Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Jangan Salah Bun, Osteoporosis Juga Bisa Dialami Anak

Annisa Afani   |   HaiBunda

Selasa, 13 Apr 2021 09:23 WIB

Portrait of little Asian boy sitting at his desk doing homework against white background.
Ilustrasi anak/ Foto: Getty Images/iStockphoto/tylim

Menjaga kesehatan menjadi hal yang penting lho, Bunda. Jika dilakukan sejak dini, ini akan menjadi investasi jangka panjang dan terbaik seumur hidup, khususnya di masa tua mendatang.

Untuk Bunda ketahui, masalah kesehatan tulang yang paling diperhatikan ini yakni terkait osteoporosis. Yang mana, kondisi ini membuat tulang yang menyangga tubuh kehilangan massa, sehingga menjadi lemah dan rapuh.

Sayangnya, osteoporosis ini tak memiliki tanda ataupun gejala yang dapat menjadi peringatan, Bun. Sehingga, hal ini baru diketahui usai terjadinya suatu hal yang mengharuskan untuk dilakukannya pemeriksaan.

Banner nasi tak cepat basi

"Osteoporosis ini berbeda dengan penyakit pada umum yang memiliki gejala. Tak menimbulkan tanda-tanda yang terlihat. Tidak ada gejala sama sekali, ya," tutur dr. Bagus Putu Putra Suryana, Sp.PD-KR selaku Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) dalam webinar 'Membangun Hari yang Lebih Baik dan Sehat dengan Rutin Aktivitas Fisik' pada Rabu (7/4/2021) yang dilaksanakan sebagai peringatan Hari Aktivitas Fisik Sedunia dan Hari Kesehatan Sedunia.

"Ini keroposan yang terjadi dalam tulang, yang tidak menimbulkan rangsangan nyeri dan sebagainya," sambungnya dalam acara yang sama.

Lebih lanjut, dr. Bagus juga mengingatkan bahwa osteoporosis ini tak kalah mengancam dari berbagai penyakit lainnya. Ini karena kehadirannya yang tak terlihat saat terjadi insiden tertentu.

"Osteoporosis ketahuan saat adanya patah tulang," tuturnya.

Ancaman osteoporosis

Dalam pandangan atau persepsi masyarakat, osteoporosis ini hanya dapat terjadi dan dialami oleh individu dengan usia lanjut. Padahal, itu salah lho, Bunda.

Faktanya, ini dapat mengancam siapapun dan tak memandang usia. Karena pada prinsipnya, masalah kesehatan tulang ini bisa dimulai sejak dini dan dapat pula mengancam anak kecil.

"Jadi di persepsi masyarakat yang menyebut osteoporosis dialami oleh orang lansia itu salah. Pada anak, dewasa itu juga bisa terjadi," jelas dr. Bagus.

"Osteoporosis tak hanya menyerang usia lansia. Bahkan anak-anak pun bisa alami osteoporosis kalau dari awal pertumbuhan tulangnya memang tidak bagus," sambungnya.

Simak informasi selengkapnya di halaman berikut ya, Bunda.

Bunda, simak juga metode pengobatan saat terjadi patah tulang dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]


KONSUMSI KALSIUM DAN VITAMIN D

Anak Minum Susu

Ilustrasi anak minum susu/ Foto: iStock

Untuk menjaga kesehatan tulang, hal yang perlu dilakukan yakni dengan mengonsumsi makanan sehat dengan nutrisi seimbang. Selain itu, perlu juga didukung dengan aktivitas fisik untuk membangun kekokohan tulang.

Kata dr. Bagus, makanan yang mendukung kesehatan tulang ini beragam. Yang penting, harus beragam dan mencukupi semua kebutuhan harian.

"Banyak zat-zat dari makanan yang dibutuhkan untuk tulang. Yang utama memang kalsium, vitamin D, dan fosfor disamping protein dan sebagainya," ujarnya.

"Jika makan makanan beragam dan cukup, terpapar sinar matahari juga, maka kebutuhan nutrisi untuk tulangnya tercukupi. Namun jika makanannya monoton, aktivitas fisik dan olahraga yang kurang maka ini yang membuat tulang tak ternutrisi dengan baik."

Olahraga yang aman untuk wanita menjelang usia 50 tahun

Tak ada kata terlambat untuk mengubah gaya hidup, Bunda. Meski sudah tak lagi muda, namun terus melakukan upaya untuk kepentingan kesehatan tubuh menjadi hal prioritas.

Saat Bunda tak lagi muda dan berusia menjelang 50 tahun, maka ada beberapa peringatan yang perlu diketahui, terutama soal olahraga. Menurut dr. Bagus, hal berkaitan dengan perubahan hormon pada tubuh, lho.

"Ini usia yang penting pada wanita meski belum masuk usia lansia (50 tahun). Namun dari 45-50 tahun, pada wanita mulai terjadi perubahan pada siklus hormonal yang disebut sebagai masa-masa perimenopouse," tuturnya.

Simak informasi selengkapanya di halaman berikut ya, Bunda.

AKTIVITAS FISIK

Ilustrasi anak olahraga di rumah

Ilustrasi olahraga/ Foto: Getty Images/staticnak1983

Menjelang usia 50 tahun, wanita pada umumnya mengalami penurunan kualitas tulang yang signifikan, Bun. Sehingga, aktivitas fisik menjadi hal yang penting.

"Pada masa itu, tulang mengalami masa-masa penurunan yang paling cepat. Oleh karena itu, aktivitas fisik di usia ini sangat penting," jelasnya.

Meski begitu, tetap ada hal atau aturan yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan berbagai aktivitas fisik seperti berolahraga, Bunda. Kata dr. Bagus, ini demi menghindari hal-hal yang tak diinginkan terjadi.

"Prinsipnya tentu harus teratur, frekuensinya juga. Selain itu hindari aktivitas fisik yang menimbulkan hentakan pada sendi dan tulang. Bagus dengan senam, joging dan jalan-jalan santai."

"Pesan saya, jagalah osteoporosis sejak dini. Mulai dari anak-anak, remaja sampai lansia. Mulai dengan jalani aktivitas jasmani yang teratur dan penuhi dengan nutrisi yang sehat," sarannya.


(AFN/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda