Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Serba-serbi Keracunan Kehamilan yang Perlu Diwaspadai Bumil, Gejala hingga Pengobatan

Arina Yulistara   |   HaiBunda

Selasa, 12 Jul 2022 18:06 WIB

Ilustrasi hamil 8 bulan
Serba-serbi Keracunan Kehamilan yang Perlu Diwaspadai Bumil, Gejala hingga Pengobatan/Foto: Getty Images/iStockphoto/ferlistockphoto

Semua ibu hamil bisa berisiko mengalami keracunan kehamilan atau biasa disebut preeklamsia. Apa penyebab keracunan kehamilan? Seperti apa bahaya yang mengintai?

Mungkin hal tersebut menjadi banyak pertanyaan ibu hamil saat mengalami keracunan kehamilan. Tidak ada yang tahu pasti penyebab keracunan kehamilan. 

Untuk itu, Bunda perlu memahami mengenai segala hal tentang keracunan kehamilan atau preeklamsia agar bisa ditangani secara cepat jika mengalaminya. Keracunan kehamilan bisa membahayakan Bunda dan calon buah hati lho.

Dalam beberapa kasus keracunan kehamilan terparah bahkan bisa sampai menyebabkan kematian. Duh, mengkhawatirkan ya, Bunda. 

Mari pahami bersama serba-serbi keracunan kehamilan yang harus diwaspadai ibu hamil, seperti dilansir dari WebMD dan Mayo Clinic.

Apa itu keracunan kehamilan?

Keracunan kehamilan atau preeklamsia merupakan salah satu komplikasi kehamilan. Kondisi keracunan kehamilan terjadi ketika ibu hamil memiliki tekanan darah tinggi, protein dalam urine, dan pembengkakan di kaki dan tangan. 

Keracunan kehamilan bisa ringan hingga parah. Ini biasanya terjadi di akhir kehamilan, meskipun dalam beberapa kasus datang lebih awal atau tepat setelah melahirkan. Jika preeklamsia membuat Bunda kejang berarti mengalami eklampsia.

Ya, keracunan kehamilan dapat menyebabkan eklampsia, suatu kondisi serius yang dapat memiliki risiko kesehatan bagi ibu dan bayi. Bahkan dalam kasus yang jarang terjadi bisa menyebabkan kematian.

Satu-satunya obat untuk keracunan kehamilan atau preeklamsia adalah melahirkan. Bahkan setelah melahirkan, gejala keracunan kehamilan bisa bertahan 6 minggu atau lebih.

Oleh sebab itu, Bunda dapat membantu melindungi diri sendiri dengan mempelajari gejala-gejala keracunan kehamilan dan menemui dokter untuk perawatan prenatal secara teratur. Mengetahui gejala keracunan kehamilan lebih dini bisa menurunkan kemungkinan masalah jangka panjang bagi Bunda dan calon buah hati.

Gejala keracunan kehamilan

Ada pula beberapa keracunan kehamilan yang perlu diwaspadai:

  • Pembengkakan
  • Protein dalam urine
  • Tekanan darah di atas 130/80
  • Naik berat badan selama 1 atau 2 hari karena peningkatan cairan tubuh
  • Sakit pada bagian pundak
  • Sakit perut, terutama di sisi kanan atas
  • Sakit kepala parah
  • Perubahan refleks atau kondisi mental
  • Buang air kecil lebih sedikit atau tidak sama sekali
  • Pusing
  • Sesak bernapas
  • Muntah dan mual yang parah
  • Penglihatan berubah seperti lampu berkedip atau kabur

Beberapa ibu hamil yang mengalami keracunan kehamilan tidak memiliki gejala apa pun. Jadi penting untuk menemui dokter demi pemeriksaan tekanan darah dan tes urine secara teratur.

Kapan gejala keracunan kehamilan bisa muncul?

Keracunan kehamilan dapat terjadi sedini mungkin, sekitar 20 minggu setelah kehamilan tapi jarang terjadi. Gejala sering dimulai setelah 34 minggu. 

Dalam beberapa kasus, gejala berkembang setelah lahir, biasanya dalam 48 jam setelah melahirkan. Keracunan kehamilan bisa sembuh sendiri setelah melahirkan.

Ketahui penyebab terjadinya keracunan kehamilan di halaman selanjutnya yuk Bunda.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Saksikan juga yuk video tentang tanda dan pencegahan preeklamsia menurut dokter:

[Gambas:Video Haibunda]





PENYEBAB DAN BAHAYA KERACUNAN KEHAMILAN

Ilustrasi hamil 8 bulan

Serba-serbi Keracunan Kehamilan yang Perlu Diwaspadai Bumil, Gejala hingga Pengobatan/Foto: Getty Images/iStockphoto/SunnyVMD

Penyebab keracunan kehamilan

Banyak ahli berpikir keracunan kehamilan dan eklamsia terjadi ketika plasenta ibu hamil tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Namun mereka tidak tahu persis alasannya.

Beberapa orang berpikir gizi buruk atau lemak tubuh yang tinggi mungkin bisa menyebabkan keracunan kehamilan. Kurangnya aliran darah ke rahim juga bisa berperan. Selain itu, faktor genetik bisa merupakan salah satu faktornya.

Hal-hal lain yang bisa meningkatkan peluang Bunda terkena keracunan kehamilan meliputi:

  • Hamil saat remaja (di bawah 20 tahun) atau wanita di atas 40 tahun
  • Hamil pertama kali
  • Memiliki bayi dengan jarak kurang dari 2 tahun atau lebih dari 10 tahun
  • Kehamilan dengan pasangan baru, bukan ayah dari anak-anak sebelumnya
  • Tekanan darah tinggi sebelum hamil
  • Punya riwayat preeklamsia sebelumnya
  • Punya ibu atau saudara perempuan yang mengalami keracunan kehamilan
  • Riwayat obesitas
  • Hamil lebih dari satu bayi
  • Menjalani In-vitro fertilization (IVF)
  • Riwayat diabetes, penyakit ginjal, lupus, atau rheumatoid arthritis

Bahaya ketika mengalami keracunan kehamilan 

Preeklamsia atau keracunan kehamilan dapat membuat plasenta Bunda tidak mendapatkan cukup darah. Akhirnya dapat menyebabkan bayi lahir sangat kecil. Ini disebut pembatasan pertumbuhan janin.

Ini juga salah satu penyebab paling umum dari kelahiran prematur dan komplikasi lain, termasuk ketidakmampuan belajar, epilepsi, cerebral palsy, dan masalah pendengaran serta penglihatan.

Banner Pengental ASI

Ada pun komplikasi yang jarang terjadi tapi berbahaya, seperti:

  • Penumpukan cairan di dada
  • Gagal jantung
  • Kebutaan reversibel
  • Pendarahan dari hati
  • Pendarahan setelah melahirkan
  • Bayi meninggal dunia saat lahir

Ketahui juga yuk cara pengobatan keracunan kehamilan di halaman selanjutnya Bunda.

PENGOBATAN KERACUNAN KEHAMILAN

A pregnant woman has her blood pressure checked by her obstetrician at a routine prenatal appointment

Serba-serbi Keracunan Kehamilan yang Perlu Diwaspadai Bumil, Gejala hingga Pengobatan/Foto: Getty Images/FatCamera

Perawatan keracunan kehamilan

Bukti klinis terbaik untuk pencegahan keracunan kehamilan adalah penggunaan aspirin dosis rendah. Mungkin Bunda akan mengonsumsi tablet aspirin 81 miligram setiap hari setelah 12 minggu kehamilan jika memiliki satu faktor risiko tinggi preeklamsia atau faktor risiko sedang.

Sementara itu, satu-satunya obat untuk preeklamsia dan eklampsia adalah melahirkan. Dokter akan berbicara dengan Bunda tentang kapan harus melahirkan berdasarkan seberapa jauh bayi berkembang dalam kandungan dan tingkat keparahan keracunan kehamilan.

Jika bayi berkembang dengan baik, biasanya pada 37 minggu atau lebih, dokter mungkin ingin menginduksi persalinan atau melakukan operasi caesar. Ini akan mencegah keracunan kehamilan menjadi lebih buruk.

Kalau bayi belum cukup bulan, dokter mungkin dapat mengobati keracunan kehamilan ringan sampai bayi cukup berkembang untuk dilahirkan dengan aman. Semakin dekat kelahiran, semakin baik untuk bayi Bunda.

Ketika Bunda didiagnosis keracunan kehamilan ringan tanpa gejala yang parah, disarankan untuk:

  • Istirahat di tempat tidur, baik di rumah atau rumah sakit.
  • Pemantauan yang cermat dengan monitor detak jantung janin dan USG yang sering
  • Obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah
  • Tes darah dan urine

Jadi, sebaiknya tidak sepelekan ketika mengalami gejala keracunan kehamilan ya, Bunda. Segera periksakan ke dokter agar kehamilan Bunda berjalan sehat dan lancar.


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda