

Bundapedia
Premenstrual Syndrome (PMS)
Nanie Wardhani | Haibunda
Sindrom pramenstruasi atau Premenstrual Syndrome (PMS) adalah kombinasi gejala yang datang sebelum menstruasi. Gejala mungkin terutama bersifat fisik (kembung, kelelahan, dll.), emosional (mudah marah, sedih, dll.) atau kombinasi keduanya. Yang mana pun gejala yang muncul, semuanya mengganggu hidup Bunda.Â
Pengertian Premenstrual Syndrome (PMS)
Sindrom pramenstruasi, atau PMS, menggambarkan gejala yang muncul sebelum menstruasi. Gejala dapat didasarkan pada emosi seperti lekas marah atau depresi, atau gejala fisik seperti nyeri payudara atau kembung. Gejala ini biasanya muncul satu hingga dua minggu sebelum menstruasi dan kembali pada waktu yang sama setiap bulannya.
Gejala Premenstrual Syndrome (PMS)
PMS biasanya mengalami berbagai gejala yang berdampak negatif pada tubuh dan kesejahteraan emosional. Gejala yang muncul di usia 20-an mungkin berbeda dengan yang dialami di usia 30-an dan 40-an.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang bisa diprediksi adalah waktunya. Sakit dan nyeri atau perasaan mudah tersinggung yang secara teratur mendahului menstruasi dan kemudian membaik setelahnya adalah tanda-tanda PMS.
Gejala fisik
Tanda-tanda fisik PMS yang paling umum adalah perasaan penuh di perut (kembung) dan kelelahan. Selain itu ada beberapa gejala lain menurut Cleveland Clinic, termasuk:
- Kram
- Jerawat kambuh
- Payudara terasa lembut
- Sakit kepala
Gejala emosional
Perasaan lekas marah dan perubahan suasana hati adalah indikator emosional PMS yang paling umum. Gejala lain termasuk:
- Perubahan dalam gairah seksÂ
- Merasa cemas, sedih atau tertekan
- Kabut otak, atau kesulitan berkonsentrasi
- Mengidam makanan atau nafsu makan meningkat / menurun
- Sering tidur siang atau susah tidur (insomnia).
- Berkurangnya minat dalam aktivitas.
Dampak emosional yang ditimbulkan PMS dapat menyebabkan menarik diri dari teman dan keluarga. Itu dapat mengintensifkan perasaan negatif, membuatnya lebih mudah untuk menyerang orang lain.
Apa hubungan antara PMS dan eksaserbasi pramenstruasi (PME)?
PMS berbagi gejala dengan banyak kondisi lain. Gejala bersama ini sering kali memburuk sebelum menstruasi. Kondisi tersebut meliputi:
- Depresi dan kecemasan: Perubahan suasana hati, perasaan sedih, lekas marah, dan isolasi mungkin menjadi lebih intens saat menstruasi.
- Encephalomyelitis myalgic / sindrom kelelahan kronis (ME / CFS): Kelelahan dan nyeri sendi dan otot dapat meningkat pada hari-hari dan minggu-minggu menjelang menstruasi. Dengan ME/CFS, Bunda juga lebih mungkin mengalami perdarahan menstruasi yang berat dan mengalami menopause dini.
- Sindrom iritasi usus (IBS): Gejala seperti kembung, gas, dan kram dapat memburuk bersamaan dengan PMS.
Penting selama diagnosis untuk mengesampingkan kondisi yang berbagi gejala dengan PMS. Dokter akan membantu mengidentifikasi apakah gejala hanya tanda PMS atau jika memiliki kondisi yang terasa lebih buruk karena akan menstruasi.
Penyebab PMS
Penyebab PMS tidak diketahui. Mungkin saja perubahan hormon yang berkaitan dengan siklus menstruasi menyebabkan gejala PMS. Gejala biasanya muncul setelah ovulasi, saat indung telur melepaskan sel telur.
Tingkat hormon estrogen dan progesteron menurun sekitar waktu ini. Gejala sering hilang beberapa hari setelah menstruasi, saat kadar hormon mulai meningkat lagi. Fluktuasi hormon ini mungkin menjadi penyebab PMS.
Diagnosis PMS
Dokter akan bertanya tentang gejala, kapan mengalaminya dan bagaimana pengaruhnya terhadap hidup Bunda. Adalah umum untuk mengalami satu atau dua gejala yang tidak menyenangkan sebelum menstruasi, tetapi ini tidak sama dengan PMS.
Untuk diagnosis PMS, dokter akan mengonfirmasi bahwa Bunda memiliki setidaknya satu gejala yang terkait dengan PMS yang terjadi dalam lima hari dari siklus menstruasi dan kemudian hilang dalam empat hari setelah menstruasi berakhir. Gejala-gejala ini harus kambuh setidaknya selama tiga siklus menstruasi untuk diagnosis resmi.
Dokter mungkin juga bertanya tentang riwayat kesehatan dan obat yang Bunda minum untuk mengesampingkan faktor selain PMS yang mungkin menyebabkan gejala. Mereka mungkin juga bertanya tentang riwayat medis keluarga, karena banyak kondisi terjadi dalam keluarga. Dokter akan mengesampingkan penyebab seperti:
- Kecemasan
- Depresi
- Perimenopause (masa transisi sebelum menopause).
- Sindrom kelelahan kronis
- Gangguan tiroid (misal hipertiroidisme)
- Obat yang dikonsumsi
![]() |
Pengobatan dan perawatanÂ
Tidak ada obat untuk sindrom pramenstruasi. Tetapi gejala pada akhirnya akan hilang begitu mengalami menopause dan tidak lagi mengalami menstruasi. Sampai saat itu, ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengelola gejala agar tidak mengganggu. Awasi ketika melihat gejala, dan perhatikan perawatan yang meredakannya. Gunakan setiap bulan ketika gejala biasanya dimulai.
Obat-obatan
NSAID: Obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID) dapat meredakan nyeri payudara dan kram menstruasi jika meminumnya selama menstruasi atau ketika gejala dimulai. Bunda dapat membelinya tanpa resep, atau dokter dapat meresepkan dosis yang lebih kuat jika diperlukan.
Obat antidepresan dan anti-kecemasan: Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) adalah jenis antidepresan yang paling umum diresepkan untuk mengobati masalah terkait suasana hati terkait PMS.Â
Diuretik: Diuretik dapat meredakan gejala seperti kembung dan nyeri payudara.
Perubahan gaya hidup
Bunda dapat memodifikasi gaya hidup untuk menghilangkan rasa sakit dan melawan gejala PMS yang berhubungan dengan suasana hati.
Olahraga teratur: Olahraga kardio sedang (lari, jalan cepat, bersepeda, atau berenang) selama 30 menit sehari dapat meredakan stres dan meningkatkan suasana hati. Manfaatnya bertahan lebih dari 30 menit.
Diet sehat: Makan lebih sedikit makanan asin, berlemak, dan manis, dan minum lebih sedikit minuman berkafein dan beralkohol dua minggu sebelum menstruasi. Selama menstruasi, makanlah enam porsi kecil sehari, bukan tiga porsi besar. Atau, makan tiga porsi kecil dan tiga camilan kecil. Makan sehat baik untuk suasana hati dan usus.Â
Banyak tidur: Tidur setidaknya delapan jam dapat mengurangi perasaan mudah tersinggung. Bangun dan tidur pada waktu yang sama setiap hari menambah manfaat ekstra untuk menyinkronkan jam internal sehingga cenderung tidak merasa murung sepanjang hari.
Latihan relaksasi: Yoga, meditasi, dan latihan pernapasan menghilangkan stres dan melawan rasa lekas marah dan sedih yang sering menyertai PMS.
Vitamin, mineral dan suplemen
Kalsium: kalsium dapat memperbaiki gejala seperti kelelahan, mengidam makanan, dan bahkan depresi. Kalsium bisa didapatkan dari produk susu (susu, telur, yogurt), makanan dengan tambahan kalsium dan suplemen.
Magnesium: Ada bukti yang bersaing tentang apakah magnesium membantu gejala PMS, seperti sakit kepala, stres, dan kecemasan. Magnesium bisa didapatkan dari sayuran hijau, kacang-kacangan, biji-bijian dan suplemen.
Vitamin B6: Vitamin B6 dapat memperbaiki gejala yang berhubungan dengan PMS ringan dan sedang. Bunda bisa mendapatkan Vitamin B6 dari ikan, unggas, kentang, buah-buahan non-jeruk dan suplemen.
Omega-3 dan Omega-6: asam lemak Omega-3 dan Omega-6 dapat meringankan gejala PMS. Dapatkan Omega-3 dan Omega-6 dari ikan, biji rami, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan suplemen.
Hanya karena sindrom pramenstruasi biasa terjadi, bukan berarti harus menolerir gejala tidak menyenangkan yang ditimbulkannya. Perhatikan rasa sakit atau perubahan suasana hati yang terjadi di sekitar menstruasi yang mungkin merupakan tanda PMS.
Jika mengganggu kesehatan, coba ubah kebiasaan dan minum obat yang dapat meredakan gejala. Jika tidak berhasil, temui dokter untuk mendapatkan perawatan yang dibutuhkan.