efek samping dengan derajat berat sakit kepala, gangguan di kulit, atau diare, yang dilaporkan hanya sekitar 0,1 -1 persen," kata Penny.

Penny juga menyampaikan efek samping vaksin Sinovac bisa segera pulih kembali. "Secara keseluruhan, kejadian efek samping ini juga dialami pada subjek yang mendapatkan plasebo," kata Penny.

Kendati memiliki efek samping yang ringan, perlu diingat bahwa semua merek vaksin sama, tidak perlu pilih-pilih, karena vaksin yang terbaik adalah vaksin yang tersedia.

Baca kelanjutannya di halaman berikut.

SEBAIKNYA JANGAN PILIH-PILIH VAKSIN BUN

Doctors wearing PPE uniforms white gloves are inoculating the arm muscles to prevent COVID 19.

ilustrasi vaksin/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Worayuth Kamonsuwan

Walaupun memiliki efek samping yang ringan, perlu diingat bahwa semua merek vaksin sama, tidak perlu pilih-pilih, karena vaksin yang terbaik adalah vaksin yang tersedia.

Ini sejalan dengan pendapat peneliti vaksin AstraZeneca asal RI yakni mahasiswa doktoral Clinical Medicine di Universitas Oxford, Indra Rudiansyah punya jawaban atas keresahan tersebut. Ia berpesan, vaksin COVID-19 terbaik pada dasarnya adalah vaksin yang tersedia.

Lebih lanjut, Indra mengatakan bahwa vaksinasi adalah cara selain terinfeksi untuk membentuk kekebalan. Memang, infeksi atau penularan adalah cara alami untuk membentuk kekebalan. Akan tetapi, cara ini memiliki risiko kematian yang tinggi.

Untuk menghindari risiko tersebut, satu-satunya cara adalah vaksinasi. "Melalui virus natural kita biarkan saja terinfeksi virus SARS-COV-2, kemudian kita sakit, sembuh kemudian memiliki kekebalan. Atau melalui vaksinasi," ujar Indra dalam bincang media secara virtual.


(aci/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda