cerita-bunda

Bukan Judul Sinetron, Suami Pilih Pelakor & Berakhir Tewas Kecelakaan Mobil

Tim HaiBunda   |   HaiBunda

Rabu, 25 May 2022 17:20 WIB

Jakarta -

Saat itu aku Idul Fitri ke kampung halaman ibuku di Kota Garut sembari menyempatkan silaturahmi ke rumah sahabat masa kecilku. Waktu aku berkunjung ke rumahnya, Bun...aku terkejut sekali. Di hadapanku tampil sesosok sahabat kecilku yang dahulu berparas cantik, sekarang tampak lusuh tanpa riasan, dan baju baru.

Meskipun usia kita sebaya, sahabatku sudah memiliki tiga anak, bayi yang ia gendong, balita usia tiga tahun, dan yang si sulung tujuh tahun. Sahabatku tidak sengaja menceritakan tentang pernikahannya karena adanya kehadiran sang pelakor (perebut laki orang).

Inti kehadiran pelakor, bermula saat suaminya mendapat promosi jabatan sebagai manager di sebuah perusaan otomotif di kota Jakarta. Suaminya pulang 2 - 4 minggu sekali. Makin lama, suaminya jarang pulang, dan makin sedikit mentransfer uang bulanan Bun. Sampai-sampai, sahabatku satu bulan terakhir ini utangnya menumpuk di warung dekat rumah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Banner Benarkah Seks Menyakiti JaninBanner Benarkah Seks Menyakiti Janin/ Foto: HaiBunda/ Annisa Shofia

Sang suami hanya mentrasfer Rp 500 ribu yang biasanya Rp juta per bulan. Sahabatku sulit menghubungi suaminya. Hingga kemarin akhir Ramadhan, dia nekat menyusul ke tempat kerjanya. Waktu datang ke kantornya, sang atasan mendengar keluh kesah istrinya. Sejak saat itu terbongkarlah ternyata gaji suaminya itu beserta tunjangan sebesar Rp12 juta, Bun.

Betapa kagetnya sahabatku, Bun. Saat tahu, suaminya kumpul kebo dengan pelakor yang ternyata satu tempat kerja dengannya sebagai Sales. Sang suami juga malah marah-marah, Bun dan mengusir sahabatku. Saat itu suaminya membentak,"Kaditu, balik siah!! ayeuna urang talak maneh. urang rek kawin jeung si eta." (Sana kau pergi, sekarang saya talak kamu!! Saya akan menikahi dia [si pelakor])."

Satu minggu setelah Idul Fitri, melalui atasanku, aku akhirnya membantu sahabatku ini di sidang perceraian. Dengan angkuhnya sang suami membawa si pelakor di lobi pengadilan agama. Maka, untuk meyakinkan hakim bahwa si suaminya yang salah, aku pun menyarankan sahabatku untuk membawa ketiga anaknya yang masih kecil-kecil.

Tetapi sang suami tetap pada pendiriannya ingin bercerai meski hakim ketua memberi nasihat untuk berpikir seribu kali jika ingin memutuskan bercerai, Bun. Dan, saat sidang ketiga itulah terjadi hal yang tidak kami sangka.

Di perjalanan dari Jakarta ke Garut untuk sidang ketiga, dia dan pelakor yang ikut di dalam mobil, mengalami kecelakaan tabrakan tunggal karena menabrak tiang listrik arah desa Leles menuju arah Garut kota. Ketika dicek oleh tim medis ambulans ternyata mereka sudah meninggal di tempat, Bun.

Aku terkejut dan merinding, maka jadwal sidang minggu ini pun dibatalkan. Karena sudah pasti sahabatku sekarang secara otomatis berstatus janda ditinggal mati. Sehari setelah kejadian itu Bun, aku bertanya kabar sahabatku.

Dia menjawab lirih,"Aku tidak tahu harus sedih atau bahagia, tapi merasa kehilangan pasti ada, karena masih ada sedikit cinta kepada suamiku," jawab sahabatku.

Dia mengabarkan bahwa atasan suaminya menelpon agar ia mengurus berkas, asuransi kematian, dan tunjangan ketiga anaknya dari perusahaan suaminya senilai Rp450 juta akan menjadi hak anak-anaknya menyelesaikan jenjang pendidikan minimal hingga SMA nanti. Tuhan Maha Tahu apa yang terbaik untuk sahabatku. Bun,

(Bunda Lia, tidak memberikan lokasi)

Mau berbagi cerita kebaikan di bulan Ramadan, Bun? Yuk cerita ke kami lewat [email protected]. Cerita terbaik akan mendapat THR menarik dari HaiBunda.

Simak juga video berikut mengenai Cerita Bunda saat Allo Fest yang menggelitik hati.

(ziz/ziz)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT