
trending
5 Fakta Penganiayaan Perawat RS Siloam, Korban Alami Luka & Memar
HaiBunda
Sabtu, 17 Apr 2021 13:32 WIB

Belum lama ini, publik diramaikan dengan pemberitaan soal penganiayaan, Bunda. Hal ini terjadi pada seorang perawat wanita di Rumah Sakit Siloam Palembang, Sumatra Selatan.
Peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (15/4/2021) sekitar pukul 13.30 WIB. Korban yang mendapat perlakuan menyakitkan tersebut mengalami luka parah di sejumlah titik tubuhnya.
Untuk informasi selengkapnya, simak fakta-fakta berikut:
1. Kronologi kejadian
Kasus penganiayaan ini pertama kali diketahui usai sebuah video tersebar di media sosial, Bunda. Dalam rekaman berdurasi 35 detik tersebut, suasana RS tampak begitu menegangkan
Di sana terlihat beberapa perawat dan sekuriti yang berusaha dan mencoba untuk menolong perawat yang menjadi korban. Saat itu, pelaku bertindak dengan menjambak rambut korban untuk dibawa keluar ruangan.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Direktur Keperawatan Rumah Sakit Siloam Sriwijaya, Tata, kronologi kejadian ini berawal saat perawat mencabut infus pasien yang masih anak-anak.
"Dikarenakan pasien merupakan anak pelaku dan masih berusia dua tahun, sedang aktif-aktifnya, kita berhati-hati untuk mencabut selang infus," kata Tata melansir detikcom pada Sabtu (17/4/2021).
Akan tetapi, ada hal yang tak diinginkan terjadi. Ibu pasien langsung mengendong anak tersebut hingga tangannya mengeluarkan darah.
Saat hal tersebut terjadi sekitar pukul 11.00 WIB, perawat sempat mengganti plester sembari menghentikan pendarahan pasien. Namun, ibu pasien justru histeris dan menyalahkan perawat hingga memanggil suaminya untuk datang ke RS karena anaknya menangis.
Sekitar pukul 14.00 WIB, pelaku datang dan memanggil perawat tersebut. Tak lama setelah itu, penganiayaan pun terjadi. Perawat mendapat beberapa perilaku yang membuat tubuhnya mengalami memar.
Simak fakta selanjutnya di halaman berikut ya, Bunda.
Bunda, simak juga cara GKR Bendara menggunakan media sosial untuk bantu warga laporkan KDRT dan redakan konflik dalam video berikut:
KORBAN MELAPORKAN PELAKU
Ilustrasi penganiyaan/Foto: Getty Images/iStockphoto/Serghei Turcanu
2. Korban melaporkan kejadian
Atas kejadian itu, korban mengalami memar di mata kiri, bengkak di bibir, dan sakit pada perut. Korban lalu melapor ke Polrestabes Palembang dan diterima kepolisian dengan Nomor: LP/682/IV/2021/SPKT/Polrestabes Palembang/PoldaSumsel.
"Ketika menemui pelaku, kami datang bertiga. Memang dia menyuruh yang tidak berkepentingan disuruh keluar, namun kami menolak karena kami yang bertanggung jawab, baik terhadap pasien dan perawat. Pelaku melontarkan pertanyaan, belum sempat dijawab dia langsung menampar wajah perawat kami," ujar Tata
Tak hanya aksi kekerasan, pelaku juga memaksa korban untuk meminta maaf sambil bersujud. Di saat yang bersamaan pelaku juga menendang perut korban.
"Pelaku juga memaksa perawat kamu bersujud meminta maaf, di saat itu juga dia menendang perut perawat kami. Melihat kejadian tersebut kami sempat menghalangi dan melerai, namun pelaku justru menarik rambut korban. Hingga petugas keamanan RS pun berdatangan dan mengamankan korban karena terluka dan memar," kata Tata.
3. Pelaku bukan anggota polisi
Saat penganiayaan terjadi, pelaku sempat dihadang oleh seorang polisi, Bunda. Namun, pelaku yang tengah melancarkan aksinya tersebut justru kembali menantang dan mengakui bahwa dirinya juga merupakan seorang polisi.
Tata mengatakan pelaku yang merupakan orang tua pasien itu sempat mengaku sebagai anggota polisi. Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri membantah aksi klaim terduga pelaku sebagai anggota polisi.
"Tidak betul (pelaku anggota Polri). Pelaku itu ngaku-ngaku sebagai anggota Polri," kata Irjen Eko.
Eko menegaskan anggota Polri yang ada di area kejadian, justru mencegah pelaku agar tidak melakukan penganiayaan. Anggota Polri tersebut merupakan keluarga pasien lain yang juga dirawat.
Selain penganiayaan, pelaku juga dilaporkan ke polisi atas kasus perusakan. Orang tua pasien di RS Siloam itu diduga merusak handphone (HP) perawat lain.
"Ia melaporkan terlapor JS dalam kasus perusakan," kata Kasubbag Humas Polrestabes Palembang, Kompol M Abdullah.
Dalam laporannya, kata Abdul, pelapor melaporkannya karena merusak HP perawat lain. Kedua perawat sudah membuat laporan ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Palembang.
"Dalam laporan tersebut, pelapor mengatakan ia telah menjadi korban dari kemarahan dan arogansi pelaku, mengingat ponsel miliknya dirusak," ucapnya.
Selanjutnya, simak di halaman berikut, ya.
PELAKU DIKECAM DAN MEMINTA MAAF
Ilustrasi penganiyaan/Foto: Getty Images/iStockphoto/Serghei Turcanu
4. PPNI kecam pelaku
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mengutuk keras pelaku penganiayaan terhadap perawat Siloam. Perawat tersebut diduga ditonjok, ditendang, dan dijambak oleh keluarga pasien.
"Ketua Umum DPP PPNI atas nama seluruh perawat Indonesia mengutuk keras kepada pelaku tindak kekerasan," kata Harif Fadhillah, Ketua Umum PPNI, dalam pernyataan persnya.
Selain mendesak pelaku dihukum seberat-beratnya, PPNI juga mendorong RS Siloam Sriwijaya melakukan pendampingan dan pengawalan kepada perawatnya. Lingkungan kerja yang kondusif dibutuhkan karena tugas perawat erat dengan keselamatan manusia.
"Tindak kekerasan yang sedang menjalankan tugas profesinya merupakan ancaman terhadap keamanan di tempat kerja dan sistem pelayanan kesehatan," tulis Harif.
"Kekerasan ini juga sangat dikecam komunitas perawat seluruh dunia," lanjutnya.
5. Pelaku ditangkap dan minta maaf
Pelaku merupakan seorang pria bernama Jason Tjakrawinata (38), Bunda. Kemudian ia ditangkap pada malam sekitar pukul 19.00 oleh anggota Satreskrim Polrestabes Palembang, di kediamannya dan tanpa perlawanan di kawasan Kayuagung, Ogan Komering Ilir (OKI).
"Tersangka kita tangkap di kediamannya di Kayuagung, OKI yang berjarak sekitar dua jam dari Polrestabes Palembang, tanpa perlawanan. Tersangka yang berprofesi sebagai pengusaha onderdil atau sparepart motor/mobil ini tiba Polrestabes sekitar pukul 24.00 WIB," kata Kapolrestabes Palembang, Kombes Irvan Prawira.
Polisi kemudian gelar perkara penganiayaan perawat RS Siloam Sriwijaya dengan pelaku. Polisi menyebut pelaku nekat lakukan aksi karena emosi sesaat yang tak terbendung.
"Motif tersangka, karena emosi sesaat yang tak terbendung. Ia mengaku saat itu lelah sudah empat hari menjaga anaknya di rumah sakit tersebut. Ia emosi melihat tangan anaknya yang terluka usai di cabut infusnya oleh korban," kata Kombes Irvan Prawira.
Atas perbuatannya, tersangka kini ditahan dan dijerat Pasal 351 KUHPidana. "Ancaman hukuman 2 tahun 8 bulan penjara," ujarnya.
Selain terjerat kasus penganiayaan, Jason juga dijerat kasus pengerusakan. Jason dijerat kasus pengerusakan karena merusak telepon genggam perawat RS Siloam.
"Karena ada laporan dari korban lainnya yang ponselnya rusak oleh tersangka, maka tersangka juga kita jerat dengan pasal sesuai dengan tindak pidana pengerusakan," terangnya.
Terkait istri pelaku, polisi menyebut belum ada laporan, Bunda. Untuk diketahui, sebelumnya istri sempat memposting korban di media sosial dan menyebutnya sebagai pelaku penganiayaan terhadap anaknya.
"Ya sampai sejauh ini belum ada laporan terkait perihal tersebut. Kalau pun ada pasti akan kita tindak lanjuti," tegas Kombes Irvan Prawira.
Jason Tjakrawinata pun diberi kesempatan untuk membeberkan soal aksinya dalam penganiayaan perawat. Ia mengakui perbuatan tersebut dan akhirnya meminta maaf.
"Mendengar anak saya menangis pada saat hendak pulang dari RS Siloam, saya emosi hingga nekat mendatangi perawat tersebut di RS tersebut," kata Jason di Mapolrestabes Palembang, Sabtu (17/4/2021).
Pria yang diketahui merupakan pengusaha suku cadang mobil dan motor di Kayuagung, Ogan Komering ilir (OKI), itu mengaku bahwa yang membuatnya tambah emosi karena ia harus bolak-balik menjenguk anaknya di RS Siloam, Palembang.
"Anak saya sudah empat hari di rawat di sana dan saya harus bolak-balik untuk menjenguknya. Mendengar infus anak saya dilepas hingga anak saya menangis saya tidak terima," tuturnya.
Sambil menundukkan kepala dengan terbata-bata, Jason menyesali perbuatannya. Dia meminta maaf kepada korban dan pihak RS Siloam.
"Saya emosi sesaat dan saya menyesali perbuatan saya, saya benar-benar minta maaf kepada korban dan pihak RS Siloam," jelasnya.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Trending
Perawat Bunuh Puluhan Pasien COVID-19, Akui 'Kasihan' dengan Korban

Trending
Bantu Gelandangan Melahirkan di Pinggir Jalan, Perawat Ini Tuai Pujian Netizen

Trending
Tega! Suami Pukul Hingga Banting Istri karena Ikan Asin

Trending
Pilu! Pasien Corona Miskin Sekarat, Tanyakan Siapa yang Bisa Bayari Pengobatan

Trending
Mengenal Sosok Rufaida Al Aslamia, Perawat Wanita Muslim Pertama Dunia


7 Foto
Trending
7 Potret Terbaru Alfandy Trio Kwek Kwek Tinggal di AS, Baru Wisuda Doktoral
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda