Ilustrasi menyusui IMD

Bundapedia

Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Nanie Wardhani   |   Haibunda

Inisiasi Menyusu Dini atau IMD adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri, bukan disodorkan ke puting susu.  Inisiasi Menyusu Dini (IMD) akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif (hanya ASI saja) dan lamanya menyusui.

Dengan demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan mencegah anak kurang gizi. Seperti dilansir dari laman resmi Dinas Kesehatan Kulonprogo, pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan UNICEF yang merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai tindakan ‘penyelamatan kehidupan’, karena inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 22 persen dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan. 

Tahap-tahap Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Dalam proses melahirkan, Bunda disarankan mengurangi atau tidak menggunakan obat kimiawi. Jika Bunda menggunakan obat kimiawi terlalu banyak, dikhawatirkan akan terbawa ASI ke bayi yang nantinya akan menyusu dalam proses inisiasi menyusu dini.


Para petugas kesehatan yang membantu Bunda menjalani proses melahirkan, akan melakukan penanganan kelahiran seperti biasanya. Begitu pula jika Bunda harus menjalani operasi caesar. Setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa menghilangkan vernix (kulit putih). Vernix (kulit putih) menyamankan kulit bayi.

  • Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut Bunda, dengan kulit bayi melekat pada kulit Bunda. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala bayi dapat dipakaikan topi. Kemudian, jika perlu, bayi dan Bunda diselimuti.
  • Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut Bunda, dibiarkan untuk mencari sendiri puting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting susu). Pada dasarnya, bayi memiliki naluri yang kuat untuk mencari puting susu ibunya.
  • Saat bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, Bunda perlu didukung dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. Posisi Bunda yang berbaring mungkin tidak dapat mengamati dengan jelas apa yang dilakukan oleh bayi.
  • Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit Bunda sampai proses menyusu pertama selesai.
  • Setelah selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, diberi vitamin K dan tetes mata.

Bunda dan bayi tetap bersama dan dirawat-gabung. Rawat-gabung memungkinkan Bunda menyusui bayinya kapan saja si bayi menginginkannya, karena kegiatan menyusu tidak boleh dijadwal.

Rawat-gabung juga akan meningkatkan ikatan batin antara Bunda dengan bayinya. Bayi jadi jarang menangis karena selalu merasa dekat dengan Bunda, dan selain itu dapat memudahkan Bunda untuk beristirahat dan menyusui.

Manfaat kontak kulit bayi ke kulit Bunda 

  • Dada Bunda menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit Bunda akan menyesuaikan suhunya dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat menyusu menurunkan risiko kematian karena hypothermia (kedinginan).
  • Bunda dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan lebih jarang rewel sehingga mengurangi pemakaian energi.
  • Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada di ASI Bunda. Bakteri baik ini akan membuat koloni di usus dan kulit bayi untuk menyaingi bakteri yang lebih ganas dari lingkungan.
  • Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang penting untuk pertumbuhan usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih sangat muda, tidak siap untuk mengolah asupan makanan.
  • Antibodi dalam ASI penting demi ketahanan terhadap infeksi, sehingga menjamin kelangsungan hidup sang bayi.
  • Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan, fungsi usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang bukan protein manusia (misalnya susu hewan), yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi.
  • Bayi yang diberikan IMD akan lebih berhasil menyusu ASI eksklusif dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.
  • Sentuhan, kuluman/emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang keluarnya oksitosin yang penting karena:
  • Menyebabkan rahim berkontraksi membantu mengeluarkan plasenta dan mengurangi perdarahan Bunda.
  • Merangsang hormon lain yang membuat Bunda tenang, rileks, dan mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormon meningkatkan ambang nyeri), dan timbul rasa sukacita/bahagia.
  • Merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI matang dapat lebih cepat keluar.

SOP inisiasi menyusu dini pada partus spontan (Kelahiran pervaginam)

  • Suami atau keluarga dianjurkan untuk mendampingi Bunda di kamar bersalin seperti disarankan oleh UNICEF dan WHO. 
  • Disarankan untuk mengurangi atau tidak menggunakan obat kimiawi
  • Setelah bayi lahir, segera dikeringkan terutama kepala, kecuali tangannya, tanpa menghilangkan vernix.
  • Mulut dan hidung bayi dibersihkan, tali pusat diikat.
  • Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, Bayi ditengkurapkan di dada-perut Bunda dengan kulit bayi melekat pada kulit Bunda dan mata bayi setinggi puting susu. Keduanya diselimuti. Bayi dapat diberi topi.
  • Anjurkan Bunda menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi mencari puting sendiri.
  • Bunda didukung dan dibantu mengenali perilaku bayi sebelum menyusu.
  • Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit Bunda selama paling tidak satu jam; bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan bersentuhan sampai setidaknya 1 jam. 
  • Bila dalam 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu Bunda dengan mendekatkan bayi ke puting tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi. Beri waktu 30 menit atau 1 jam lagi.
  • Setelah setidaknya 1 jam atau selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, dan diberi vitamin K.
  • Rawat gabung bayi: Bunda dan bayi dirawat dalam satu kamar, dalam jangkauan Bunda selama 24 jam. 
  • Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng.
Inisiasi Menyusui Dini atau IMDIlustrasi inisiasi menyusu dini (IMD)/ Foto: Getty Images/isayildiz

SOP inisiasi menyusu dini pada operasi caesar

  • Suami atau keluarga dianjurkan untuk mendampingi Bunda di kamar pemulihan.
  • Begitu lahir bayi diletakkan di meja resusitasi untuk a, dikeringkan secepatnya terutama kepala tanpa menghilangkan vernix, kecuali tangannya. Dibersihkan mulut dan hidung bayi, tali pusat diikat.
  • Kalau bayi tak perlu diresusitasi; bayi dibedong, dibawa ke Bunda. Diperlihatkan kelaminnya pada Bunda kemudian mencium Bunda
  • Tengkurapkan bayi di dada Bunda dengan kulit bayi melekat pada kulit Bunda. Kaki bayi agak sedikit serong/melintang menghindari sayatan operasi. Bayi dan Bunda diselimuti. Bayi diberi topi.
  • Anjurkan Bunda menyentuh bayi untuk merangsang bayi mendekati puting. Biarkan bayi mencari puting sendiri.
  • Biarkan kulit Bayi bersentuhan dengan kulit Bunda paling tidak selama satu jam, bila menyusu awal selesai sebelum 1 jam; tetap kontak kulit Bunda-bayi selama setidaknya 1 jam.
  • Bila bayi menunjukkan kesiapan untuk minum, bantu Bunda dengan mendekatkan bayi ke puting tapi tidak memasukkan puting ke mulut bayi. Bila dalam 1 jam belum bisa menemukan puting Bunda, beri tambahan waktu 30 menit atau 1 jam lagi.
  • Bila operasi telah selesai, Bunda dapat dibersihkan dengan bayi tetap melekat di dadanya dan dipeluk erat oleh Bunda. Kemudian Bunda dipindahkan dari meja operasi ke ruang pulih (RR) dengan bayi tetap di dadanya.
  • Bila ayah tidak dapat menyertai Bunda di kamar operasi, diusulkan untuk mendampingi Bunda dan mendoakan anaknya saat di ruang pemulihan.
  • Rawat gabung: Bunda dan bayi dirawat dalam satu kamar, bayi dalam jangkauan Bunda selama 24 jam. Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan langkah yang sangat baik untuk memudahkan bayi dan ibu dalam memulai proses menyusui. Berbagai macam keuntungan didapatkan dari proses ini, baik untuk Bunda maupun bayi. 

 

Topik Terkait

Kesehatan Anak

HIGHLIGHT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT